Mengikuti Diklat, Nyawa Minggat: Bukti Buruknya Sistem Pendidikan



Oleh Mia Mulyati
Aktivis Muslimah dan Mahasiswi


Lagi, Solo dihebohkan dengan berita yang datang dari universitas besar dan terkenal, Universitas Sebelas Maret (UNS). Peristiwa kali ini kasusnya berbeda dari yang sebelumnya dan dinilai lebih ekstrem. Kasus saat ini menyangkut kematian mahasiswa dengan inisial GE yaitu mahasiswa UNS. Kematian dari mahasiswa ini menimbulkan polemik yang panjang di ranah perkuliahan khususnya di UNS. Pasalnya ini bukan sebuah permainan atau pun games yang bisa menyenangkan banyak kalangan. Namun kasus ini menyangkut keluarga, kampus dan organisasi yang bersangkutan yang bakal terseret namanya di balik peristiwa menggemparkan ini. Kasus kematian yang terjadi saat mengikuti kegiatan perkuliahan.

Dilansir oleh Kompas.com, Selasa (26/10/2021). Ia meninggal dunia sewaktu mengikuti Diklatsar Menwa UNS pada Minggu (24/10/2021) malam. Kegiatan tersebut digelar di kawasan Jurug, Solo, Jawa Tengah.

Usai diotopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi, Solo, jenazah Gilang lantas dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan pada Senin (25/10/2021). 

Ironis mendengar kabar kematian dari penggerak perubahan. Dimana korban adalah seorang mahasiswa yang sedang dilantik menjadi pemimpin masa depan. Dengan angan-angan mendapatkan gelar keanggotaan yang diimpi-impikan dari organisasi yang digelutinya. Namun sayang kematian menjemputnya dari sebuah kegiatan kemahasiswaan. Barang bukti dari kematian GE ini sudah diserahkan kepada Kapolres setempat untuk ditindaklanjuti tragedi ini. 

Seperti dilansir oleh Tribunnews.com (28/10/2021). Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, mengungkapkan pihaknya sudah menyita barang bukti tersebut.

Tak hanya itu, barang bukti juga telah diserahkan ke Mapolda Jateng untuk dianalisa.

"Ada beberapa barang bukti yang muncul dari pemeriksaan saksi, penyidik sudah melakukan penyitaan."

"Barang buktinya berupa barang elektronik," ungkap Ade, Rabu, kepada TribunSolo.com.

Barang bukti itu untuk memastikan dari pihak keluarga korban agar tahu sebab kematian dari GE. Sebab dari pernyataan keluarga korban ada lebam di sekitar tubuhnya. Keluarga menuntut untuk ditindaklanjuti permasalahan ini dengan kepolisian.

Dari kasus yang terjadi, melihat fakta yang ada bahwa kematian ini bukan hanya sebatas ajal yang sudah ditentukan oleh Allah. Namun ada sebab lain mengapa itu bisa terjadi. Kasus kekerasaan dengan dalil pelantikan menjadi pemicu kejadian yang tak bermoral ini. 

Kegiatan perkuliahan seperti ospek menjadi kegiatan yang menakutkan bagi para mahasiswa baru. Pasalnya kegiatan itu bukan hanya pengenalan kampus, melainkan ada kegiatan senioritas yang berlabel balas dendam. Mereka pernah merasakan disiksa ketika kegiatan tersebut dan angkatan di bawahnya harus merasakan sama seperti apa yang mereka rasakan terdahulu. 

Sama halnya dengan kasus yang menimpa GE. Diksar (Pendidikan Dasar) untuk menjadi anggota organisasi, harus mengikuti aturan main dari organisasi yang jarang sekali mahasiswa dibuat tertekan karena pelatihan yang tak wajar. Ada senioritas di dalamnya. Padahal jaman sudah berkembang. Harusnya tradisi kuno itu pun ditinggalkan. 

Namun sayang tradisi itu terus berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan. Teknologi yang canggih tidak membuat tradisi ini hilang) di kalangan mahasiswa. Yang sering membuat para mahasiswa baru ketakutan ketika bertemu kegiatan ini karena dinilai menyeramkan. Peristiwa ini terjadi karena sistem pendidikan yang hanya mengejar nilai akademik semata tanpa memerhatikan aspek akidah. ketika mahasiswa banyak yang ketakutan, kenapa kegiatan seperti ini masih saja dilakukan? Apakah ketika ada kasus seperti ini akan berhenti dan ditinggalkan?

Kegiatan seperti ini akan terus terjadi ketika sistem Islam tidak diterapkan. Sebab sistem Pendidikan di dalam Islam mengedepankan ketakwaan individu kepada Allah Swt.  Pun tidak ada yang namanya kesenjangan. Semua rata dan memperoleh pendidikan yang berkualitas. Tidak ada tindak kekerasan apalagi sampai menimbulkan kematian.

Islam solusi dari permasalah. Sebab mengatur segala aspek kehidupan, termasuk masalah pendidikan. Pendidikan di Indonesia masih dikatakan kurang berkualitas. Banyak kesenjangan yang diperoleh siswa dari aspek pendidikan sistem kapitalis saat ini. Rakyat miskin tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Ini bukti bahwa dalam ranah pendidikan pun ada sebuah permasalahan yang belum teratasi. 

Pendidikan dalam Islam mencetak generasi yang cemerlang. Tidak heran banyak penemuan yang lahir dari peradaban Islam. Bukan seperti sekarang yang menghasilkan kematian hanya dari sebuah kegiatan yang niatnya sebagai latihan kepemimpinan. 

Wallahu alam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post