No title


Bayang-Bayang Eksploitasi SDAE di Balik Kemenangan Rezim Taliban

Oleh : Afra Mumtaza Rahmah (Pengamat Kebijakan Politik dan Sosial Kemasyarakatan)

Eforia Kemenangan Rezim Taliban

Pada Minggu 15 Agustus waktu setempat Kota Kabul, Afganistan berhasil dikuasai oleh kelompok Taliban yang berkuasa di wilayah tersebut. Setidaknya bersama 300.000 orang yang menyatakan dukungannya terhadap Taliban menjadikan peristiwa ini sontak memalingkan pandangan dunia melalui banyaknya siaran pemberitaan perihal ini setelahnya.

Sebagaimana diketahui bahwa Taliban adalah kelompok yang saat ini berhasil menguasai negeri Afganistan dan merebut kekuasaan rezim penguasa setempat. Taliban sendiri merupakan kelompok yang muncul pertama kali pada awal tahun 1990an di Pakistan, dimana mereka kebanyakan memiliki simpatisan dari kalangan terpelajar atau santri. (Tirto.id, 19/08/2021). 

Berhasilnya Taliban menduduki wilayah Pakistan hingga Afganistan sesungguhnya tidak bisa dilepaskan terhadap peristiwa politik Internasional yang ikut mewarnai kondisi ini. Afganistan sendiri sejatinya berada pada dua kekuatan negara luar yang memiliki kepentingan di wilayah tersebut. Adalah China dan Amerika yang telah lama mencoba melakukan invasi politik di Afganistan. China Misalnya, memiliki kepentingan ekonomi dengan Pakistan yang kental, hal ini dibuktikan dengan adanya China-Pakistan Economic Corridor (CPEC) sebagai bagian dari jalur utama proyek Belt and Road Initiatives (BRI), hal ini sebagaimana disampaikan juga pada pemberitaan South China Morning Post (SCMP) yang menjelaskan bahwa China masih memiliki kepentingan besar disana. “Kedutaan China telah meminta berbagai faksi di Afghanistan untuk memastikan keamanan negara China, industry China dan kepentingan China,”. Ujar kedutaan China di Kabul. (SINAR HARAPAN.CO, 18/08/2021). Maka, terhadap momentum kemenangan “rezim” Taliban ini sudah semestinya kita memberikan fokus lebih terhadap kemungkinan adanya kepentingan lain yang jauh lebih besar dengan memanfaatkan moment kemenangan Taliban di Afganistan saat ini.

Waspada Kepentingan Negara Adidaya

Momentum kemenangan Taliban yang “terbebas” dari cengkraman AS saat ini sejatinya terjadi karena rangkaian peristiwa politik yang panjang di tanah Afganistan. Setidaknya sudah 10 Tahun yang lalu AS mencoba melakukan pendudukan di Afganistan dengan segala upaya yang dilakukannnya, dari sisi supply persenjataan, pasukan militer hingga permodalan bagi negara Afganistan dengan rezim berkuasa saat itu sebelum jatuhnya Afganistan pada ke pihak Taliban.

Secara nyata setidaknya tiga negara adidaya mencoba melakukan pendudukan terhadap Afganistan ini, dimulai dari Inggris, kemudian  Uni Soviet dengan Ideologi Sosialis-Komunisnya tahun 1980 dan terakhir adalah upaya pendudukan AS sejak tahun 2001 pasca peristiwa 911. 

Saat ini, ternyata China mulai menunjukkan juga “ambisi kapitalisnya” di Afganistan. Hal ini tentu tidak dapat dilepaskan dari kepentingan ekonomi China yang mulai bangkit dan mencoba “menjadi pesaing AS”. Semua negara adidaya tersebut sejatinya menuju pada satu kepentingan yang sama yaitu penguasaan terhadap Sumber Daya Alam dan Energi di Afganistan yang ternyata mulai terungkap dan jumlahnya cukup mengiurkan para Kapitalis dunia. 

Sumber kajian dari Survei Geologi Amerika Serikat pada satu dekade lalu pernah mengidentifikasikan adanya “cadangan sumber daya mineral yang diperkirakan bernilai 1 triliun dolar”. Jumlah tersebut tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi negara adidaya kapitalis untuk dikuasi, sebagaimana mereka melakukan penguasaan terhadap Sumber Daya Alam dan Energi di negeri muslim lainnya, termasuk di negeri Ibu Pertiwi ini. 

Seruan Dakwah Islam Kaffah Kepada Taliban

Ketika tanah Afganistan sudah sangat lama menjadi perebutan negara adidaya kapitalis dunia hingga akhirnya berhasil diambil alih kekuasaanya oleh Taliban, maka menjadi harapan umat Islam dunia bahwa kemenangan Taliban bukan hanya Eforia sesaat, tetapi tanah Afganistan mampu menjadi titik tolak terbitnya fajar kemenangan Islam disana. Penerapan Islam secara Kaffah sebagai bagian dari perintah Allah SWT kepada setiap muslim. Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruan, dan janganlah kami mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”. (Qs. Al Baqarah :208). 

Telah jelas dalam ayat diatas bahwa salah satu perintah Allah SWT terhadap setiap umat Islam adalah masuk kedalam Islam secara Kaffah atau menyeluruh pada setiap aspek kehidupannya, sehingga terjadi keamanan atas aqidah Islam umat, keamanan secara kehormatan, keamanan secara ekonomi yang mensejaterakan dengan kemandiriaannya, keadilan pada aspek hukum dan peradilan tanpa pandang status sosial tinggi atau rendahnya di masyarakat, dan yang terpenting adalah dengan penerapan Islam secara kaffah, maka pengembanan dakwah ke penjuru negeri muslim yang lain akan dapat dilaksanakan. 

Maka, harapan umat Islam dunia kepada Taliban sudah sangat jelas yakni terapkan Islam secara kaffah dalam sistem negara Khilafah Islamiyyah yang didalamnya diterapkan sistem pemerintahan berdasarkan aqidah Islam dan penerapan hukum syariah yang kelak menjadi jalan keselamatan di dunia maupun di akhirat. Insya Allah.

Post a Comment

Previous Post Next Post