Sikap Dunia Islam Terhadap Krisis Ukraina


Oleh : Hj. Padliyati Siregar,ST

Rusia resmi menyerang Ukraina pada Kamis (24/2/2022). Aksi Rusia langsung menyasar kota besar Ukraina seperti Kyiv, Odessa, Kharkiv dan Mariupol. Sejumlah negara mengkritik keras tindakan Rusia tersebut, termasuk Indonesia. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menilai aksi Rusia meningkatkan eskalasi konflik senjata dan membahayakan keselamatan masyarakat serta berdampak bagi keamanan kawasan. Indonesia mendesak agar negara-negara terkait menghormati aturan hukum yang berlaku. 

Mengecam setiap tindakan yang nyata-nyata merupakan pelanggaran wilayah teritorial dan kedaulatan suatu negara, kata Faiza dalam keterangan secara daring, Kamis (24/2/2022). Indonesia menegaskan kembali agar semua pihak mengedepankan perundingan dan diplomasi untuk menghentikan konflik dan mengutamakan penyelesaian damai. Apalagi, Indonesia berhubungan baik dengan Rusia maupun Ukraina

Presiden Joko Widodo pun turut buka suara melalui lewat twitnya di media sosial. “Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia.”

Saat ini mata dunia tertuju pada Konflik yang terus memanas di Eropa timur yakni Rusia dan Ukraina. Pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan invasi berskala besar ke Ukraina, negara tetangganya di sebelah barat daya. Invasi ini menandakan peristiwa penting dalam perang Rusia-Ukraina yang dimulai tahun 2014 yang sebelumnya telah terjadi konflik diantara keduanya terkait Crimea, lebih jauh sebenarnya konflik ini terjadi 1991 pasca Uni soviet runtuh.

Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai konflik Rusia-Ukraina adalah bentuk permainan negara-negara besar yang lebih menguntungkan Amerika.

“Ini semacam the game of nation atau permainan negara-negara besar yang sebenarnya lebih menguntungkan Amerika. Kenapa? Karena krisis Ukraina ini bisa digunakan Amerika untuk membangun persepsi ancaman Rusia terhadap Eropa serta akan mengokohkan eksistensi dan legitimasi NATO di mana kepentingan Amerika sangat besar di sana,” ungkapnya dalam “Tensi Menurun, Rusia Berlari Melayani Kepentingan AS?” di kanal Khilafah News, Kamis (17/2/2022).

Sebelumnya perlu di pahami bahwa konflik Rusia vs Ukraina sebenarnya konflik Rusia dengan barat yang dipimpin AS dan Nato. Antara Rusia dengan AS/NATO (barat) keduanya mewakili ideologi masing-masing. Rusia penganut ideologi komunis, dan barat penganut ideologi kapitalisme. 

Rusia dengan Ukraina adalah proses pertarungan dan pergeseran dua ideologi yang saat ini dianut dan diterapkan oleh negera negara penganutnya, keduanya berkonflik karena sifat khas pertama Ideologi, yaitu Ingin mendominasi dunia.

Dalam konflik Ukraina ini, andai umat Islam memiliki kekuatan politik, maka bisa menjadi pihak ketiga. Negara Islam dapat menekan kedua pihak, baik Rusia maupun Amerika Serikat sehingga Ukraina tidak menjadi korban.

Jika umat Islam ingin berkontribusi, harus menyiapkan kekuatan. Bukan hanya kekuatan lisan, tetapi juga kekuatan politik.Juga menyiapkan kekuatan militer, ekonomi, dan seterusnya. Hal ini hanya bisa diwujudkan oleh negara yang memiliki visi super power.

Oleh karena itu, agar dapat berkontribusi, umat Islam harus mewujudkan negara yang lebih kuat daripada Rusia dan AS, serta mempersiapkan kekuatan yang lebih besar daripada mereka.

Negara seperti ini akan memiliki kekuatan dalam menghadapi setiap tantangan dan mampu membangun posisi tawar dalam konstelasi politik internasional. Khilafah bahkan tampil sebagai problem solver dan dengan kekuatannya akan mampu mencegah kezaliman yang dilakukan oleh negara-negara besar.

Post a Comment

Previous Post Next Post