Kelangkaan Minyak Goreng Yang Bikin Kalang Kabut



Oleh Yanti Nurhayati, S.IP. 
Muslimah Peduli Umat


Pemandangan antrian dan berebutnya masyarakat untuk mendapatkan 2 L minyak goreng masih menjadi berita utama. Minyak Goreng merupakan suatu kebutuhan yang tidak ada alternatifnya untuk keperluan rumah tangga atau para pedagang makanan yang harus menggunakan minyak goreng setiap harinya. Kelangkaan minyak goreng bisa berdampak pada lemahnya perekonomian dimasyarakat, karena para pedagang yang jualannya harus selalu menggunakan minyak goreng, mereka tidak kuat untuk bertahan jualan karena minyak goreng sulit didapatkan, antrian yang menghabiskan banyak waktu kemudian setelah mengikuti antrian panjang sampai di finish ternyata minyak goreng yang diharap habis. 

Tak habis dipikir, negeri kita yang luas dan subur tapi kenapa sulit mendapatkan minyak goreng.
Indonesia merupakan produsen CPO (crude palm oil) terbesar di dunia. Indonesia menguasai 55% market share dan mempunyai kebun sawit terbesar di dunia.

Pengamat ekonomi Faisal Basri menduga, penyebabnya adalah pergeseran besar dalam konsumsi CPO didalam negeri. Sebelumnya pengguna CPO yang sangat dominan adalah industri pangan, termasuk minyak goreng. Namun sejak menerapkan kebijakan mandatori biodesel, alokasi CPO untuk campuran solar berangsur naik. CPO diserap oleh Pertamina untuk membuat biodesel.
Sementara itu menurut peneliti dari Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng, program solarisasi sawit atau program madatori campuran biodiesel 30 % dalam BBM jenis solar (B30), untuk menyelamatkan para taipan sawit dari pemboikotan pasar Eropa dan negara lainnya.
Sementara itu ditengah kepanikan masyarakat berburu minyak goreng, Satgas Pangan Sumatra Utara pada hari Jum'at 13 Februari menemukan 1,1 juta kilogram minyak goreng yang ditimbun.
Negara tak berdaya dihadapan para oligarki (sekelompok elite pengusaha dan penguasa). Aturan negara yang diubah demi kepentingan para oligarki ini. 

Demokrasi hanya dipakai alat oleh para oligarki untuk mendapatkan legitimasi rakyat dan kemudian menentukan arah kebijakan negara. Ujung-ujungnya mereka untung dan rakyat yang buntung. Kondisi dan situasi di setiap kebijakan yang dikeluarkan dalam segala aspek akan terus merugikan rakyat apabila berpegang kuat pada sistem sekarang, Sistem Kapitalisme.

Andaikan saja sistem Islam yang mengatur tata kelola SDA maka dipastikan dikelola dengan benar. Dengan sistem Islam ekonomi Islam tidak ada timbun menimbun barang, Dari Ma’mar bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ ÙŠَØ­ْتَÙƒِرُ Ø¥ِلاَّ Ø®َاطِئٌ

“Tidak boleh menimbun barang, jika tidak, maka ia termasuk orang yang berdosa.” (HR. Muslim, no. 1605).

Aturan dalam sistem Islam menuntun negara untuk mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya, sehingga sumber daya alam yang melimpah di negeri ini akan memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat bukan kenikmatan bagi korporat sebagaimana terjadi saat ini.
Wallahu'alam Bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post