Fenomena Kekeringan Meluas: Alamiah Semata atau Ada Salah Tata Kelola?


Oleh Ratna Sari Dewi 

Dunia sedang mengalami salah satu kekeringan paling meluas dalam beberapa dekade terakhir. Sejumlah wilayah bahkan memecahkan rekor. Sementara kekeringan "kilat" yang terjadi secara tiba-tiba, juga menjadi lebih umum.

Kekeringan panas hari.Hari ini secara bersamaan sedang dialami Amerika Utara, Eropa dan Mediterania, dan China. Namun wilayah lain juga terkena dampak parah, termasuk Afrika Timur, Amerika Selatan, beberapa wilayah Asia dan beberapa bagian Australia. 

Indonesia negara dengan sumber air yang melimpah, karena menyimpan 6 % air di dunia. Juga mengalami kekeringan yang cukup parah.

tirto.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar mewaspadai ancaman bencana kekeringan di enam wilayah yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Wilayah-wilayah yang terancam bencana kekeringan mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari dengan peluang di atas 70 persen," kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG, Rahmattulloh Adji dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2022). 

Kekeringan meteorologis merupakan kekeringan yang disebabkan karena tingkat curah hujan di suatu daerah dibawah normal, terjadi di bulan Juli meliputi wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi utara, Sulawesi tengah, Maluku, Papua dan Papua barat.

 Di Lombok Timur, bencana kekeringan sudah terjadi di 175 titik di delapan kecamatan. Di NTB sudah ada wilayah yang diberlakukan tanggap darurat kekeringan, yakni Kabupaten Lombok Timur dan Sumbawa. Situasi ini tidak hanya memicu krisis air untuk memenuhi kebutuhan warga, tetapi juga potensial menyebabkan krisis pangan hingga penyakit yang mengancam. 

Delapan daerah di NTB darurat kekeringan yang berdampak pada 570.464 jiwa. 

Keringan tidak hanya melanda Indonesia tetapi melanda seluruh dunia. Sistem yang diterapkan sistem yang salah dan merusak. Ditangan peradaban barat sekuler kapitalisasi.

Bumi menderita kerusakan yang sangat parah. Padahal kekeringan ditambah perubahan iklim yang sangat parah. Tentu saja memperburuk kondisi kesehatan masyarakat. Kekeringan menyebabkan sulitnya air bersih dijangkau oleh masyarakat.

Berdampak pula dari segi ekonomi. Sungai-sungai yang dijadikan tempat berlabuh kapal untuk pendistribusian barang-barang terhambat. 

Lingkungan yang rusak dengan penebangan pohon secara ilegal logging memperparah kekeringan yang saat ini dialami. Pada musim kemarau banyak hutan lindung akibat penebangan hutan liat menjadi kawasan sapanah dengan kondisi tanah yang retak diakibatkan tidak ada resapan air, dan pada saat musim hujan retakan tanah ini akan mengakibatkan longsor.

Kerusakan lingkungan dengan diterapkan sistem kapitalisasi sekuler yang secara pasif memperparah masalah yang terjadi. 

Seharusnya pemerintah melakukan dengan sigap untuk menanggulangi bencana kekeringan dan bencana alam lain. Bukan malah berpihak terhadap para kapital dengan sebagai regulator kebijakan.

Di telisik bahwa bencana kekeringan ini disebabkan deforestasi hutan yang dilakukan para kapital dengan rakus. Pemerintah dengan undang undang-undangnya melakukan jor-joran izin kepada para kapital untuk melakukan deforestasi. Membuka lahan hutan lindung menjadi perkebunan kelapa sawit. 

Di perparah dengan tata kelola sumber daya alam di sistem kapitalis dengan menyerahkan sumber daya alam dikelola oleh pihak swasta. Menyebabkan sumber mata air secara sepihak di kuasai oleh para pengusaha kapital yang hanya memikirkan keuntungan belaka. Puluhan juta jiwa mengalami krisis air bersih dan sanitasi yang memadai. Kondisi ini semakin tahun semakin parah jika musim kemarau datang.

Sejatinya sudah seharusnya pengaturan alam semesta dikembalikan kepada Sang pemilik alam semesta yaitu Allah SWT.

Sistem kehidupan tersebut yaitu  sistem khilafah  Islamiyyah yang sesuai dengan aturan Allah SWT.

Sejarah telah mencatat kota-kota Islam abad pertengahan dibawah negara khilafah sudah memiliki sistem manajemen dan pasokan air yang sangat maju untuk mengalirkan air bersih ke seluruh wilayah. Hal ini ditandai dengan air di sungai, qanal atau kanat yakni saluran air bawah tanah, mengalir ke seluruh wilayah Khilafah. 

Dalam mengatasi persoalan-persoalan ini negara Khilafah berlandaskan dengan prinsip-prinsip yang shahi. Diantaranya pertama hutan secara umum memiliki fungsi ekologis dan metreologis yang di butuh juta jiwa yang ada di seluruh dunia dan sumber mata air yang berpengaruh luas bagi kehidupan umat manusia. 

Sumber mata air, sungai, laut dan hutan secara umum adalah kepemilikan secara umum, sesuai dengan hadits Rasulullah Saw yaitu: 

" Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu Padang rumput, air dan api" hadits riwayat Abu Dawud dan Ahmad

Hadits diatas menjadi dasar hukum Islam tentang satatus mata air, hutan, sungai, api dan tambang adalah kepemilikan umum menjadi tidak di benarkan di miliki secara individu.

Akan tetapi setiap individu memiliki hak yang sama dalam pemanfaatan. 

Kedua negara wajib hadir secara benar dalam pengurusan kepemilikan umum dan menyalurkan dan di manfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat banyak.

Negara tidak dibenarkan memberi hak konsersi secara pribadi untuk kepentingan para kapital. Negara wajib menjalankan tugasnya dalam periayaan harta kepemilikan umum ini sesuai syariat Islam karena negara adalah pengurus urusan umat. Negara adalah imam pemimpin umat. Sesuai hadits Rasulullah Saw yaitu: 
Imam adalah ibarat pengembala dan hanya dialah yang bertanggung jawab atas gembalanya ( hadits riwayat Muslim)

Ketiga negara berkewajiban mendirikan industri air bersih perpipaan agar dengan mudah dalam pemenuhan air bersih utk masyarakat. Dikelolah oleh negara sebagai kepemilikan umum untuk kemaslahatan umat. 

Negara harus memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi. Memberdayakan para pakar terkait berbagai upaya tersebut. Seperti pakar ekologi, pakar hidrolik, pakar kimia dan ahli kesehatan demi mengatasi kelangkaan air bersih dan masalah kekeringan.

Sungguh indah hidup dalam naungan Islam dengan sistem khilafah Islamiyyah. Seluruh makhluk hidup tak hanya manusia seluruh alam pun menjadi menjadi rahmatan Lil Al-Amin. 

Sudah saatnya kita bangkit umat Islam dari keterpurukan sistem kapitalisasi dengan cara dakwah sesuai metode Rasulullah Saw.

Post a Comment

Previous Post Next Post