Generasi Bermental Preman




Oleh: Ambarwati
Aktivis Dakwah di Depok

 

Tak henti-hentinya saya terperangah saking heran dengan kasus kekerasan yang dilakukan oleh generasi hari ini. Para pemuda yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan, kini begitu mudah tersulut emosi dan mengedepankan kekerasan. Akan seperti apa generasi hari ini kelak?

Sebut saja, kasus anak pejabat pajak yang kita semua tahu, menganiaya secara brutal padahal sebab yang dianggap 'sepele' sekali.  Ada juga kasus sisiwi SMP di Bone meninggal usai diperkosa ramai-ramai oleh temannya sesama pelajar. Dan juga di Purwakarta kasus pencurian yang dilakukan dengan kekerasan, korban dibacok dengan clurit. Yang diketahui para pelaku ini geng motor sky moon. Ngilu rasanya melihat fakta hari ini, begitu sadis, sudah hilang rasa kemanusiaan.

Padahal, definisi pelajar yang dahulu dikenal sebagai generasi yang identik dengan suka 'belajar' bukan 'menghajar'. Kini, seolah-olah pelajar identik dengan kenakalan yang sudah tidak wajar. Dulu rasanya kenakalan pelajar itu hanya seputar bolos sekolah, atau mencuri barang-barang yang dipengen dan itu pun karena kelainan cleptomania. Ada kekerasan, namun tidak semenjamur seperti sekarang dan itu pun biasanya pelajarlah yang menjadi korbannya. Sedangkan hari ini, pelaku sekaligus korban kekerasan itu pemuda yang bergelar pelajar. Siapa yang patut disalahkan atas rusaknya generasi yang notabene para pelajar saat ini?

Jika dilihat, semakin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh para pelajar menggambarkan ada yang salah dengan sistem yang berjalan saat ini. Mulai dari gagalnya sistem pendidikan membentuk anak didik yang beriman bertakwa dan berakhlak mulia justru bermental preman dan berlaku sebaliknya. Lalu lemahnya peran keluarga dalam meletakkan dasar perilaku terpuji hingga rusaknya masyarakat. Bahkan negara pun abai dalam mengurusi rakyatnya. Semua itu adalah buah dari kehidupan yang berdasarkan sekularisme yakni menjadikan akal manusia sebagai penentu segala sesuatu. Itulah sisten yang menjadikan generasi bermental preman.

Jauh berbeda dengan sistem Islam. Sistem Islam menjadikan akidah Islam sebagai asas seluruh aspek kehidupan, sehingga individu setiap Muslim menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak, sehingga akan hati-hati jangan sampai tergelincir dalam perbuatan jahat dan aniaya. Hal tersebut akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku sesuai dengan aturan Allah dan Rasul-Nya.

Sistem Islam juga menjadikan masyarakat dan negara sebagai pilar yang menjaga umat selalu dalam kebaikan. Masyarakat selalu melakukan amar makruf nahi mungkar dan negara juga menjalankan tugasnya salah satunya dengan menerapkan sanksi bagi rakyat yang melanggar aturan agar pelaku kejahatan merasa jera dan tidak mau mengulangi lagi perbuatannya itu.[]


Post a Comment

Previous Post Next Post