Harga Melambung Jelang Ramadhan, Rakyat Terus Dipermainkan!


Oleh: Cia Ummu Shalihah
 (Aktivis Muslimah)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai terjadinya lonjakan inflasi yang rawan terjadi selama musim Ramadan dan Lebaran Idul Fitri, khususnya pada inflasi harga pangan.

Dalam hal ini, Sang Bendahara Negara memasang mata terhadap inflasi harga pangan. Terutama pada kategori pangan bergejolak atau volatile food, yang angka inflasinya masih bertengger di level 5,7 persen.

"Kita mewaspadai harga pangan ini terutama mulai masuk bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya. Ini adalah faktor yang sekarang jadi perhatian pemerintah, yaitu faktor volatile food," ujar Sri Mulyani dalam sesi konferensi pers APBN Kita, (liputan6.com/22/2/2023).

Kenaikan harga bahan pokok kerap menjadi isu yang perlu diantisipasi menjelang hari besar keagamaan, salah satunya Bulan Suci Ramadan tahun 2023. Kenaikan harga ini dapat terjadi diantaranya karena adanya peningkatan permintaan di masyarakat. Oleh karena itu, Wapres mengimbau agar hal ini dapat diantisipasi dengan baik sehingga harga yang beredar di pasaran nantinya tidak membenani masyarakat.

“Biasanya memang menjelang Ramadan itu suka ada [harga bahan pokok] yang naik, tetapi jangan sampai naiknya itu melampaui kewajaran. Fenomena di bulan Ramadan seperti itu,” imbuh Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin dalam keterangan persnya di Alila Hotel Solo, Jl. Slamet Riyadi No. 562, Jajar, Kec. Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, (Setneg.go.id/01/03/2023).

Harga Ngelonjak, Dimana Peran Negara?

Sebentar lagi Ramadhan menghampiri kita. Setiap menjelang Ramadhan, ada rutinitas yang juga selalu menyapa kita yaitu harga barang di pasaran tidak terkendali. Yang mengalami kenaikan berupa bahan pangan pokok, seperti beras, cabai rawit, minyak goreng, gula pasir, telur, dan lain-lain.

Ramadhan adalah bulan yang mulia, seharusnya suasana ruhiyah kaum Muslim semakin tinggi. Namun di saat itu pula ibu-ibu sebagai pengatur keuangan rumah tangga dipusingkan dengan persoalan kenaikan harga bahan pokok. Bisa jadi berakibat kekhusyukan beribadah menjadi agak terganggu dengan persoalan ini. Namun apalah daya fenomena ini telah menjadi rutinitas tahunan.

Masyarakat dibuat biasa dengan keadaan tersebut. Sementara negara hanya melakukan upaya praktis yang pragmatis dalam mengantisipasi kenaikan harga pangan seperti operasi pasar. Pada dasarnya harga pangan yang melonjak sehingga sulit dijangkau rakyat berpangkal dari lemahnya fungsi negara dalam mengatur sektor pertanian pangan akibat paradigma kapitalisme neoliberal.

Lonjakan bahan pangan sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menyelesaikannya sampai tuntas bukan seolah menganggap hal yang biasa dan mengabaikan penderitaan rakyat. Di mana kenaikan harga yang tajam bisa menjadi berbahaya bagi stabilitas ekonomi dan politik. Bahkan bisa menjadi kekacauan dan krisis politik yang memakan korban jiwa.

Abainya pemerintah dalam hal ini membuat masyarakat semakin tercekik, kebijakan Yang ada sangat menyusahkan rakyat. Karena bicara soal ekonomi bukan cuma soal hitung-hitungan angka, tetapi bagaimana fakta yang terjadi di masyarakat. Seyogyanya, pemerintah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang meringankan biaya hidup rakyat. Bukan malah sebaliknya. 

Pandangan Islam

Dalam daulah Islam, Negara akan mewujudkan suasana yang tenang sehingga bulan Ramadhan akan benar-benar menjadi wadah terbentuknya pribadi-pribadi yang bertakwa. Negara juga menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan pokok setiap individu masyarakat, jaminan pemenuhannya tersebut per individu secara sempurna. Tidak hanya temporar melainkan sepanjang tahun terlebih di bulan Ramadhan. Bahkan negara juga menjamin kemungkinan setiap individu untuk dapat memenuhi kebutuhan sekunder semaksimal mungkin.

Peran negara dalam sistem Islam adalah juga mewujudkan kemandirian pangan dan jaminan pasokan pangan. Sebab pangan adalah salah satu kebutuhan pokok, maka ia wajib dipenuhi oleh negara untuk kemaslahatan rakyat. 

Negara memberi jaminan kepada warganya agar seluruh warganya bisa menjalankan ibadah Ramadhan dengan penuh ketenangan, tanpa harus memikirkan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.

Kekacauan masalah pangan sepatutnya diselesaikan dengan solusi Islam dan diberlakukan sistem ekonomi Islam. Dalam Islam negara tidak boleh mengeluarkan kebijakan yang mematok harga. Rasulullah SAW bersabda, "Allah-lah yang Dzat Maha Mencipta, Menggenggam, Melapangkan rezeki, Memberi rezeki dan Mematok harga.” (HR. Ahmad dari Anas).

Wallahu a'alam

Post a Comment

Previous Post Next Post