Cegah radikalisme atau ciptakan perpecahan


Oleh: Sukmawati umar
 (pemerhati sosial)

Ketua umum Pertiwi Indonesia Putri k wardani , mengatakan bahwa perempuan Indonesia rentan menjadi target radikalisme di tengah gencarnya penyusupan paham radikal yang berpotensi memecah kerukunan bangsa. 

Menurutnya bahwa perempuan kerap direkrut r dan diinvestasikan oleh pelaku radikalisme melalui pernikahan, hanya karena seorang istri harus patuh terhadap suaminya, mereka mengklaim bahwa perempuan hanya dijadikan objek saja.

Mereka menginginkan agar perempuan harus bebas dan tidak terikat oleh hukum agama, padahal pada dasarnya seluruh manusia di muka bumi ini yang beriman kepada Allah azza wajjah dan Rosulullah Saw harus terikat oleh seluruh  aturan yang diturunkan-Nya.

Sementara itu pemerintah juga mengklaim bahwa ada 11 pondok pesantren yang menjadi afiliasi jamaah Anshori Khalifah, 68 pondok pesantren afiliasi jamaah Islamiyyah dan 119 pondok pesantren afiliasi anshorut daulah katanya dalam pemaparan di komisi III DPR Selasa 25/01/2022. Pemerintah begitu gencarnya dalam mencegah radikalisme, sehingga apapun yang berbau tentang agama maka langsung di klaim bahwa itu adalah bibit- bibit terorisme.

Bahkan sampai kepada ranah pendidikan dan keluarga pun akan disusupi dengan moderasi beragama, dimana tiap-tiap orang harus toleransi terhadap siapapun termasuk dalam hal ibadah, padahal toleransi dalam beribadah itu cukup dengan membiarkan agama lain untuk beribadah sesuai dengan keyakinannya tanpa harus ikut serta dalam peribadatan mereka begitupun dengan ibadah kaum muslimin.

Mereka sangat antusias mendoktrin masyarakat untuk lemah dalam aqidah dengan mengatas namakan toleransi. Dalam Islam telah jelas firman Allah SWT yang tertuang dalam Q.S al_khafirun ayat (6) " bagimu agamamu dan bagiku agamaku".

Upaya menutup pondok-pondok dan melarang para ustad untuk berbicara tentang ajaran Islam kaffah adalah cara pemerintah untuk mencegah radikalisme itu menurutnya. 

Apakah dengan tindakan seperti ini adalah sesuatu yang benar dari seorang penguasa?
Tentu langkah ini salah karena apa? Karena pemerintah telah menampakkan wajah- wajah asli mereka bahwa mereka tidak untuk membasmi radikalisme tetapi mereka sangat jelas membenci Islam dengan pemikiran yang cemerlang yang berasal dari Islam.

Dengan pemikiran Islam maka masyarakat akan tercerdas kan dengan Islam politik sehingga penguasa takut akan hal itu karena akan mengancam kedudukan mereka, di mana dengan kedudukan itu mampu untuk memperkaya diri mereka sedang rakyatnya hidup susah, mereka takut kalau semua pintu kekayaannya akan tertutup hanya karena bangkitnya pemikiran masyarakat tentang Islam politik. 

Mereka menyangka bahwa dengan kebijakan kebijakan seperti ini akan  mencegah radikalisme padahal nyatanya tidak seprti itu karena pada faktanya ini hanya justru menciptakan perpecahan bangsa. Karena kebenaran tidak akan pernah tertutupi oleh kebathilan sebab keduanya tidak akan pernah menyatuh. 

Sebaiknya penguasa tidak perlu takut dengan Islam politik karena negara kita ini berpenduduk muslim terbesar di seluruh dunia,. Seharusnya yang mereka khawatirkan itu adalah bagaimn mereka mengurusi nasib rakyatnya tanpa menelantarkan rakyatnya dengan kemiskinan. Dalam Islam seorang Khalifah sangat memperhatikan rakyatnya terutama dalam hal makanan bahkan ia rela lapar demi ingin membuat rakyatnya kenyang terlebih dahulu, Masya Allah sungguh indahnya hidup dalam naungan Islam. Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post