Dijauhkan dari Islam, Remaja Alami Krisis Identitas

 

Kondisi remaja saat ini sangat menyedihkan, mereka sedang mengalami krisis identitas karena dijauhkan dari nilai-nilai Islam.

“Remaja saat ini sedang mengalami krisis identitas. Kondisi remaja saat ini menyedihkan karena banyak yang mereka tidak ketahui terkait hak-hak yang Islam berikan kepada mereka, kenapa? Karena selama ini remaja dijauhkan dari nilai-nilai Islam,” ungkap Kak Saffanah Ilmi Mursyidah sebagai pembicara pertama dalam acara Hangouts Bareng Teman Surga (Komunitas Remaja Smart with Islam Depok): Love alarm pada Ahad (21/02/2021) via  Zoom Meeting  di Depok

Mahasiswi dari Brawijaya ini pun menegaskan bahwa penerapan sistem kapitalis liberalis yang ada saat ini memisahkan kehidupan dari agama, sehingga menimbulkan berbagai kebebasan dalam berpifikir dan berperilaku.  Menjalankan aturan hanya sebatas di penampilan fisik saja namun pemikiran dan perbuatannya tidak berlandaskan Islam.

“Mayoritas remaja saat ini salah persepi dengan kata gaul. Mereka hanya ikut-ikutan tren padahal tidak mengetahui hukum dari tren tersebut. Mau tetep gaul? Bisa kok, jadi remaja gaul yang Islami, ajaknya di hadapan para peserta,” tandasnya.

Kak ilmi pun menambahkan remaja gaul yang dipandang dalam Islam adalah remaja yang diharapkan menjadi remaja sholehah, berbakti kepada orang tua dan juga bisa menjadi agen perubahan masa depan.

Dalam acara tersebut, hadir pula pembicara kedua, dr. Defti Putri Perdhani yang mengurai tentang sistem pergaulan dalam Islam. Ia mengatakan, “Dalam Islam Allah telah menciptakan manusia sepaket berupa naluri/gharizah dan hajatul udhawiyah. Allah pun mengatur secara kompleks terkait pemenuhan naluri tersebut.  Remaja saat ini boleh saja menjadi remaja gaul asal tetap syari,” tegasnya.

Praktisi Kesehatan ini pun, mengungkapkan ada tiga langkah untuk menjaga agar remaja tetap syari. “Adapun tiga langkah untuk menjaga agar remaja tetap syari yakni: Pertama, kehidupan laki-laki dan perempuan terpisah. Kecuali dalam tiga hal diperbolehkan berinteraksi dalam ranah pendidikan, pengobatan dan muamalah. Kedua, menutup aurat sesuai syariah. Penjelasan ini terdapat dalam QS an-Nur: 31 dan QS al-Ahzab: 53 dan 59. Ketiga, menundukkan pandangan. Keempat, tidak berikhtilat atau campur baur. Kelima, tidak berkhalwat atau berdua-duan dengan yang bukan mahram,”  bebernya di hadapan sekitar 50 peserta Muslimah dari berbagai kalangan.

 dr. Defti Putri Perdhani  pun mengajak peserta untuk mengekspresikan cinta yang Allah karuniakan  di jalur  yang benar agar menjadi diri mulia, menghargai cinta sehingga Allah sayang kepada kita. “Nah.. Sahabat taat, karena Allah telah mengaruniakan kita naluri yang salah satunya adalah naluri melestarikan keturunan (gharizah nau) maka sudah seharusnya kita mengekspresikannya ke jalur yang benar. Marilah kita bangun cinta bukan jatuh cinta, membangun cinta untuk hal-hal yang positif,” pungkasnya. []Ade Pujianti


Post a Comment

Previous Post Next Post