Kebutuhan Pendidikan, Tanggungjawab Siapa?


Selvilia Normadi, S.Pd
(Pemerhati Sosial)

Plt Bupati PPU, Hamdam menyampaikan curahan hatinya bagaimana kabupaten yang dipimpinnya tidak memiliki perguruan tinggi. Akibatnya, warga yang ingin mengenyam pendidikan tinggi harus terbang ke Pulau Jawa.  Untuk itu ia meminta Universitas Katolik Parahyangan (Unpar) membangun perguruan tinggi di wilayahnya sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di kawasan IKN baru tersebut. (Kompas.com)

Hal tersebut bertentangan dengan prinsip pendidikan yang tercantum di dalam Pasal 28 C UUD 1945, bahwa “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan”. Tentang hak pendidikan sendiri terdapat dipasal ayat (1) menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.” Dan UU. 20 Tahun 2003 Pasal 5 ayat (1), “Setiap warga negara punya hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Namun fakta yang terlihat pembiayaan penyelenggaraan pendidikan tinggi masih jauh dari tanggungjawab pembuat kebijakan. 

Buruknya pengelolaan pendidikan saat ini disebabkan asas yang mengatur jaminan pendidikan yang bersifat komersialisasi. Sifat ini lahir dari sistem kehidupan yang diterapkan yaitu kapitalisme, sehingga jaminan pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara justru dilimpahkan kepada swasta. Maka pemenuhan pendidikan gagal dipenuhi oleh sistem kapitalisme sekuler. Di dalam sistem saat ini,  seolah-olah biasa terjadi hal-hal seperti itu. Pendidikan dijadikan komiditas pasar,  sehingga ukuran standar kualitas pendidikan berdasarkan materi dan aspek keberhasilan dilihat dari aspek akademis tanpa melihat keimanan dan ketaqwaan. Sehingga wajar ada permintaan dari seorang kepala daerah untuk membangun universitas swasta di daerahnya. 

Output pendidikan sistem yang mengenyampingkan aturan Allah, hanya untuk bekerja atau mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini jauh dari cita-cita generasi terdahulu untuk memuliakan Islam. Cita-citanya hanya untuk materi, berlomba-lomba untuk mendapatkan kualitas pendidikan dengan nilai baik dan mendapat pekerjaan bukan karena dorongan ketakwaan dan iman bukan ataupun bermanfaat untuk Islam. Sehingga saat ini pemilik modal berlomba-lomba untuk swastanisasi perguruan tinggi untuk meraih kemenangan. 

Pendidikan adalah salah satu hal yang penting dan sangat diperhatikan oleh Islam. Hal ini terbukti dengan ditinggikan derajat orang-orang yang berilmu di atas orang yang tidak berilmu bahkan mereka dimasukkan ke dalam golongan pewaris para nabi. Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan orang yang berilmu (yang mengamalkan ilmunya) atas orang yang ahli ibadah adalah seperti utamanya bulan di malam purnama atas semua bintang-bintang lainnya." (HR. At-Tirmidzi). 

Pendidikan kebutuhan dasar manusia, Islam memandang ketersediaan pendidikan di tengah-tengah masyarakat statusnya sama dengan keamanan dan kesehatan yang wajib dipenuhi oleh negara. 
“Seorang Imam (khalifah/ kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya” (HR Bukhari-Muslim)

Pendidikan harus dipenuhi oleh negara karena negara pemimpin umat yang bisa menetapkan kebijakan dalam pendidikan. Maka negara sebagai pemandu adalah pihak yang bertanggung jawab dalam memfasilitasi pendidikan, merancang tujuan dan kurikulum pendidikan berdasarkan Al Qur'an dan Sunnah, menyiapkan pendidik yang berkualitas dan berkompeten sehingga mampu memberikan teladan bagi anak didiknya.

Islam mengatur terkait biaya pendidikan, sumber dana yang digunakan salah satunya diambil dari pengelolaan sumber daya alam. Dalam Islam tidak diizinkan individu maupun swasta memiliki ataupun mengelola sumber daya alam milik Umat.
"Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air dan api". (HR Abu Dawud dan Ahmad).

Dengan demikian, sangat mudah bagi negara menyelesaikan permasalah terkait biaya pendidikan, sehingga bukan hanya memberikan pendidikan secara gratis, namun negara juga mampu memberikan jaminan pendidikan yang berkualitas yang akan menghasilkan generasi emas.

Post a Comment

Previous Post Next Post