KKB KEMBALI BERULAH, NEGARA HARUS TEGAS MENINDAK


Oleh.Nurani Prasetyawati

Sungguh meresahkan! Betapa tidak, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua, kembali berulah.

Jumat pagi (12/3/2021), mereka melakukan penyanderaan terhadap pilot dan tiga penumpang pesawat Susi Air.
"Front bersenjata OPM (KKB) kembali melakukan teror dengan menyandera pesawat PT Asi Pudjiastuti Aviation (Pilatus PC-6 S1-9364 PK BVY) di Lapangan Terbang Wangbe, Distrik Wangbe Kabupaten Puncak, Papua," ujar Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel CZI IGN Suriastawa, melalui rilis,Kompas.com Sabtu (13/3/2021).

TNI mengatakan aksi KKB itu dipicu rasa kecewa lantaran tak diberi dana desa oleh kepala kampung setempat.

“KSB (kelompok sipil bersenjata-sebutan KKB versi TNI) sempat mengancam agar pesawat maskapai Susi Air dilarang membawa penumpang aparat TNI/Polri dan KSB juga menyampaikan kekecewaannya dengan kepala kampung karena tidak memberikan dana desa,” ujar Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa saat dimintai konfirmasi wartawan, Indoglebe News Jumat (12/3/2021).

Ulah kelompok separatis ini semakin beringas dan sudah mengancam  penerbangan sipil karena negara tidak bertindak tegas
Dalam melancarkan aksinya, KKB tidak segan melukai warga sipil maupun aparat keamanan. Dari penyelidikan polisi, ternyata ditemukan fakta mengejutkan terkait pemasukan keuangan KKB. Sebab, salah satu sumber dana yang digunakan KKB untuk melakukan pembelian senjata api dan amunisi tersebut ternyata berasal dari rampasan anggaran dana desa.

Miris sekali bukan? jikalau aktivitas ini tidak ditindak tegas dan cenderung dibiarkan berlarut. Negara harus mengambil langkah yang nyata, cepat dan tepat dalam mengatasi persoalan ini. Apalagi sudah meresahkan masyarakat dan mengancam kedaulatan negara.

Ketegasan menindak dan bersungguh-sungguh terutama oleh pemimpin negara sangatlah diharapkan, jikalau memang negara ini berdaulat.  Mengingat kelompok kriminal bersenjata ini kerapkali melakukan ancaman, kekerasan dan menimbulkan teror.

Negara berdaulat semestinya dimaknai dengan adanya rasa aman, nyaman, dan terlindungi  bagi setiap yang berada didalamnya, tak terkecuali dirasakan rakyat dan para pemangku kebijakan. Pemimpin sebagai pemangku kebijakan diharapkan bebas tekanan dan bebas intimidasi asing serta aseng. Melindungi segenap tumpah darahnya dari gangguan siapa saja yang ingin merampas, menjajah dan merusak kedaulatan negeri.  

Hal ini tentunya tidak akan dirasakan utuh dalam sistem yang mengemban ideologi asing. Ideologi yang bertumpu pada arahan barat. Pemimpin di setir sesuai dengan kepentingan dan agenda penjajah. Bertindak tegas apabila ada kepentingan menguntungkan, bila dirasa tidak ada, cenderung abai dan terkesan membiarkannya berlarut.  Terbukti dengan ulah KKB yang tak kunjung tuntas dan minim solusi.

Berbeda halnya dalam Sistem Islam, islam mewajibkan negara menindak tegas benih separatisme sehingga rakyat dan negara bebas dari rongrongan internal. Tidak bisa dibiarkan meski segelintir maupun banyak orang terlibat dalam pertikaian yang berlarut.

Kewajiban ini tertuang dalam nash  firman Allah SWT:

Jika dua golongan dari orang-orang Mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya (zalim) maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali pada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil (TQS Al-Hujurat :49 ).

Di kutip dalam Kitab Ad-Daulah Al- Islamiyah karangan Sheikh Taqqiyuddin An-Nabhani,  Rosulullah pun memberi contoh tauladan bagaimana beliau mengkondusifkan goncangan dalam negeri akibat huru hara pemberontak yang meresahkan. Baik solusi diambil dengan mengadakan kesepakatan damai, tindak tegas dengan pengusiran maupun pendekatan perang terhadap para pengacau yang saat itu mengancam.

Nabi juga berhasil mengambil alih rute yang biasa dilalui kafilah-kafilah Quraish dalam perjalanan menuju Syam. Melakukan perjanjian damai dengan kabilah- kabilah yang ada diantara Madinah dan pesisir  Laut Merah seperti Bani Dhamrah, Bani Mudlij dan yang lainnya.  Beliau pun berhasil memperkuat kewibawaan kaum muslim di mata musuh-musuh mereka.

Dalam Islam keberadaan pemimpin sebagai pelindung. Negara yang kuat dan berdaulat tentunya akan melindungi rakyatnya dari segala ancaman dan gangguan yang meresahkan. Termasuk memberikan keamanan serta bebas dari rasa takut.

Nabi Muhammad Saw bersabda:

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا الْØ¥ِÙ…َامُ جُÙ†َّØ©ٌ ÙŠُÙ‚َاتَÙ„ُ Ù…ِÙ†ْ ÙˆَرَائِÙ‡ِ ÙˆَÙŠُتَّÙ‚َÙ‰ بِÙ‡ِ
”Sesungguhnya al-Imam (Khalifah) itu perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll).

Wallahu ‘alam

Post a Comment

Previous Post Next Post