Fenomena PHK massal di Sistem Kapitalis


Ditulis : Tika Kartika A.md 
(Ibu Rumah Tangga & Aktifis dakwah)

Badai besar Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masal sedang melanda negeri. Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Produk Textil Propinsi Jabar (PPTPJB) Yan Mei mengatakan bahwa 64 ribu karyawan terkena PHK dari 124 perusahaan textil di jawa barat. Kondisi ini terjadi karena turunnya angka daya beli di masyarakat khususnya daya beli di negera-negara yang bertujuan expor bahkan dari banyaknya perusahan yang terdampak ada 18 perusahaan yang tutup hingga akhirnya menyebabkan PHK terhadap 9.500 karyawan.

Situasi yang sama tidak hanya terjadi untuk pelaku industri-industri textil kecil dan menengah, tetapi terjadi pula pada perusahaan-perusahaan besar. Jumlah angka expor di perusahaan besarpun ikut mengalami penurunan, angka penurunan permintaan yang semakin turun baik di masyarakat khususnya di negara-negara.

Seharusnya pemerintah dapat melakukan antisivasi untuk menangani akan terjadinya PHK massal yang berulang-ulang. Namun nyatanya gagal. Mengingat saat ini perekonomian di Indonesia belum benar-benar pulih seusai pandemi copid-19. Lalu masyarakat disuguhkan dengan naiknya Bahan Bakar Minyak (BBM) sehingga menimbulkan terjadinya biaya produksi khususnya transportasi yang ikut naik. Ditambah dengan nilai rupiah tahun ini mengalami penurunan kemungkinan daya beli di masyarakat juga akan menurun, Masyarakat akan lebih tertuju untuk menyimpan uang dollar atau berinvestasi di emas ketimbang membeli barang-barang yang tidak urgent.

Ini merupakan salahsatu dampak dari perangnya Rusia dan Ukraina, yang saat ini terasa di Indonesia. PHK besar-besaran akibat dari resesi atau pelambatan ekonomi. karena, Rusia akan terkena embargo/pelarangan perdagangan dan perniagaan sehingga Indonesia tidak dapat melakukan expor ke rusia. Selain itu, secara tidak langsung kemungkinan minyak pun akan ikut naik dan berimbas ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Lalu ditambah dengan harga komoditas gandum akan ikut naik. Pasalnya, Indonesia mengimpor Gandum dari Ukraina yang dipakai sebagai bahan utama roti hingga mie instan selain itu saat ini pelabuhan-pelabuhan pun ikut mengalami kesulitan dalam perijin impor dan expor dan masih banyak hal lainnya.

Ketika PHK massal ini terus berlanjut maka tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia akan semakin tinggi. Karena, orang-orang yang telah kehilangan pekerjaan tidak akan mampu lagi membeli dan memenuhi kebutuhan mereka. Akibatnya daya pembeli dari masyarakat akan semakin menurun. Terlebih negara yang berada dalam sistem sekuler kapitalisme tidak memberikan jaminan sosial baik dalam pendidikan, kesehatan kecuali menggantinya atau membayarnya dengan sejumlah uang.

Ini menunjukkan bahwa sistem kapitalisme telah gagal dalam menjamin dan menjalankan hak hak setiap pekerja. Karena asas mereka bertumpu pada modal. Ditambah dengan Permainan politik ekonomi yang licik terus dilakukan seperti terjadi naiknya BBM, harga kebutuhan naik, dan PHK massal terjadi. Sehingga masyarakat dapat diiming-imingi dengan pinjaman sejumlah uang. Dalam sistem kapitalis tentu uang itu tidaklah geratis, selain uang itu harus kembali, ada bunga besar yang harus di bayar.

Untuk memperoleh kesejahteraan dalam sistem sekuler kapitalisme sangatlah berat, karena yang kuat yang dapat, dan yang lemah terimalah kekurangannya. Sangat tidak manusiawi. PHK masal menunjukkan gagalnya sistem yang di terapkan saat ini. Saatnya umat belajar mengenali syari'at Islam secara menyeluruh, agar bisa tergambar cara meraih kebaikan di dunia dan akhirat, butuh penerapan syariat Islam dalam naungan khilafah.

Ketika negara khilafah tegak, maka sistem perekonomian akan tetap stabil tidak akan terjadi inflasi atau resesi ekonomi seperti saat ini. pendidikan dan kesehatan difasilitasi oleh negara dan masih banyak lagi kelebihan disaat kita hidup di dalam naungan negara khilafah. Khilafah mengutamakan kesejahteraan dan keamanan masyarakat yang mana merupakan adalah salah satu tujuan negara khilafah. Maka dari itu khilafah wajib untuk di tegakkan.


Wallahu'alam

Post a Comment

Previous Post Next Post