Sistem Islam, Solusi Tuntaskan Diskriminasi


Oleh Tsani Tsabita Farouq
Aktivis Dakwah


Penindasan dan diskriminasi kepada umat muslim kini terjadi lagi. Dikutip dari Jakarta, CNN Indonesia, India kembali menjadi sorotan setelah diduga menerapkan kebijakan yang mendiskriminasi umat minoritas Muslim di negara itu.

Baru-baru ini, sejumlah siswi di India menggelar demonstrasi dengan belajar di luar sekolah karena tak diperbolehkan masuk gedung jika memakai kerudung atau hijab. Demonstrasi para siswi Muslim ini dikabarkan telah berlangsung sebulan terakhir hingga memantik perhatian netizen. Meski begitu, sejumlah sekolah di India malah ikut menerapkan aturan larangan berhijab.

Situasi ini kembali membuat resah sekitar lebih dari 213 juta warga Muslim di India atau setara 15,5 persen populasi negara. Sebab, umat Muslim India telah lama menjadi target persekusi. Bentrokan antara umat Muslim dengan umat nasionalis Hindu India juga tak jarang terjadi.

Kejadian kriminalisasi terhadap kaum muslim yang terjadi di India menjadi potret kekeliruan sistem sekuler yang mencegah partisipasi penuh umat Islam untuk melaksanakan kewajibannya.

Islamofobia yang digemborkan menjadi pemicu prasangka dan kebencian terhadap muslim dan Islam sehingga menghasut rasisme yang terjadi saat ini. 

Di dalam sistem demokrasi yang menjunjung kebebasan beragama, mereka hanya menjamin untuk memeluk agama tertentu saja selain itu mereka tidak bisa mengakomodasi keyakinan agama individu, dengan kata lain umat Islam tidak akan pernah diterima sepenuhnya dalam sistem ini.

Hal ini harusnya menjadi pengingat bagi umat Islam di seluruh dunia bahwasanya mereka tidak boleh menaruh harapan pada sistem sekulerisme-kapitalis karena untuk melindungi hak dan untuk menjalankan kewajiban mereka untuk taat kepada Allah pun dipersulit.

Hanya di dalam sistem Islam sajalah baik muslim maupun non muslim bisa menjalankan hak untuk menjalankan keyakinan agamanya masing masing dan jauh dari pelecehan juga diskriminasi antar warga berdasarkan agama, suku, ras atau jenis kelamin.

Allah Swt. berfirman:

ÙˆَÙ…ِÙ†ۡ Ø¡َايَٰتِÙ‡ِÛ¦ٓ Ø£َÙ† تَÙ‚ُومَ ٱلسَّÙ…َآØ¡ُ ÙˆَٱلۡØ£َرۡضُ بِØ£َÙ…ۡرِÙ‡ِÛ¦ۚ Ø«ُÙ…َّ Ø¥ِØ°َا دَعَاكُÙ…ۡ دَعۡÙˆَØ©ٗ Ù…ِّÙ†َ ٱلۡØ£َرۡضِ Ø¥ِØ°َآ Ø£َنتُÙ…ۡ تَØ®ۡرُجُونَ 

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui." (Ar-Ruum : 22)

Islam hadir memberikan rahmat untuk alam semesta bukan hanya manusia saja. Islam mampu menyatukan umat manusia dari berbagai ras, warna kulit, suku, maupun latar belakang agama menjadi sebuah masyarakat yang khas. Semua itu terwujud dan sudah dipraktikan ketika Khilafah Islam diterapkan selama lebih dari 10 abad di 2/3 dunia. 

Hal ini pun jelas diakui oleh sejarawan Will Durant dalam bukunya The Story of Civilization “Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupannya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka…” 

Dengan demikian hanya sistem Islam yang seharusnya menjadi harapan satu-satunya umat Islam untuk keluar dari berbagai macam bentuk diskriminasi dalam menjalankan syariat agamanya.

Wallahu’alam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post