Tindakan Aparat Khusus Ciptakan Kembali Keresahan Umat Islam



Oleh S. Yuniawati
Guru & Aktivis Muslimah


Tewasnya dr. Sunardi pada Rabu (09/03/2022) menambah deretan dosa besar tim aparat khusus terhadap kaum muslim. Banyak umat muslim yang masih berstatus tersangka, bahkan hanya terduga teroris, ditindak aparat khusus (Densus 88) dengan brutal hingga tidak sedikit yang tewas di tempat.

Aparat boleh saja menggunakan senjata sebagai upaya terakhir, tetapi harus dalam situasi luar biasa untuk melindungi keselamatan dirinya. Sedangkan menurut pemberitaan media, dr. Sunardi yang berjalannya saja memakai tongkat, tidak membawa senjata yang dapat membahayakan aparat. Seharusnya, ia tidak usah ditembak di tempat, apalagi yang ditembak adalah punggung dan pinggang yang dekat dengan organ vital.

Kuasa hukum Sunardi sekaligus anggota tim advokasi Islamic Study and Action Center (ISAC) Endro Sudarsono mengatakan pihaknya akan mengadukan persoalan ini ke Komnas HAM, Komisi III DPR, hingga Kompolnas. Dia mau agar penangkapan berujung kematian ini bisa diinvestigasi.

Keberadaan aparat khusus sejatinya tercipta untuk mengamankan masyarakat dari tindakan teror. Namun kenyataannya, kekejaman demi kekejaman oleh aparat khusus makin meresahkan masyarakat, terutama keluarga korban yang akhirnya kehilangan orang terkasihnya.

Padahal yang meresahkan publik sekarang ini bukanlah aksi terorisme, melainkan kelangkaan minyak goreng, naiknya harga-harga kebutuhan pokok, hingga kesulitan akibat pandemi. Oleh karenanya, lumrah ketika publik menganggap aparat khusus menjadi alat penguasa untuk mengalihkan isu dari buruknya pengelolaan negara. Pasalnya, isu terorisme kerap kali terlihat keganjilannya.

Sebenarnya, jika kita telisik lebih dalam dari awal mula terbentuknya aparat khusus, kita akan mendapati bahwa pasukan ini dibentuk sebagai respon atas seruan dunia memerangi “terorisme”.

Pada akhirnya, publik makin heran ketika aksi terorisme ditujukan hanya pada kaum muslim. Kafir penjajah dengan segala daya dan upayanya akan terus menghadang kebangkitan Islam. Tidak peduli jutaan nyawa manusia melayang, mereka akan terus melumpuhkan Islam. 

Mereka sangat paham jika umat Islam kembali pada ajaran-Nya dan Khilafah kembali tegak, peradaban busuk mereka akan hancur. Mereka pun sangat paham bahwa sesungguhnya yang mereka lakukan hanyalah mengulur waktu hingga tiba saatnya Islam meraih kemenangan.

Untuk itu umat harus sadar dengan berbagai kerusakan yang terjadi hari ini. Saat aturan Islam dijauhkan, umat sulit untuk bangkit. Maka aktivitas dakwah harus terus berjalan agar umat berubah dan meraih kebangkitan hakiki. 
Allahu Akbar!

Post a Comment

Previous Post Next Post