Ramadhan, Momentum Perubahan


Oleh: Aslama

Bulan ramadhan tidak lama lagi. Bulan ini sangatlah spesial bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Bahkan di bulan ini, ada hal-hal yang Istimewa akan terjadi, semuanya terkesan mendadak berubah secara spontanitas. Aroma perubahan ini sudah mulai terasa dengan adanya pernyataan dari KPI. Dalam hal ini KPI membuat beberapa aturan untuk menyambut bulan ramadhan.

Aturan itu tercantum dalam Surat Edaran KPI 2/2021, berdasarkan keputusan pleno 16 Maret 2021. Tujuannya, meningkatkan kekhusyukan menjalankan ibadah puasa. "Sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai agama, menjaga dan meningkatkan moralitas," tulis Ketua KPI Pusat Agung Suprio itu dalam surat tersebut. 

Setidaknya terdapat 14 poin aturan yang diminta KPI ke lembaga penyiaran. "Tidak melakukan adegan berpelukan atau bergendongan atau bermesraan dengan lawan jenis pada seluruh program acara baik yang disiarkan secara live (langsung) maupun tapping (rekaman)".

Lembaga penyiaran juga dilarang menampilkan gerakan tubuh yang berasosiasi erotis, sensual, cabul. Begitu juga ungkapan kasar dan makian yang bermakna cabul dan menghina agama lain. "Selama bulan Ramadan lembaga penyiaran diminta untuk tidak menampilkan muatan yang mengandung lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), hedonistik, mistik atau horor atau supranatural, praktik hipnotis atau sejenisnya," bunyi aturan huruf l. Selain itu, lembaga penyiaran dilarang mengeksploitasi konflik dan atau privasi seseorang, bincang-bincang seks, serta muatan yang bertentangan dengan norma kesopanan dan kesusilaan. "Tidak menampilkan pengisi acara yang berpotensi menimbulkan mudarat atau keburukan bagi khalayak kecuali ditampilkan sebagai orang yang menemukan kebaikan hidup, insaf atau tobat," lanjut aturan tersebut.

//Ada apa dengan bulan ramadhan?//

Bulan ramadhan seperti bulan yang penuh kesejukan. Bulan yang hadir di tengah-tengah kegersangan bulan-bulan lainnya. Pada bulan ini perilaku seorang Muslim berubah sedemikian rupa. Banyak yang malu mempertontonkan kemaksiatannya. Orang zalim pun mengurangi intensitas kezalimannya , sedangkan orang salih makin bersemangat menambah amal baiknya.

Masjid-masjid mulai padat, begitu juga suara lantunan Al-Quran lebih sering terdengar. Busana muslimah lebih sering terlihat daripada busana super ketat ataupun rok mini yang di bulan-bulan sebelumnya seperti pemandangan yang tak asing lagi. Tak hanya itu, media khususnya televisi yang tadinya banyak menanyangkan tontonan yang menjurus pada pornografi dan kekerasan berubah halaun dengan banyak menayangkan acara yang bernuansa bulan ramadhan.

//Kenapa hanya pada bulan ramadhan?//

Nah, tentunya ini menjadi tanda tanya buat kita semua. Kesejukan bulan ramadhan kenapa tidak dipertahankan sampai bulan-bulan berikutnya atau bahkan tahun-tahun berikutnya. Apalagi sebagaimana kita ketahui negara Indonesia adalah negara yang penduduknya sebagian besar Muslim. Padahal tak hanya Muslim yang merasakan kesejukan dan kenyamanan yang terjadi dalam bulan ramadhan, bahkan non Muslim pun secara tidak langsung merasakannya.

Keindahan perilaku berbalut keimanan, kebaikan dan perasaan yang peka terhadap sesama dapat kita rasakan secara riil dalam bulan ini. Semuanya mengalir dengan alaminya, samata-mata dilakukan untuk mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dimata Sang Pencipta. Sungguh indah momen-momen seperti itu bukan?

Pada bulan ini persatuaan kaum Muslimin tampak terlihat nyata. Bahkan pada bulan ini kaum Muslimin berlomba-lomba berkorban dalam beribadah, lelah fisik bahkan harta benda. 

//Butuh negara dalam momentum perubahan yang hakiki//

Pernyataan KPI saja bisa membuat nuansa bulan ramadhan makin terasa dengan adanya pengaturan tayangan-tayangan di media. Maka tentunya jika negara yang memberikan aturan yang baku, dalam segala hal yang dapat merubah tatanan masyarakat yang lebih baik, maka tak bisa dipungkiri itu akan memberikan dampak positif yang luar biasa bagi masyarakat itu sendiri. Tak hanya di bulan ramadhan, bahkan di bulan-bulan lainnya kita juga akan merasakan nuansa keimanan dan kenyamanan baik dalam lingkup keluarga, masyarakat bahkan negara. 

Hal ini akan terwujud jika negara menerapkan segala aturan berdasarkan syariat Islam. Dengan aturan syariat Islam sebagai asas pemerintahan dapat menaungi seluruh kehidupan bermasyarakat. Orang-orang fasik dan munafik akan malu mempertontonkan kemaksiatannya sedangkan orang-orang zalim akan berhadapan dengan hukum yang tegas yang dijalankan secara jujur oleh aparatur negara. Walhasil, masyarakat yang beriman, berakhlak dan beradab akan terwujud nyata di negeri ini.

Wallahu a'lam

Post a Comment

Previous Post Next Post