KONSUMERISME DAN PROBLEM KAPITALISTIK SAMPAH

Oleh : Junari, S.I.Kom

Sampah kerap kali menjadi pembahasan yang utama yang tidak jauh dari aktivitas masyarakat. Kerusakan alam disebab faktor utamanya adalah sampah begitu pula dengan adanya banjir karena ada tumpukan sampah di selokan. Sampah sudah menjadi perbincangan yang dianggap biasa, akan tetapi membawa dampak yang cukup besar yang jika dibiarkan berlarut maka akan mengancam lingkungan hidup. Tumpukan sampah diluar dari perkiraan mengakibatkan kewalahan dalam pengelolaan.

Maka dari itu pemerintah Jawa Barat memprioritaskan dalam mengatasi sampah yang bertumpuk dan mengarahkan pasukan kebersihan dua kali lebih banyak untuk mempersihkan sampah mendekati sholat Id.

Di balik euforia hari raya yang lebih meriah dibanding dua tahun belakangan, ada lonjakan volume sampah yang perlu diantisipasi. Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil menyatakan. "Pasukan telah kami lipat gandakan untuk mengantisipasi penumpukan sampah, dan memastikan hitungan minimal dua jam tempat-tempat yang terlihat tumpukan sampah bisa kita bersihkan, termasuk tempat pelaksanaan Shalat Id,” ujarnya. (REPUBLIKA.CO.ID, 02/05/2022).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung, Dudy Prayudi memprediksi peningkatan volume sampah hingga 60 ton di hari lebaran. "Tonase di hari biasa sekitar 1.200 ton, kita prediksi peningkatan ke 1.250-1.260 ton per hari di hari lebaran," ujar Dudy. Penambahan sampah, kata dia, tersebar di tempat wisata dan pusat kegiatan lebaran. (REPUBLIKA.CO.ID, 02/05/2022).

Pemerintah pun mengarahkan masyarakat bisa memisahkan sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik, kata dia, bisa diolah dijadikan pupuk kompos. Sementara untuk sampah anorganik, dikumpulkan dan bisa dikirimkan ke bank sampah yang tersebar di kelurahan dan kecamatan. (REPUBLIKA.CO.ID, 02/05/2022).

Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak menjalin kerja sama dengan PT Kusuma Jaya Agro untuk pengolahan sampah dan co-firing sebagai bahan bakar energi baru terbarukan. Kerja sama tersebut dituangkan dalam sebuah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang ditandatangani oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dan Direktur PT Kusuma Jaya Agro Raden Hidayatullah Kusuma Dilaga. (GenPI.co, 29/04/2022).

"Pihak kami menyediakan sarana angkutan untuk sampah-sampah yang akan dikelola pabrik co-firing dan lain sebagainya," terang Edi. Produksi sampah di Kota Pontianak hampir mencapai 400 ton per hari. (GenPI.co, 29/04/2022).

Penumpukan sampah bukan hal yang baru, sampah ada sepanjang banyaknya kegiatan penduduk yang menempati wilayah seperti adanya hajatan, hari raya Id, pesta dan acara lainnya sehingga mengakibatkan tumpukan sampah yang tidak mampu ditangani. Hal ini karena didorong gaya hidup konsumtif yang mendera masyarakat, adanya rasa puas dalam belanja dengan melakukan pemborosan yang seharusnya perbelanjaan yang digunakan harus sesuai kebutuhan bukan keinginan.

Sampah adalah salah satu problematik dalam sistem kapitalisme yang mendorong hidup konsumtif. Sebab akidah kapitalisme lahir dari pemisahan agama dari kehidupan, dengan beragam cara mengatasi problem sampah hanya berputar diantisipasi dampak. Tanpa mengatasi akar masalah untuk menuntaskan permasalahan, solusi yang ditawarkan pun seperti tambal sulam. yakni dicegah sebatas cara menanganinya bukan pada akar permasalahan.

Kapitalisme hancur bersama rusaknya idoelogi yang dijadikan pandangan hidup. Dari akarnya tidak mampu mengatasi secara mendalam problem yang dihadapi sehingga hanya menawarkan bersifat solusi sementara. Sebab kapitalisme bukanlah idoelogi atau pandangan hidup yang tepat yang dijadikan pengatur urusan umat. Akan tetapi ada aturan di luar dari itu yang akan mengatur urusan umat, bukan dari penguasa, pejabat bahkan pemimpin dalam sistem sekuler. Melainkan kembali pada fitrah manusia sendiri yang membutuhkan pengaturan secara menyeluruh.

Walhasil hanya kembali kepada Islam sebab Islam bukan saja agama spritual akan tetapi Islam adalah agama yang sempurna, yang mendorong produktifitas dan tidak melarang konsumsi. Namun, Islam mendorong manusia memiliki gaya hidup bersahaja, mengkonsumsi sesuai kebutuhan dan melarang menumpuk barang tanpa pemanfaatan. Hal ini di akibatkan dorongan keimanan. Segala dalam pengontrolan manusia akan dimintai pertanggungjawaban di hari kelak, firman Allah Swt.

"Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur hamburkan (hartamu) secara boros, sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya." (TQS. Al-Isra:26-27)

Dalam daulah Islam rakyat akan diajarkan cara hidup sehat dengan memiliki dorongan kesadaran terhadap mengkonsumsi sesuai kebutuhan bukan keinginan. Sebab segala yang dikonsumsi akan dimintai pertanggungjawaban di hari kelak. Umat muslim yang taat akan syariah akan mengikuti segala yang di perintah oleh pemimpin Khalifah yang menerapkan syariat dengan mengharapkan rida Allah.

Islam pun menawarkan solusi yang tepat yang merubah mulai akar permasalahan. Sebab daulah Islam akan mendorong hidup sehat, cinta lingkungan, serta mengunakan sesuai pada kebutuhan umat. Sampah pun akan dipisahkan mulai dari desa, camat sampai dengan pemimpin tertinggi Khalifah yang akan dibagi dan bertanggung jawab atas kesehatan lingkungan di sekitar. Sampah pun akan dipisahkan setelah itu akan di kumpulkan satu tempat dalam satu desa, maka sampah yang ada akan mampu di atasi.

Hanya kembali pada fitrahnya umat muslim akan merasakan kedamaian dalam lingkungan hidup yang sehat yang diterapkan oleh Khalifah yang menjadikan syariat sebagai pengurus urusan umat. Bukan lagi umat sendiri yang mengatur cara hidupnya dengan aturan yang di sepakati akan tetapi butuh yang mengontrol total yaitu menjadikan Al-Qur'an dan hadist sebagai pegangan yang akan dijadikan pandangan hidup.

Walahuallam Bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post