Pendidikan Sekuler Mencetak Generasi tak Beradab


Oleh : Milda
(Aktivis Muslimah)

Kamis, 23 Februari 2023, pukul 09.00 Wita, guru olahraga memulai pelajaran dengan membagi para siswa menjadi beberapa kelompok. Setiap grup terdiri dari empat orang. Satu kelompok diminta melempar, kelompok yang lain menangkap bola. Guru juga membuat kesepakatan. Apabila ada siswa yang tidak dapat menangkap bola basket, diberi hukuman berupa push up. Murid-murid setuju.

Latihan berjalan baik sampai seorang murid bernama Itazura–bukan nama sebenarnya–dapat giliran menangkap bola. Ia gagal sehingga guru mengingatkan hukuman. Bukannya menjalani sanksi sesuai kesepakatan, Itazura menjawab dengan kata-kata yang kurang sopan. 
"Disuruh tidur, ‘kan?”

Menurut keterangan kepala SMK kepada kaltimkece.id, guru olahraga mendengar jawaban Itazura tersebut. “Mungkin gurunya sedang capek sehingga tidak sengaja murid tersebut tertendang,” terang kepala sekolah. 

Itazura segera meninggalkan lapangan sekolah. Ia pulang. Rumahnya tidak jauh dari sekolah. Ia mengambil senjata tajam sepanjang 60 sentimeter lalu kembali ke sekolah. Itazura menuju lapangan olahraga seraya berteriak mencari guru olahraga. Senjata tajamnya ia acungkan.  (https://kaltimkece.id/rupa/kesehatan/mengapa-siswa-bawa-sajam-untuk-lukai-gurunya)

Inilah potret generasi saat ini yang jauh dari Islam dan hidup dalam sistem sekuler sehingga menjadikan mereka generasi yang tidak tahu adab dan cenderung rusak. Tidak bisa dipungkiri realita generasi hari ini merupakan output dari sistem Pendidikan sekuler yang membuat makin merosotnya moral dan akhlak generasi bahkan terhadap gurunya.

Sistem pendidikan sekuler hari ini berhasil mencetak para generasi yang unggul dalam aspek akademik tetapi gagal membentuk pribadi yang mulia. Sistem pendidikan hari ini  harus segera berakhir dan penguasa harus mengambil sikap tegas untuk mengganti sistem pendidikan sekuler menjadi sistem pendidikan Islam yang tidak hanya unggul dibidang akademik, tetapi juga memiliki kepriadian Islam termasuk akhlak terhadap guru. 
Tidak hanya insiden pada fakta di atas saja, namun banyak fakta lainnya yang menunjukkan bagaimana potret buram pendidikan sekuler hari ini mencetak generasi tak beradab seperti aksi tauran, vandalisme, kekerasan seksual, dan lain sebagainya. Jauh dari karakter pemuda Islam. 

Upaya yang terus di lakukan penguasa dalam membentuk karakter yang unggul bagi generasi dalam dunia pendidikan seperti peraturan undang-undang yang dianggap mampu diterapkan dengan hukum yang ditetapkan yakni Perpres Nomer 87 Tahun 2017 terkait pendidikan karakter. Tetapi hingga saat ini belum mampu mencetak generasi yang memiliki karakter dan adab yang tinggi. 

Pendidikan yang diharapkan dapat melahirkan manusia yang terdidik dengan akhlak, tidak hanya pintar lalu bekerja tetapi juga harus membawa perubahan di tengah-tengah masyarakat. Generasi ala Islam adalah generasi yang memiliki segudang ilmu pengetahuan maupun ilmu agama. Dengan ilmu yang mereka miliki menjadikan generasi makin taat terhadap Allah Swt.

Sistem sekuler yang diadopsi generasi melahirkan generasi yang tidak bermoral, tidak beradab cenderung brutal dengan emosi yang tidak stabil bahkan rasa takut pada Allah tidak ada. Terlihat pendidikan saat ini minimnya pelajaran agama di sekolah-sekolah negeri sehingga menjadi generasi yang liberal, pendidikan yang diharapakan mampu mencetak generasi yang unggul tetapi justru memiliki kepribadian yang jauh dari harapan maupun adab. Pendidikan sekuler yang menjauhkan dan menolak pengaturan agama dalam kehidupan.

Selain itu siapapun dengan bebasnya melalukan apa saja, termasuk menganiaya guru sehingga tidak heran bahwa jika sekulerisme awal kerusakan generasi yang tidak bermoral dan beradab. Jika sistem sekuler masih dipertahankan khususnya di dunia pendidikan maka generasi makin terancam serta siap menjadi generasi jauh dari peradaban gemilang.

Berbeda dengan potret generasi muda dalam Islam yang berkepribadian Islam. Islam memuliakan guru. Bagaimana beradab kepada guru bahkan penguasa pun hormat memuliakan guru. Sebab kepribadian yang dibangun dengan berpikir yang lurus akan membentuk generasi yang khas sehingga tingkah laku generasi akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari terlebih pada seorang pendidik sebab generasi/pelajar tahu betul bagaimana memuliakan seorang guru yang memberikannya ilmu sehingga generasi yang berstandarkan Islam mampu menjadi generasi yang unggul serta memiliki pengetahuan yang luas, sehingga sadar betul bagaimana seharusnya bersikap pada guru maupun orang lain. Ditangan generasi yang memilili kepribadian Islam akan mampu membangun peradaban gemilang serta membawa pada kemashalatan umat.

Seperti pemuda dalam sistem Islam yakni Muhammad Al-Fatih, Shalahuddin Al-Ayyubi mereka di bimbing dengan guru-guru yang memiliki ketakwaan yang tinggi sehingga membawa pengaruh positif bagi para murid-muridnya. 

Ridho Allah terhadap generasi/pelajar senantiasa menaungi mereka. Bukan yang kehilangan krisis identitas serta adab terhadap guru. Kepribadian Islam akan benar-benar terbentuk jika penguasa mau menjadikan kurikulum Islam sebagai kurikulum pendidikan saat ini. Sebab mustahil pendidikan Islam terwujud dalam pendidikan sekuler sebab tidak ada ruang bagi penerapam pendidikan Islam. Sehingga antara pelajar dan guru saling bersinergi. 

Seperti Sabda Rasulullah Saw :
"Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama” (HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami). Wallahu’alam.

Post a Comment

Previous Post Next Post