RESESI EKONOMI, BAGAIMANA ISLAM MENGATASI

Oleh : Setya Kurniawati S.Pt 
(Aktivis BMI Malang dan Pena Langit)

Resesi atau kemerosotan adalah kondisi ketika pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Dampak yang dihadapi masyarakat dalam situasi resesi adalah meningkatnya angka pengangguran secara tajam yang mengakibatkan meningkatnya angka kemiskinan dan kelaparan.

Berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I turun dari yang biasanya 5% jadi 2,97%, kuartal II bahkan kontraksi ke 5,3% (minus). Sehingga jika kuartal III masih minus maka Indonesia mengalami resesi.

Menteri keuangan Sri Mulyani memprediksikan perekonomian Indonesia berpotensi mengalami resesi. Beliau menjelaskan, faktor-faktor resiko yang berpotensi menyebabkan ekonomi pada kuartal ketiga mengalami kontraksi masih terasa nyata. "Pergerakan (indikator ekonomi) belum terlihat sangat solid, meskipun ada beberapa yang positif," ujarnya dalam dalam paparan kinerja APBN secara virtual pada Selasa (25/8).

Pandemi menjadi salah satu faktor menurunnya pertumbuhan ekonomi. Adanya pandemi ruang gerak dibatasi agar tidak ada cluster penyebaran covid19 sehingga berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekonomi. Menurun kegiatan produksi dan investasi sehingga tenaga kerja pun dibatasi banyak yang di PHK dan menjadi pengangguran. Akibatnya pendapatan masyarakat menurun, sehingga menurunlah konsumsi atau daya beli.

Namun resesi ekonomi bukan hanya karena pandemi, pandemi hanya mempercepat adanya resesi ekonomi. Faktanya, menurut para ahli, Roy Davies dan Glyn Davies, 1996 dalam buku The History of Money From Ancient time to Present Day, menguraikan sejarah kronologi krisis secara komprehensif. Menurut mereka, sepanjang abad 20 telah terjadi lebih dari 20 kali krisis besar melanda banyak negara. Fakta ini menunjukkan secara rata-rata, setiap lima tahun terjadi krisis keuangan hebat.

Jadi, meski ekonomi sempat naik, namun akhirnya selalu terjun bebas ke jurang resesi. Meski pandemi ini berakhir, resesi ekonomi akan tetap menghantui.

Sehingga dapat disimpulkan faktor penyebab resesi ada tiga hal.

Pertama, pondasi ekonomi rapuh. Resesi tidak dapat dihindari dalam siklus bisnis ekonomi kapitalis yamg tidak stabil, karena menggunakan sektor ekonomi non riil di dalamnya. Terbukti selama diterapkan telah menyebabkan krisis siklik (berulang). Selama masih menerapkan sistem ekonomi kapitalisme, selama itu pula Indonesia akan terus mengalami resesi.

Kedua, sumber daya alam tidak dikelola dengan benar. Adanya aturan liberalisasi kepemilikan sebagai salah satu pilar sistem kapitalisme, menjadikan pengelolaan SDA berada ditangan para kapital. Mereka yang kuat berhak menguasai segalanya, sehingga rakyat biasa tertindas hanya menikmati limbah saja.

Ketiga, kesejahteraan yang tidak terjamin. Ada tidaknya pandemi dan resesi atau tidak resesi, rakyat tidak pernah merasakan kesejahteraan selama yang diterapkan adalah sistem kapitalis. Dan ini sudah terbukti dari tahun ke tahun tidak menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan ditengah rakyat. Justru sebaliknya terjadi peningkatan kemiskinan, kelaparan selalu ada di sepanjang penerapan sistem kapitalis.

Lalu jika penyebab terjadinya krisis adalah karena sistem kapitalis yang diterapkan, apakah ada sistem lain yang dapat memberi solusi untuk menyelamatkan?

Maka kita tengok ideologi yang pernah diterapkan di dunia, yaitu kapitalisme, sosialisme dan Islam. Karena ideologi adalah pandangan hidup yang darinya akan melahirkan peraturan-peraturan.

Kapitalisme sebagaimana dijelaskan diatas terbukti tidak dapat mensejahterakan ketimpangan sosial tak dapat dihindarkan. Dan Sosialisme memang distribusi sama rasa sama rata, namun hal ini rakyat bekerja berat atau ringan mendapatkan upah yang sama, menyebabkan rakyat didalamnya malas bekerja dan akan mengalami kehancuran sendiri juga. Terbukti jika diterapkan menjadikan negara terbelakang.

Sedangkan Islam mengatur sistem ekonomi secara terperinci dan dapat teratasi. Sebagaimana yang kita pahami sistem ini berasal dari sang pencipta yaitu Allah SWT yang mngetahui mana yg terbaik untuk hambaNya dan mana yg buruk untuk hambaNya. Telah terbukti 13 abad diterapkan tidak terjadi krisis secara sistemik.

Pertanyaanya bagaimana rahasia sistem ekonomi Islam dalam mengatasi agar tidak terjadi resesi?

Pertama, pembagian kepemilikan dalam ekonomi Islam itu ada tiga yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Sehingga tidak ada yang namanya privatisasi dan ketimpangan sosial karena telah dibagi begitu adil.

Kedua, mengatur pembangunan dan pengembangan ekonomi secara benar dengan menggunakan sektor ekonomi riil. Karena secara tegas Islam mengharamkan adanya praktek riba dan terjamin pertumbuhan ekonomi akan stabil.

Ketiga, distribusi harta dengan adil. Baik distribusi harta kekayaan oleh individu, masyarakat, maupun negara.

Ekonomi Islam menjamin seluruh rakyat Indonesia terpenuhi semua kebutuhan dasarnya. Sistem ekonomi Islam juga menjamin seluruh rakyatnya dapat meraih pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersiernya.

Itulah rahasia sistem ekonomi Islam dalam mengatasi resesi ekonomi. Perlu kita garis bahawi bahwa sistem ekonomi islam tidak bisa berdiri sendiri karena ada kaitanya dengan sistem politik islam, pemerintahan islam dan sistem yang lainnya. Oleh karena itu butuh menerapkan sistem islam secara kaffah di dalam negara.
Wallahua'lam bishawab.

Previous Post Next Post