Sampah Menjadi Polemik di Masyarakat



Oleh Shofi Lidinilah 
(Member AMK)


Sampah masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Banyak sekali sampah domestik yang berserakan dipinggiran jalan, jika ini terus terjadi maka ini bisa menyebabkan gorong-gorong tersendat dan menyebabkan banjir. Sampah yang menumpuk terjadi di jalan lapangan cendol di Kabupaten Bandung. Lapangan tersebut biasa  menjadi lintasan kendaraan roda 2 dan roda 4, tapi kerap menjadi tempat pembuangan sampah oleh warga (Warta Bandung Timur, 19 Maret 2021). Banyak sekali pihak yang ingin menyelesaikan perihal sampah mulai dilakukan oleh warga sekitar, RW setempat, pihak Kecamatan dan pihak lainnya sudah turun kelapangan untuk mengupayakan warga untuk tidak membuang sampah di lapangan tersebut.

Sudah banyak sekali program untuk mengelola sampah seperti yang dikatakan oleh Kasie Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengatakan, “Ada banyak program yang dikeluarkan untuk menangani sampah,” (Pojokbandung.com, 14/03/21). Seperti melakukan pengelolaan sampah mandiri oleh masyakarat, melakukan reduce, reuse, recycle (3R), bank sampah dan masih banyak lagi. Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan sejak lama tetapi masih saja terjadinya penumpukan sampah di suatu tempat yang seharusya menjadi tempat yang asri. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat atas kebersihan dan kesehatan.

Sikap ini lahir dari ideologi kapitalis yang membuat masyarakat memiliki sifat individualistis yang masing-masing memikirkan diri sendiri, tidak memedulikan lingkungan. Hal ini menyebabkan sulit menyadarkan masyarakat untuk mengaja lingkungan. Sedangkan dalam menjaga lingkungan diperlukannya kerjasama dengan sesama masyarakat agar terciptanya lingkungan yang indah nan asri.
Dalam mendukung untuk membuat lingkungan yang sehat, diperlukan pengelolaan sampah dengan baik. Edukasi dalam pengelolaan sampah mandiri dari pemerintah belum optimal ke seluruh masyarakat termasuk dana pengadaan TPS.

Islam memandang kebersihan merupakan sebagian dari iman. Sehingga setiap mukmin memiliki dorongan internal untuk menjaga kebersihan dan kesehatan yang otomatis tidak akan membuang sampah sembarangan dan selalu menjaga keindahan lingkungan. Masalah sampah ini, harus pula ditangani pemerintah karena sebagai periayah rakyat. Sehingga perkara sampah tidak susah untuk di atasi. Negera akan menyediakan dana untuk kebersihan, sehingga sampah akan di kelola dengan baik sesuai dengan ahlinya. Misalkan TPS akan ditempatkan yang jauh dari masyarakat dan gajinya pun akan di gaji dengan layak  oleh negara. Ini akan terjadj ketika Islam diterapkan secara kafah. 
Wallahu a’lam bishshawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post