Wabah Belum Berakhir, Hepatitis Misterius Mengancam

Oleh: Nurul Rabiatul Adawiyah

Belum berakhir wabah covid-19 kini kita berhadapan dengan masalah kesehatan baru yaitu, munculnya penyakit hepatitis misterius yang lebih rentan terjadi pada anak-anak juga remaja.

Padahal di beberapa negara sebut saja di Cina tepatnya di Beijing, Shanghai dan juga Zhengzon wabah covid-19 masih terus memakan korban hingga kini. Bahkan saat ini beberapa ibu kota di Cina menutup puluhan stasiun Metro dan rute Bus, sebagai upaya menghentikan penyebaran Covid-19. Sekaligus menghindari nasib seperti Shanghai saat jutaan penduduk telah dikunci ketat selama lebih dari satu bulan. Banyak kerugian yang terjadi di Cina disebabkan munculnya kembali wabah Covid-19 (Tribungorontalo.com, kamis 5/5/22).

Namun kini di Indonesia dan juga beberapa negara lain mengalami gangguan kesehatan baru yaitu munculnya penyakit hepatitis akut. Apa itu hepatitis akut ?? Hepatitis akut adalah kondisi peradangan pada lever. Kondisi ini paling umum disebabkan oleh inveksi virus, selain itu hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Akan tetapi mengenai munculnya penyakit hepatitits ini belum diketahui penyebabnya. Padahal sudah diperiksa di luar negeri untuk mengetahui penyebabnya kenapa bisa muncul penyakit hepatitiis? Tetapi hasil dari pemeriksaan laboratorium yang telah dilakukan pada waktu itu dan hepatitis baik itu tipe A,B,C,D dan juga E tidak ditemukan apa yang menjadi penyebab dari penyakit hepatitis tersebut.

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun. Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya 10% memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.

Adapun di Indonesia penyakit hepatitis akut ini diketahui setelah 3 pasien anak dirawat di RSUPN yang dimana 3 pasien anak tersebut meninggal dunia dalam waktu yang berbeda dengan rentan dua pekan terakhir. Pada saat itulah kemudian Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, Kementerian Kesehatan saat ini tengah berupaya untuk melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut. Utamanya melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap.(CNBC Indonesia, 8/5/22).

Setidaknya dalam dunia kesehatan, hepatitis setidaknya bisa dicegah dari dua aspek, yakni kualitas makanan atau bahan pangan dan imunitas terhadap virus penyebabnya. Selain vaksinasi, dua aspek tersebut diupayakan dan dipenuhi oleh penguasa dalam mengambil kebijakan.

Semua negara semestinya mewaspadai agar ada langkah cepat dan tepat agar tidak berpotensi menjadi wabah yang meluas. Namun KEMENDIKBUTRISTEK sama sekali tidak ada rencana menghentikan aktivitas pembelajaran tatap muka atau PTM khususnya di Indonesia. Sebab segala penyakit yang mudah menyebar harus secepatnya di cegah sebelum virus hepatitis lebih memakan banyak korban, akan tetapi nampaknya mereka tidak mengambil pelajaran pada kasus sebelumnya, yaitu Covid-19.

Ledakan kasus covid-19 dan munculnya hepatitis yang banyak mengancam jiwa anak menunjukan bahwa wabah penyakit belum berakhir. Kebingungan dan kegagapan sistem demokrasi dalam menanggani kesehatan masyarakat telah gagal. Padahal kesehatan merupakan salah satu nikmat dan tonggak pembangunan kualitas generasi.

Urusan umat tidak bisa ditangani dengan skema kerja individualistis. Sudah semestinya ada serangkaian tindakan penguasa yang secara normatif mengakomodasi berbagai aspek demi menjaga kesehatan warganya. Termasuk hal-hal selain kesehatan terkait penunjang kesehatan, seperti ekonomi, pendidikan, ketahanan pangan, serta politik.

Di sinilah titik yang menunjukkan betapa urgen suatu kepemimpinan ideologis bagi suatu negara. Itu pun harus dengan ideologi sahih, yakni ideologi Islam agar segala sesuatunya berjalan sesuai fitrah penciptaan dari Allah Taala dan keterikatan terhadap hukum syariat juga dapat terjamin.

Individualisme adalah derivat kapitalisme yang tidak lain adalah ideologi yang sampai kapan pun pasti menyesatkan sehingga mustahil membawa keberkahan hidup.

Rasulullah Saw. bersabda, “Imam/Khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat diurusnya.” (HR Muslim dan Ahmad).

Rasulullah saw. juga pernah bersabda, “Ya Allah, siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku kemudian ia menyusahkan mereka, maka susahkanlah ia; dan siapa yang mengemban tugas mengurusi umatku dan memudahkan mereka, maka mudahkanlah ia.” (HR Muslim dan Ahmad).

Hadis-hadis ini harus senantiasa memotivasi para penguasa agar amanah dalam mengemban kekuasaan. Memimpin adalah mengurusi urusan masyarakat. Menjabat bukanlah untuk mengumpulkan harta.

Kesehatan adalah salah satu sektor yang tidak semestinya dikapitalisasi sebagaimana dalam kacamata kapitalisme selama ini. Kesehatan adalah aspek yang harus diurusi dengan sebaik-baiknya oleh penguasa melalui kebijakan-kebijakan yang manusiawi dan tepat sasaran. Sehingga warganya sehat dan mampu berkarya membangun negara.

Wallahualam Bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post