Antara Kebutuhan Pokok dan Budaya Konsumtif?


Oleh : Milda, S.Pd
(Aktivis Muslimah) 

Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) geram dengan maraknya impor pakaian bekas atau thrifting. Menurutnyahal tersebut mengganggu industri tekstil dalam negeri. Presiden Jokowi pun telah menginstruksikan jajarannya yang terkait untuk mengusut serta mencari akar permasalahan dari maraknya impor pakaian bekas yang masuk ke Indonesia.  

Menanggapi hal tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan bahwa telah menginstruksikan kepada seluruh jajaran Kepolisian untuk mencari akar masalah serta melakukan pemeriksaan terkait dengan munculnya pakaian bekas impor tersebut. "Terkait dengan instruksi Bapak Presiden, saya sudah instruksikan kepada jajaran untuk dilakukan pemeriksaan," kata Sigit kepada wartawan, Jakarta, Ahad (19/3/2023). 
https://news.republika.co.id/berita/rrrbhe423/soal-impor-pakaian-bekas-kapolri-jika-ada-penyelundupan-tindak-tegas 

Kemiskinan di tengah Budaya Konsumtif 

Berbagai kondisi tersebut menunjukkan bahwa sejatinya tidak ada upaya untuk menyelesaikan  persoalan sesuai dengan akar masalah, juga tingginya kemiskinan. Yang nampak nyata justru pencitraan dan kebijakan membela pengusaha. Inilah wajah buram kapitalisme. Negeri ini justru dijadikan tempat impor pakaian bekas yang menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Masyarakat yang notabene berpenghasilan rendah dengan berbagai kebutuhan pokok lainnya sehingga untuk membeli pakaian saja kesulitan akhirnya pakaian bekas impor dianggap dapat membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dengan harga yang murah dan bermerek. 

Selain itu pakaian bekas impor rata-rata branded yang diminati para pemuda yang terbawa dengan budaya konsumtif yang semua itu mereka lakukan dengan terlihat fashionable di tengah minimnya pendapatan. 

Sungguh hal ini berimbas pada pedagang kecil dengan pendapatan yang tidak dapat memenuhi kubutuhan pokoknya sehari-hari. Ditambah lagi kehidupan hedon dalam masyarakat khususnya para generasi muda sehingga kebahagiaan hanya diukur kepuasan materi tanpa melihat membedakan mana prioritas dan hanya sekedar keinginan. Sungguh ini menimbulkan berbagai persoalan umat. Ini berawal dari kurangnya keseriusan penguasa bagi kesejahteraan masyarakat kebutuhan pokok tidak terpenuhi ditambah budaya hedonisme meracuni pikiran masyarakat. Sebab sistem kapitalisme yang masih diterapkan saat ini. Sehingga minimnya tanggung jawab negara terhadap kebutuhan pokok masyarakat. 

Solusi Islam 

Islam memiliki solusi dari berbagai persoalan umat termasuk masalah impor pakaian bekas penguasa dalam Islam akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh kebutuhan rakyat termasuk manjaga para pedagang lokal agar tidak bersaing dengan produk dari luar negeri. Dalam Islam tidak ada larangan membeli barang maupun benda lainnya, hanya saja ini masyarakat banyak. Jika beberapa individu saja tidak masalah tetapi saat ini perilaku konsumtif yang tidak dibenarkan Islam. 

Islam memberikan teladan dalam diri Rasulullah SAW bagaimana seharusnya hidup sederhana termasuk dalam berpakaian yang tidak berlebihan bahkan ingin terlihat kaya. Dalam Islam apapun yang dikenakan umat muslim harus mengantarkannya pada ketakwaan sehingga cara berpakaian pun tidak harus glamour khususnya para wanita. Allah SWT tidak memandang seseorang dari cara berpakaian telebih jika ingin dipuji orang lain melainkan dari ketakwaan  seseorang apa arti barang mewah pakaian modis justru menjauhkan seseoang dari tuntunan Allah SWT. Bahkan segala perbuatan manusia akan dimintai pertanggung jawaban kelak di akhirat. 

Penguasa dalam sistem Islam akan memenuhi seluruh kebutuhan masyarakatnya sehingga kesejahteraan akan menaungi umat. Pun halnya ketika mencari kebahagiaan yang Allah SWT ridhoi. Sehingga hari-hari senantiasa mencari ridho-Nya bahkan makin meningkatkan ketakwaan dan keberkahan negeri ini. Dengan demikian, masyarakat akan merasakan keamanan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyatnya dengan penerapan syariat Islam yang sempurna dan paripurna. Walhasil, itu semua tidak akan didapatkan dalam sistem kapitalisme yang semua ditimbang dari untung dan rugi. 

Wallahu Alam Bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post