RIBUAN CALHAJ ALAMI MASALAH ADMINISTRASI


Oleh : Serlida Fitriananda 
(Aktivis Kampus Palembang)

Kurang dari sebulan jamaah haji RI kloter 1 akan diberangkatkan. Dengan jadwal pemberangkatan pada 4 Juni 2022, tentunya pemerintah harus mengebut semua persiapan haji  dalam waktu singkat. Meski terbilang mepet, umat masih berharap agar semua elemen dari hal makro hingga perihal teknis bisa disiapkan sebaik mungkin. Semua demi keselamatan dan kenyamanan para jamaah. (Republika.id, 22/5/2002)

Sekitar 17 ribu calon haji Indonesia diduga bermasalah administrasi dalam proses registrasi pemberangkatan ke Arab Saudi. "Kemungkinan ada masalah registrasi dari sekitar 17 ribu calon haji. Itu yang akan kami tuntaskan," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy di Jakarta, Kamis (19/5/2022). 

Haji adalah satu dari lima rukun Islam. Seorang muslim berlomba-lomba untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, salah satunya adalah mengupayakan untuk melakukan ibadah haji. Kabar baik di tahun 2022, pelaksanaan ibadah haji kembali dibuka. Umat Islam yang menanti sejak merebaknya covid-19, akhirnya bersuka cita berharap tahun ini bisa segera pergi untuk memenuhi panggilan-Nya.

Namun, lagi-lagi. Di tengah era kapitalis-sekuler, Umat Islam terus saja mengalami suatu realita yang tak mengenakkan. Ketika Arab Saudi membuka kembali Pelaksanaan Haji berikut pula juga mengeluarkan persyaratan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya yaitu syarat vaksinasi COVID-19 minimal vaksin lengkap, PCR 72 jam sebelum keberangkatan, dan syarat maksimal umur di bawah 65 tahun. 

Hal ini, menunjukkan pemerintah Indonesia tidak bisa mengantisipasinya. Sehingga sekitar 17 ribu Calon Haji (Calhaj) terancam tidak bisa mengikuti haji tahun ini, diduga karena bermasalah di bidang administrasi dan proses registrasi. Terbukti bahwa negara tidak melayani umat dengan baik. Seharusnya, negaralah yang menjamin kebutuhan dan memudahkan urusan umat.

Dalam sistem kapitalis-sekuler hanya akan melahirkan pemimpin yang berfokus pada kapital saja. Sehingga pelayanan umat yang seharusnya maksimal malah terabaikan. Berkaca pada Kekhilafan Sultan Abdul Hamid II, beliau mengupayakan untuk memudahkan kaum muslim melaksanakan haji dengan membangun infrastruktur, dengan pendanaan dimulai dari diri sendiri, tak luput juga media-media besar, perusahaan perseorangan dan umat berlomba-lomba dalam melakukan investasi akhirat. Dana yang dikumpulkan berasal dari umat dan tidak berasal dari investasi asing.

Pemimpin yang berideologi Islam, akan menjadikan Islam sebagai landasannya. Pemimpin akan berperan sebagai sebaik-baiknya pelayan ummat dan akhirnya, Islamlah yang menjadi satu-satunya solusi dari semua problematika kehidupan. Wallahu A'lam Bisshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post