Potret Generasi Rusak Miskin Visi


Oleh: Eka Nurkumala Iffany 
(Ummahat Peduli Umat)

Pemuda adalah harapan umat dan calon pemimpin masa depan. Jumlah pemuda di Indonesia sebanyak 64,92 juta pada tahun 2021. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah tersebut setara dengan 23,90% dari total populasi Indonesia, dengan penduduk muslim Indonesia yang berjumlah 237,53 juta / 86,9% dari populasi penduduk Indonesia, maka jumlah pemuda muslim juga sangatlah besar.

Mirisnya, saat ini kita melihat banyak fenomena yang memprihatinkan pada generasi muda hari ini. Pemuda menjadi pelaku kekerasan hingga pembunuhan, pecandu narkoba, pelaku seks bebas, penyuka sesama jenis, dan banyak juga yang mengalami masalah kesehatan mental dan ada pemuda muslim yang merasa insecure dengan identitas agamanya dan juga bangga dengan gaya liberalnya.

Potret buram remaja saat ini merupakan hasil dari sistem kapitalis sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga mereka tidak mengetahui jati diri yang sebenarnya. 

Mereka kehilangan arah dalam menjalani kehidupan ini. Dengan sistem kapitalis sekuler ini, mereka diarahkan pada kehidupan dunia yang fana ini sebatas untuk mencari harta, jabatan, bersenang-senang, hedonisme. 

Mereka hidup tanpa dibekali pemahaman bahwa setiap aktivitas yang kita lakukan di dunia ini akan diminta pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Pengarusan opini tentang pemuasan hawa nafsu yang sesat begitu kuat dan kental sehingga banyak remaja muslim yang terjerumus ke dalam kubangan kemaksiatan.

Dapat dikatakan bahwa ada fakta fabrikasi atau industrialisasi dalam mencetak pemuda muslim. Mereka menjadi abai dan lalai. Abai terhadap agama Islam, dan lalai dengan meniru gaya hidup bebas ala barat. 

Paham materialisme juga mengajarkan kepada para pemuda bahwa sukses itu ketika mereka juara dipajang seni budaya dengan suara dan goyangannya. Juara olahraga dengan otot dan tenaganya, juara olimpiade dengan otaknya. Jarang gambaran sukses itu adalah menjadi seorang pendakwah.

Media sosial pun banyak mengajari para pemuda cara hidup bebas dan obrolan komunitas pecinta seks bebas didengar, menyalurkan hasrat seksual sesuai hatinya tak peduli apa kata agama Naudzubillahi mindzalik.

Potensi berfikir kritis, inovatif, dan semangat juang pemuda muslim  dibajak sedemikian rupa oleh kaum kolonialis, orientalis, dan pembuat keputusan global. Mereka semua tidak ragu menggunakan senjata budaya, media, uang, dan militernya untuk memberdayai pemuda. Tujuannya yaitu agar mereka tidak punya peran atau kepentingan dalam mendukung Islam.

Siapapun yang peduli dengan nasib umat dan negeri harus berfikir dan berusaha untuk menyelamatkan para pemuda. Mereka adalah harapan umat pada masa depan. Hendaknya di antara umat ini ada sekelompok orang yang menyusun langkah penyelamatan pemuda muslim dari pengerusakan. Merekrut mereka menjadi seorang pembela Islam dan menyiapkan mereka menjadi calon pemimpin umat.

Selalu ada harapan dan optimisme. Fakta pun memperlihatkan masih banyak pemuda yang sudah menyadari apa tugas mereka terhadap Islam dan umat Islam. Para pemuda ini yang mesti kita jaga, kita urusi dengan pembinaan yang benar. Mereka adalah harta kita, umat Islam.

Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani, Sultan Muhammad Al Fatih menaklukan konstantinopel, yang saat itu usianya masih sangat muda. Belum lagi sosok pemuda lain di zaman Rasulullah yang menjadi pejuang yang usia yang masih muda.

Dari sosok itulah kita bisa memahami bahwa pemuda muslim adalah pionir pembaharu dan sekaligus pembela agama, pemimpin penakluk dan para ulama terkemuka. Mereka terbina dengan akidah dan syariat Islam.

Pemikiran, perasaan, dan perilaku mereka sesuai dengan ketentuan Islam. Mereka dibina langsung oleh Rasulullah SAW untuk memahami Islam. Para khalifah sepeninggal Rasulullah SAW pun melanjutkan pembinaan dan pengurusan pemuda sesuai dengan tugas dan fungsinya. 

Tugas berat para pemuda muslim ini tidak mungkin bisa ditanggung oleh  orang tua semata, saat ini kolaborasi kerja antara keluarga, masyarakat, kelompok dakwah dengan visi dan misinya. Hanya dengan itu generasi rusak hari ini bisa keluar dari kubangan kemaksiatan. Sebagaimana firman Allah: 

"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (QS. Ali Imran: 104)

Wallahu'alam bishawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post