Internasional Women's Day, Waspada Regenerasi Feminisme


Oleh: Hamsina Halisi Alfatih

Wanita adalah makhluk yang digambarkan sebagai sosok lemah lembut, ramah dan cantik. Dibalik sosoknya yang unik, wanita seringkali dibandingkan dengan laki-laki baik dalam sisi ekonomi, sosial, politik hingga pemerintahan.

Kemunculan serta peran wanita dalam setia aspek kehidupan kemudian dijadikan icon untuk mendongkrak tatanan kehidupan baik bangsa, negara  dan agama. Hal yang kemudian di manfaatkan oleh dunia barat dengan memunculkan paradigma sekularisasinya bahwa wanita adalah adalah sosok pemimpin yang harus kuat bersaing dengan laki-laki. Maka lahirnya kesetaraan gender inilah yang memicu pertarungan pemikiran bahwasanya wanita bisa menjadi seorang pemimpin bahkan menguasai sebuah institusi.

Tak cukup sampai disitu, paham feminisme pun digencarkan oleh dunia barat sebagai bentuk ekspersivitas kaum wanita. Namun sayang, dibalik ekspresivitas yang digambarkan dunia barat terhadap perempuan justru tidak disadari oleh kaum hawa saat ini bahwa sejatinya mereka sedang dieksploitasi.

Dari kenyataan yang digambarkan diatas, pada tanggal 8 maret lalu, dunia menggelar pesta akbar bertajuk International Woman's Day atau Hari Wanita Sedunia. Hampir setiap tahunnya perayaan International Woman's Day di rayakan sebagai bentuk apresiasi perempuan serta menyuarakan hak-hak perempuan yang tak lain kesetaraan gender dengan tema yang berbeda-beda.

Maka pada tahun ini International Woman's Day atau Hari Perempuan Sedunia yang diperingati hari ini Senin, 8 Maret 202  pada tahun ini mengambil tema kampanye "Choose to challenge".

Berdasarkan informasi dari laman komunitas International Womens Day (IWD) tema itu diambil sebagai bentuk bahwa kaum perempuan berani mengambil pilihan dan tantangan. Pesan dalam kampanye ini adalah melawan ketidaksetaraan, bias, dan stereotip terhadap kaum perempuan, juga siap membantu terwujudnya dunia yang inklusif. (Kompas.com,08/03/21)

Kampanye ini diharapkan dapat menjadi ajakan positif bagi semua pihak, tidak hanya perempuan tapi juga laki-laki untuk turut serta menciptakan dunia yang ramah terhadap perempuan. Mengingat keberadaan perempuan saat ini semakin berada dalam kondisi yang memperihatinkan, maka dari itu dunia mencoba mendongkrak perubahan atas nasib perempuan dengan memperjuangkan segala bentuk hak-hak mereka.

Namun, apakah dibalik International Woman's Day yang tiap tahunnya diselenggarakan mampu mengangkat martabat wanita dan melindungi kehormatan mereka? Bagaimana pandangan Islam menyikapi Hari Wanita Sedunia, disaat banyak wanita saat ini justru semakin tereksploitasi oleh sistem kapitalisme.

Di dalam sebuah hadist dikatakan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dengan sabda-sabdanya agar umat Islam menghargai dan memuliakan kaum wanita. Di antara sabdanya:

 اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا

 “Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para wanita.” (HR Muslim: 3729)

Hadist diatas menjelaskan bahwasanya wanita harus dijaga kemuliaannya serta kehormatannya dimanapun mereka berada. Dan pula sebagaimana wanita merupakan aset yang melahirkan generasi para pejuang  Islam. Untuk itu tidak diperkenankan bagi siapa pun untuk melecehkan keberadaan wanita baik dari agamanya, merampas hartanya, individualnya maupun akalnya.

Namun ketika berada dalam lingkup kapitalisme perempuan layaknya dijadikan komoditas pasar. Disaat yang sama banyak kaum perempuan yang begitu gigih memperjuangkan kesetaraan gender yang justru sebenarnya telah merusak fitrah mereka sebagai seorang istri dan ibu.

Padahal sejatinya, wanita memiliki peran yang telah disyariatkan dalam Islam yakni mengurusi rumah tangga, suami, anak, menjalin hubungan dengan masyarakat termaksud dalam berdakwah. Hak dan kewajiban wanita maupun laki-laki yang berperan sebagai ibu dan ayah itu sama. Seperti membantu dalam mengurusi urusan rumah tangga, anak dan berdakwah. Maka dalam hal ini tidak ada perbedaan posisi kedudukan antara kedua, sama memiliki peran hanya saja posisi laki-laki setingkat lebih tinggi dari pada wanita seperti dalam urusan kepemimpinan.

Tentang hak wanita, Allah SWT berfirman:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma’ruf. Akan tetapi laki-laki, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al Baqarah [2]: 228)

Ibnu Katsir berkata, “Maksud ayat ini adalah bahwa wanita memiliki hak atas laki-laki, sebagaimana laki-laki atas mereka. Maka, hendaknya masing-masing dari keduanya menunaikan hak yang lainnya dengan cara yang makruf.” (Tafsîr al Qur`ân al Adzîm: 1/609)

Islam adalah agama syariat dengan aturannya. Oleh karena itu ia datang untuk memperbaiki kondisi kaum wanita, mengangkat derajatnya, agar umat Islam (dengan perannya) memiliki kesiapan untuk mencapai kemajuan dan memimpin dunia.” (al Tahrîr wa al Tanwîr: 2/400-401)

Wanita dalam Islam digambarkan sebagai pencetak dan pendidikan generasi setelahnya. Sebagai perempuan yang memiliki dua peran ganda yakni Al Ummu Madrasatul 'ula dan Al Ummu Warobatul bait, maka keberadaan mereka harus dijaga dan dilindungi. Wallahu A'lam Bishshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post