Empat Dampak LGBT yang Mengancam Generasi


“Setidaknya ada empat dampak LGBT yang mengancam generasi,” ungkap Ustazah Nurhasanah dalam Kajian Bulanan Muslimah: Selamatkan Generasi dari Bahaya Penyimpangan, Ahad (22/05/2022) di Masjid Muhajirin Depok.

Adapun keempat dampak tersebut yakni: Pertama, dampak kesehatan. “Dampak LGBT dari segi kesehatan akan mengakibatkan berbagai macam penyakit seperti kanker anal atau dubur, kanker mulut, meningitis dan HIV/AIDS,” terangnya.

Kedua, dampak sosial. “Seorang gay akan sulit mendapatkan ketenangan hidup karena selalu berganti ganti pasangan. Menurut penelitian, seorang gay mempunyai pasangan antara 20-106 orang per tahunnya. Sementara pasangan zina saja tidak lebih dari 8 orang seumur hidupnya,” bebernya.

“Begitu juga, sebanyak 43 persen orang gay yang didata dan diteliti, seumur hidupnya melakukan homoseksual dengan 500 orang. 28 persen melakukannya dengan lebih dari 1,000 orang.  79 persen melakukannya dengan pasangan yang tidak dikenali sama sekali dan 70 persen hanya merupakan pasangan kencan satu malam atau beberapa menit saja,” tambahnya.

Ketiga, dampak pendidikan.Penelitian membuktikan pasangan homo menghadapi permasalahan putus sekolah lima kali lebih besar dari pada siswa normal karena mereka merasakan ketidakamanan dan 28 persen dari mereka dipaksa meninggalkan sekolah,” ujarnya.

Keempat, dampak keamanan.Kaum homoseksual menyebabkan 33 persen pelecehan seksual pada anak-anak di Amerika Serikat (AS), padahal populasi mereka hanyalah 2 persen dari keseluruhan penduduk negara itu,” tegasnya.

Sementara itu, di Indonesia melalui riset melalui bantuan Google dalam kurun waktu 2014 hingga 2016, telah terjadi 25 kasus pembunuhan sadis dengan latar belakang kehidupan pelaku dan atau korban dari kalangan pelaku homoseksual,” bebernya.

“Mengapa semua ini terjadi? Apakah semata penyimpangan genetik?” tanyanya retorik di hadapan sekitar 70 Muslimah se Depok.

Lanjutnya, ternyata ini masalah sistemik yang terorganisir yakni lahir dari paham sekularisme, dengan standar manusia, sistem kehidupan yang kapitalisme, kehidupan keluarga yang lemah dan dalam keluarga tidak diterapkan hukum fiqih dan pergaulan yang sesuai syariat.

 “Adapun untuk menjaga keluarga dari penyimpangan ini dengan menanamkan prinsip hidup seorang Muslim untuk beribadah, memahamkan aturan syariat (adab tidur, adab bergaul), mengajarkan perbedaan jenis kelamin, mengarahkan gharizah (naluri) dengan rangsangan yang tepat dan menjauhkan dari pemikiran dan rangsangan yang akan merusak atau berubah fitrah,” pungkasnya.[] Alifvia


Post a Comment

Previous Post Next Post