Remaja Semakin Brutal, Islam Solusinya


Oleh; Naimatul -Jannah 
Aktivis Muslimah Asal Ledokombo -Jember 

Akhir-akhir ini, konflik sosial semakin marak terjadi dikalangan anak dan remaja. Bahkan, aksi kekerasan dilakukan anak dan remaja belakangan sudah sangat meresahkan. Kekerasan yang dilakukan oleh remaja atau kalangan pelajar adalah masalah masyarakat yang terjadi secara global. Bentuk kekerasan tersebut mencakup berbagai tindakan mulai dari intimidasi, perkelahian fisik, kekerasan seksual, dan tindak kekerasan yang lebih parah hingga pembunuhan. Seperti halnya, kasus teranyar tewasnya pelajar yang dibacok di Kota Bogor, Jawa Barat, yang terjadi pada Jumat (10/3/2023).


Sontak, kejadian atas tewasnya pelajar di Bogor yang bernama Bima Arya secara sadis itu menambah deretan angka kenakalan dikalangan pelajar. Sekaligus, menyisakan rapor merah bagi dunia pendidikan. Pasalnya, kejadian pembacokan itu melibatkan pelajar. Memang jika teramati secara riil kejadian kekerasan dikalangan pelajar bukan hal yang baru. Wajar jika, hingga saat ini terus menjadi sorotan dan perbincangan, sekaligus keluhan masyarakat.

Kenakalan remaja adalah masalah yang masih sangat sering terjadi di Indonesia. Data UNICEF tahun 2016 menunjukkan bahwa kenakalan pada usia remaja diperkirakan mencapai sekitar 50%. Data tersebut sangat menggambarkan bahwa kenakalan yang dilakukan oleh remaja di Indonesia masih sangatlah tinggi. Untuk itu, sudah semestinya masalah kenakalan remaja dilakangan pelajar perlu segera diatasi supaya tidak menjadi masalah yang terus berlarut-larut. Padahal, mestinya melalui anggaran 20% untuk pendidikan hingga pergantian kurikulum bisa berpeluang mampu membentuk generasi muda menjadi lebih baik. Berdasarkan data KPAI pada tahun 2022 ada 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk perundungan (Kompas, 13/3/2023).

Itu artinya, persoalan kenakalan dikalangan pelajar di negeri ini memiliki bobot yang sangat serius. Untuk itu, sudah semestinya sektor pendidikan bersama pendidiknya meski memiliki kemampuan memberikan yang terbaik untuk pendidikan. Termasuk, pendidikan yang baik dalam keluarga adalah harga mati. Orang tua harus punya kewajiban untuk membimbing anak-anaknya menjadi manusia berguna dengan menanamkan nilai-nilai kehidupan. Dengan demikian semakin jelas dan tegas bahwa pencegahan kekerasan pelajar memerlukan kolaborasi antara orangtua, pihak sekolah, komite sekolah, dan masyarakat pada umumnya.


Penyebab Kebrutalan Remaja

Masa muda merupakan fase ketika manusia berada di titik produkivitas yang tinggi. Semangat mereka membara dengan dukungan fisik yang tangguh. Kreativitas pemuda selalu mengundang decak kagum masyarakat. Sayangnya, potensi besar pemuda ini berkelindan dengan berbagai problem akut yang justru membajak potensi mereka.

Dunia digital yang akrab dengan dunia generasi kita saat ini ibarat dua sisi mata uang. Ada peluang, tetapi jebakannya pun banyak. Dunia maya yang menawarkan banyak kemudahan, tidak sedikit menjebak pemuda dalam berbagai masalah.

Belum lagi gim maupun film yang membuat remaja mudah banget untuk meniru visualisasi yang mereka saksikan. Sikap dan pikiran mereka seakan terformat untuk mempraktikkan di dunia nyata. Walhasil, begitu tersulut emosi, penyelesaiannya dengan kekerasan. Untuk eksistensi diri pun tidak sedikit dari remaja yang meraihnya dengan menantang maut.

Ketika membahas setiap sisi kehidupan generasi muda tidak lepas dari arah pandang mengenai kehidupan, berikut sistem yang melingkupi manusia. Tindakan yang manusia lakukan pada dasarnya ditentukan oleh pandangannya mengenai kehidupan.

Pemahamannya mengenai dari mana ia berasal, apa tujuannya di dunia ini, dan hendak ke mana setelah kehidupan dunia akan menuntun setiap tindakan manusia. Ini pula yang bakal mengontrol segala perilaku remaja. Jadi, tidak asal dan tidak berpatokan pada kesenangan semata. 

Oleh karenanya, mendiagnosis masalah remaja saat ini harus berawal dari memahami apa yang menjadi landasan berpikir mereka. Setiap hendak melakukan tindakan, pasti akan ada berbagai pertimbangan berdasarkan pemikiran tadi.

Jika kembali pada pembentukan pemikiran yang berdasarkan pada pemahaman mengenai dari mana manusia berasal, apa tujuan hidup di dunia, dan hendak ke mana setelah kehidupan ini, niscaya tidak akan ada manusia yang berbuat dengan mengandalkan perasaan atau bahkan mengedepankan emosi saat bertindak. Sayangnya, sistem sekuler saat ini membuat remaja merasa bebas untuk melakukan apa saja. Padahal, Allah bakal meminta pertanggungjawaban manusia kelak di akhirat.

Solusi Islam Atas Kebrutalan Remaja 

Islam memandang bahwa permasalahan kenakalan remaja disebabkan oleh banyak faktor, seperti rendahnya tingkat kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat, hilangnya pemahaman Islam dalam benak kaum Muslim, khususnya remaja, tidak adanya kontrol masyarakat, dan hilangnya peran negara dalam melindungi generasi dari kerusakan. Maka di dalam Islam, negara bertanggung jawab untuk menciptakan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Negara akan memenuhi kebutuhan asasi setiap individu masyarakat termasuk remaja mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.

Negara akan memberikan kemudahan kepada kepala keluarga (laki-laki) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga keluarganya. Negara akan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya bagi para kepala keluarga (laki laki), sehingga para ibu akan berkonsentrasi dalam menjalankan peran utamanya sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya di rumah.

Negara pun akan menciptakan sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam. Pemahaman Islam akan dipelajari secara menyeluruh di samping ilmu-ilmu terapan lainnya. Sehingga, lahirlah generasi yang tidak hanya menguasai sains dan teknologi, namun juga memiliki kepribadian Islam.

Negara pun akan menutup rapat semua celah yang bisa merusak generasi seperti situs-situs kekerasan, game online, dan situs-situs lainnya. Negara juga akan menerapkan sanksi yang tegas dan mampu memberikan efek jera kepada siapa pun yang melakukan tindakan kejahatan.

Inilah upaya Islam dalam mencegah dan mengatasi tindak kejahatan di tengah-tengah masyarakat termasuk kejahatan yang dilakukan oleh para remaja. Sudah seharusnya negeri ini meninggalkan sistem kapitalisme dengan segala idenya yang rusak dan beralih kepada sistem Islam. Sejarah telah membuktikan bahwa penerapan sistem Islam yang kaffah  mampu menciptakan keamanan dan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat.

Wallahu a’lam Bisshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post