Terkendala Lahan Tiga Desa Kepulauan Taliabu Gagal Teraliri Listrik


Oleh : Rahmatia Indah Sari 
(Aktivis Dakwah)

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki wilayah yang luas baik daratan maupun lautan, indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki sumberdaya yang banyak dan memadai baik dibidang pertambangan maupun hasil laut, jika dilihat dari kekayaan alam yang dimiliki oleh negara ini, seharusnya negara indonesia mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya. Dan bisa menjadi negara kaya apabila mampu memanfaatkan sumberdaya alam yang dikaruniakan oleh yang maha kuasa pada negeri ini. Akan tetapi ini berbanding terbalik dengan kenyataannya dilapangan. Ternyata masih ada saja wilayah-wilayah yang tidak teraliri listrik dikarenakan banyak problem yang kurang diperhatikan oleh pemerintah negeri ini.

Sebagaimana penulis dapati bahwa sampai saat ini tiga desa  yang berada di provinsi maluku utara tepatnya di kepulauan taliabu barat belum teraliri listrik, tepatnya dibobong desa Holbota, desa Kawalo dan desa woyo. Hal ini diungkapkan oleh wakil ketua DPRD kabupaten kepulauan taliabu Muhammad Zainal Ashar " keinginan warga tiga desa untuk menikmati listrik saat ini belum bisa terjawab akibat keterlambatan pembebasan tanaman milik warga" ungkapnya pada fajarmalut.com, selasa (30/03/2021). 

Padahal kata dia jika pembebasan lahan segera dilakukan oleh pemerintah daerah, bukan desa holbota saja yang bisa menikmati listrik, malainkan desa tetangga lainnya seperti desa kawalo dan desa woyo pun ikut merasakan hal yang sama. Apalagi saat ini PLN bobong mendapatkan penambahan mesin, walaupun berstatus kontrak. Saya harapkan pemerintah daerah segera mengambil langkah terkait ganti rugi tanaman warga desa talo ungkapnya. 

Tidak sampai disitu saja sebelumnya kepala PLN bobong irfan tahir mengatakan pihaknya sebanarnya sudah bisa mengaliri listrik sampai ke desa Holbota tetapi karena sebagian warga tidak mengijinkan lahan mereka ditebang dikarenakan belum ada ganti rugi dari pemerintah daerah sementara pihak PLN tidak memiliki dana yang cukup untuk ganti rugi. Dan ternyata pihak PLN sudah bisa mengaliri listrik sampai ke Holbota karena jaringan sudah teraliri sampai ke sana namun hal ini terkendala disebabkan warga desa tidak mengijinkan untuk menebang lahan pertanian mereka, dan akhirnya listrik yang telah terpasang dari desa talo hingga desa Holbota sejak beberapa tahun lalu kini sudah terlilit pepohonan. Bahkan sebagian kabelnya mulai putus karena tidak terurus.

Dari pemaparan diatas kita melihat bahwa tindakan pemerintah daerah yang mengabaikan permasaalahan ini bukan justru memberikan solusi justru memberikan kerugian bagi negara bagaimana tidak anggaran yang sudah dikeluarkan oleh PLN bobong untuk pemasangan kabel dan juga tiang listrik akhirnya rusak dan percuma disebabkan pengabaian yang dilakukan oleh pemerintah daerah setempat, dan tentunya ini memberikan kerugian bagi negara.

Bukankah seharusnya pemerintah daerah setempat dipilih oleh rakyat untuk mengurusi kepentingan rakyat dan menjalankan pemerintahan dengan baik bukan sebaliknya. Hal ini membuktikan bahwa rusaknya sistem kapitalisme dengan demokrasinya tidak mampu memberikan kesejahteraan bagi rakyat. Bukankah makna demokrasi itu adalah dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, lalu bagaimana dengan asas demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk siapa ? Kalau bukan untuk rakyat lalu untuk siapa ?. Sungguh miris jika kita masih tetap mempertahankan sistem kapitalisme dengan asas sekukarisme dan melalui demokrasi hanya untuk memperkaya para kapitalis, indonesia memang memiliki kekayaan berupa sumber daya alam yang banyak tetapi nyatanya rakyatnya tidak sepenuhnya sejahtera, bahkan sebagian besar kekayan alam ini dikuasai oleh asing dan aseng yaitu china dan juga amerika.

Ini membuktikan bahwa sistem kapitalisme sebenarnya sudah gagal dalam menyelesaikan permasaalahan negeri ini, maka tidak pantas lagi untuk kita  pertahankan sistem kapitalisme ini dan sudah saatnya untuk kita ganti dengan sistem yang mampu mensejahterakan rakyat yang tidak hanya memenuhi keinginan para kapitalis, salah satu sistem yang tercatat pernah mengusai 2/3 dunia dan mampu mensejahterakan rakyatnya adalah sistem islam yang dipimpin oleh seorang khalifah dengan menggunakan sistem pemerintahan islam. Dalam sistem islam sumber daya alam tidak akan diberikan kepada para kapitalis akan tetapi dikelola oleh negara untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya, dan puncak kegemilangan pemerintahan islam salah satunya pada masa kepemimpinan Umar bin abdul Aziz yang dimana masa kemimpinannya ekonomi negara begitu baiknya hingga dari 2/3 dunia yang menjadi wilayah kekuasaanya pada masa itu, hanya di temukan 5 keluarga yang berhak menerima zakat. Tidak hanya kebutuhan pangan yang diperhatikan oleh khalifah bahkan listrik dan juga dibidang pendidikan pun sangat diperhatikan, apalagi berkaitan dengan aliran listrik yang tentunya sangat penting untuk menerangi warga negaranya, tidak seperti sistem kapitalisme yang justru diabaikan, bahkan merugikan negara tentunya ini tidak akan terjadi pada sistem islam, maka tidak ada solusi lain selain kembali pada sistem pemerintahan islam yang di pimpin oleh seorang khalifah, jika kita ingin masyarakat terpenuhi segala urusannya baik kebutuhan sangan, pandang dan papan serta listrik terpenuhi dengan baik dan menginginkan masyarakat sejahtera maka tidak ada jalan lain selain mengikuti sistem pemerintahan islam yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw dan para khulafa Rasyidin serta khalifah-Khalifah berikutnya yang mampu berjaya selama 1.300 tahun  atau 13 abad lamanya dan masyarakat hidup sejahtera dibawa kepimpinan islam. Wallahu Alam Bissyawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post