BNPT, MERILIS ULAMA TERINDIKASI RADIKAL


Oleh : Ummu Fahri
Aktivis Dakwah Perindu Perubahan

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menerbitkan sejumlah ciri penceramah radikal. Langkah itu dilakukan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyindir keberadaan pendakwah radikal pada Rapat Pimpinan TNI-Polri, (sumber : ccn indonesia)

Direktur Pencegahan BNPT Ahmad Nurwakhid menyampaikan salah satu ciri penceramah radikal adalah anti pemerintah. Ia menyebut para penceramah itu selalu menyebarkan kebencian terhadap pemerintahan yang sah.

Narasi ini harus diinvestigasi bersama-sama sehingga ada fakta dan data seperti apa proses pengajian yang disebutkan BNPT itu agar tidak meresahkan masyarakat.  Keberhasilan penanggulangan terorisme bukan pada penangkapan, melainkan pada pencegahan.

Disamping itu, harus perlu diperhatikan isu yang senantiasa di goreng yaitu isu radikalisme yang dianggap membahayakan masyarakat. 

Setelah Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menyampaikan permintaan maaf secara resmi tanggal 3 Februari 2022 di MUI. Kali ini kembali membuat pernyataan yang membuat gaduh dan menyesalkan di antaranya Irfan Idris mengatakan BNPT tidak bermaksud menuding sejumlah lembaga yang anggotanya ditangkap Densus 88/Antiteror sebagai organisasi teroris. Menurutnya, teroris menyusup dan tidak langsung melancarkan aksi teror, melainkan berupaya menguasai lembaga tersebut. Hal ini juga terjadi di perguruan tinggi," kata Sekjen MUI Amirsyah Tambunan kepada wartawan, Minggu (20/2/2022).

Serangkaian aksi terorisme ini membuat citra agama Islam di masyarakat menjadi kurang baik karena pelaku melakukan aksi teror dengan mengatasnamakan jihad. Aksi terorisme seperti ini tak jarang membuat masyarakat mengalami Islamophobia (suatu sikap kebencian dan ketakutan akan semua hal yang berbau Islam). Selain membuat masyarakat mengalami Islamophobia, aksi terorisme mengakibatkan sejumlah fasilitas mengalami kerusakan dan membuat orang-orang di sekitar kejadian terluka. Aksi terorisme ini muncul karena pelaku salah dalam memahami ajaran agama Islam.

Agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan terorisme, Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada setiap makhluk. Berbuat baik kepada semua makhluk di muka bumi ini termasuk salah satu perintah Allah ta’ala. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan:

“Sesungguhnya Allah ta’ala mewajibkan untuk berbuat baik kepada segala sesuatu”
(HR. Muslim : 5167)

Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam bukanlah agama yang mengajarkan kekerasan, Islam itu agama yang mengajarkan perdamaian, kasih sayang, dan berbuat baik kepada segala sesuatu.

Jadi stigma radikalisme hanyalah upaya yang akan menjauhkan umat Islam untuk berislam kaffah, malahan membuat umat Islam phobia akan ajaran Islam itu sendiri, dan dapat juga diartikan salah satu upaya menghadang kebangkitan Islam yang akan dapat menumbangkan sistem yang eksis sekarang ini ,yaitu sistem Kapitalis Sekuler.

Wallahu a'lam Bishshawwab

Post a Comment

Previous Post Next Post