Maraknya Penelantaran Bayi, Buah Busuk Sekularisme



Oleh Ummu Nida
Pengasuh Majelis Taklim


Ketika negeri ini belum mencampakkan kapitalisme sekularisme, jangan pernah bermimpi keberkahan hidup akan didapatkan. Dari hari ke hari, kerusakan yang ditimbulkan oleh sistem ini semakin masif. Tidak ada celah sedikit pun yang melahirkan ketenangan, yang ada hanyalah himpitan beban hidup yang mendera, kekhawatiran, keresahan dan segunung masalah lainnya, yang perlu pemecahan. Seperti yang  terjadi akhir-akhir ini, yaitu maraknya kasus penelantaran bayi.

Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Rini Handayani mengutarakan, sepanjang Januari hingga April 2023 telah terjadi dua kasus bayi yang dibuang oleh orang tuanya, diduga akibat hubungan di luar nikah. Kejadiannya terjadi di Kota Banjarmasin. Mirisnya, salah satu si ibu bayi berstatus belum menikah. Menurutnya, perlu gerakan masif bersama agar kasus serupa tidak terjadi lagi. Semua harus bersinergi untuk memberikan edukasi reproduksi kepada anak dan remaja serta edukasi ketahanan keluarga bagi calon orang tua. Pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, masyarakat hingga keluarga harus bekerja sama. (Republika.co.id, 06/4/2023)

Bukan hanya terjadi di Banjarmasin, kasus penelantaran bayi ini marak terjadi di berbagai daerah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat tahun 2022 ada 4,59 bayi di Indonesia yang terlantar. Dimungkinkan realitasnya lebih banyak lagi dari itu, mengingat banyak kasus dispensasi nikah dengan alasan karena hamil di luar nikah.

Apa yang dilakukan oleh KemenPPPA ini, hanyalah   ilusi, terlihat sungguh-sungguh, tetapi faktanya jauh panggang dari api. Umat harus sadar bahwa perhatian  mereka hanya mengarah pada masalah cabang saja, bukan pada pokok masalahnya. Sekularisme yang diterapkan saat ini adalah akar masalah yang sesungguhnya. Sekularisme yang melahirkan paham kebebasan adalah pemicu kehamilan yang marak saat ini. Ditambah lagi  Hak Asasi Manusia (HAM) yang diagung-agungkan di negeri ini, menjadi tameng mereka. Pelaku serasa mendapatkan perlindungan.

Jelaslah, banyaknya kasus penelantaran terhadap bayi adalah buah busuk kapitalisme sekularisme. Sistem ini telah menihilkan peran agama dalam mengatur kehidupan. Agama hanya dipahami sebatas ritual semata. Agama sebagai aturan hidup dan solusi bagi permasalahan sudah banyak diabaikan. Peran negara juga mandul dalam menjaga akidah rakyatnya. Konten-konten yang merusak seperti pornografi dan pornoaksi dibiarkan dikonsumsi oleh remaja. Padahal, negara yang bertanggung jawab dalam menjaga rakyat dari gangguan baik   secara fisik maupun pemikiran. Maka, problem sistemik ini, tidak cukup solusinya mengimbau orang tua, tetapi harus melibatkan individu, masyarakat, dan negara yang takwa. 

Islam adalah agama yang paripurna, dengan seperangkat aturan yang datang dari Allah Swt. Pencipta manusia. Hanya Islam, satu-satunya agama yang bisa menyelamatkan manusia baik di dunia maupun di akhirat. Terbukti, selama 13 abad syariat Islam diterapkan, telah membawa perubahan yang luar biasa bagi kehidupan manusia di dunia. Berkah datang dari bumi dan langit. Ketika aturannya diterapkan secara kafah, Islam akan menghilangkan kerusakan termasuk pergaulan bebas. Alhasil, tidak akan ada lagi kasus bayi yang terlantar karena perbuatan orang tuanya yang keji.

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post