Pusat Perbelanjaan Ramai, Pemudik Tak Boleh Iri


Oleh: Nur Rahmawati, S.H.
Penulis dan Pemerhati Kebijakan

Himbauan pelarangan mudik menjadikan sebagian orang patah hati. Bagaimana tidak, rindu semakin membuncah tatkala kesempatan yang hanya setahun sekali, akan digagalkan oleh pembuat kebijakan penguasa negeri. Bukan tanpa alasan, pandemi menjadikan sebab pemerintah perlu melakukan hal ini, guna menghambat penyebaran virus Covid 19.

Sayangnya, upaya menghentikan pandemi dengan melarang mudik tidak dibarengi dengan pelarangan berkumpul di pusat perbelanjaan. Namun justru pemerintah dalam hal ini menteri ekonomi mengajak untuk belanja keperluan lebaran.

Seperti dilansir, WartaEkonomi.co.id, Menteri Keuangan, Sri Mulyani menyampaikan keterangan pers APBN sekaligus menghimbau untuk tetap menyambut hari lebaran dengan suka cita seperti belanja baju baru. Hal ini perlu dilakukan guna ekonomi tetap berjalan. 

"Ada bagusnya juga Lebaran tetap pakai baju baru, beli baju baru supaya walaupun Zoom nanti pakai baju baru sehingga muncul aktivitas di masyarakat bisa terjadi," kata Sri Mulyani. (24/4/2021).

Demokrasi Kapitalisme Biang Masalah

Fakta membludaknya kerumunan menjelang lebaran dan potensi penyebaran virus tidak bisa dikembalikan pada kesadaran individu rakyat.
perlunya ketegasan pemerintah sebagai pemilik kekuasaanlah yang berperan penting menghentikan aktivitas yang berpotensi sebagai sarana virus semakin berkembang.

Hanya saja, saat ini pemerintah lebih memilih menyelamatkan ekonomi negara dibandingkan keselamatan nyawa warganya. Tak heran jika hal tersebut menjadi pilihan karena sistem yang diadopsi adalah sistem kapitalisme yang menjadikan asas manfaat sebagai poros pengambilan keputusan. Sistem kapitalisme adalah sebuah sistem yang berasaskan manfaat. Apapun yang menghasilkan keuntungan dan manfaat, maka akan digunakan meskipun menabrak kewajiban sebagai pengurus rakyat.

Tidak cukup sampai di situ, sistem kapitalisme juga menabrak nilai-nilai agama dan mengacaukan tatanan masyarakat. Di sisi lain melarang pemudik untuk pulang ke kampung halamannya namun di sisi lainnya justru mendorong melakukan konsumsi yang tak dapat menghindari melakukan kerumunan. 

Sungguh ironi, bahkan paradoks. Masyarakat butuh kebijakan selaras yang mengantisipasi merebaknya pandemi, bukan menganjurkan melakukan tindakan konsumsi dengan alasan perbaikan ekonomi. Tindakan ini merupakan cara yang tak elegan dan terkesan abai dalam mengurusi urusan rakyat.

Beginilah dampak jika menyerahkan urusan umat pada hukum manusia. Hukum yang dilandasi nafsu dengan segala keterbatasannya. Akhirnya berdampak pada murka Allah dan jauhnya rahmat Nya pada negeri ini. Maka, tak heran jika saat ini banyak kerusakan terjadi. Ekonomi yang tak mampu terhindar dari resesi. Permasalahan sosial yang tak dapat dihindari. Belum lagi persoalan lain, seperti hukum, pendidikan dan pertahankan keamanan tak luput dari permasalahan. Jadi tepat jika demokrasi kapitalisme adalah biang kerok masalah.

Islam Solusi Semua Masalah

Islam dengan sistemnya yang kompleks dan sistematis menghadirkan tuntas solusi segala permasalahan hidup dan kehidupan. Masalah pandemi, Islam memberikan solusi agar diterapkan lock down wilanyah secara total bagi yang terpapar guna memutus rantai penyebarannya. Sebagaimana hadis Rasulullah saw. bersabda,

إِذَا سَمِعْتُمْ بِالطَّاعُونِ بِأَرْضٍ فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا

“Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Jika terjadi wabah di tempat kalian berada, janganlah kalian keluar dari wilayah itu.” (HR al-Bukhari).

Sehingga, perlunya larangan memasuki wilayah yang terindikasi adanya virus. Maka, terkait mudik hanya boleh dilakukan pada wilayah yang tidak terpapar, pun pada masyarakat dari wilayah yang terkena virus dilarang keluar dari wilayah asalnya. Sedangkan, berkaitan dengan belanja lebaran tak menjadi masalah selagi wilayah tersebut tidak terkena pandemi.

Selain itu Islam juga memberikan edukasi perlunya kesadaran untuk mencegah pandemi. Hal ini menjadikan masyarakat dengan sadar melakukan protokol kesehatan secara sukarela tanpa paksaan. 

Pemerintah juga memberikan pelayanan kesehatan terbaik tanpa membeda-bedakan dan sesuai dengan penyakitnya. Tidak hanya itu, pemerintah dengan menerapkan sistem Islam kafah memenuhi pasokannya makanan dan kebutuhan pokok warga bagi wilayah yang terpapar, sehingga mereka fokus penyembuhan dan pemulihan dari pandemi.

Begitulah sebagian solusi yang ditawarkan oleh Islam, memberikan ketenangan bagi warga tanpa masalah. Maka, sudah seyogianyalah mengambil solusi Islam sebagai problematika umat baik di lingkup individu, masyarakat dan negara.
Wallahu alam bishawab

Post a Comment

Previous Post Next Post