New Normal Life Sekedar Ikut Tren Tanpa Kesiapan

Oleh: Wd. Sarmine Iru 
(Mahasiswi Universitas Haluoleo)

Baru baru ini  masyarakat dihebohkan oleh sebuah trend baru yang pembahasan mengenai New Normal. Pemerintah yang sebelumnya terlihat tak begitu peduli dengan urusan umatnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan mengesahkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perppu terkait penanganan virus corona menjadi undang-undang seiring dengan berakhirnya Masa Sidang III DPR yang sampai sekarang jelas belum  mampu menyelesaikan masalah pandemik ini, kini pemerintah memunculkan solusi baru mengenai New Normal. Seperti dilansir dari https://kaltim.tribunnews.com/2020/05/25/. 
Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan covid-19 Wiku Adisasmita mengatakan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan covid-19. Menurut Wiku, prinsip utama dari new normal itu sendiri adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup.

Dilansir pada Kompas.com Menurut sejarah, pandemik juga pernah melanda Spanyol sebelumnya, krisis virus corona saat ini kemungkinan akan membuat Anda menyadari adanya virus mematikan yang melanda dunia di permulaan abad ke-20 tersebut. Wabah flu Spanyol menewaskan 40 sampai 50 juta orang dalam dua tahun, antara tahun 1918 dan 1920. Para peneliti dan sejarawan meyakini sepertiga penduduk dunia, yang saat itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang, terkena penyakit tersebut.

Secara tidak langsung saat pandemik mulai menjadi momok dibeberapa negara, dan mencuri perhatian dunia, kehidupan sosial masyarakat mulai berubah. Bahkan tidak disadari kita mengalami new normal ini sendiri. Tatanan kehidupan baru, kita dipaksa melakukan kegiatan dengan mengurangi kontak fisik, tidak bekerja diluar rumah, mengindari kerumunan dan mengubah pola kehidupan sosial kita. 

Ketika menghadapi wabah penyakit yang mematikan, Rasulullah SAW mengingatkan,"Tha'un (wabah penyakit menular) adalah suatu peringatan dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk menguji hamba-hamba-Nya dari kalangan manusia. Maka, apabila kamu mendengar penyakit itu berjangkit di suatu negeri, janganlah kamu masuk ke negeri itu. Apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, jangan pula kamu lari darinya." (HR Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid).

"Pendapat wakil presiden Ma'ruf Amin seperti dilansir pada republika.co.id pemberlakuan relaksasi selektif sebagai mitigasi dampak Covid 19  bagian sumbangan faqih islam dalam mengurangi masalah yang ada di masyarakat. Menurut saya,  hal yang sama dapat dilakukan juga oleh para pemimpin negara-negara muslim yg terdampak Covid 19," 

Hari demi hari dilakukann upaya mengatasi wabah ini namun bukan hasil positif yang didapatkan, pasien covid 19 semakin hari semakin bertambah. Jika kita amati lagi, lonjakan pasien ini 80% disebabkan oleh ketidak patuhan masyarakat yang terus melakukan aktivitas diluar rumah. 

Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, mestinya kita tahu bahwa pesan untuk selalu menjaga kebersihan sebenarnya telah disampaikan oleh Rasulullah SAW, baik melalui ucapan maupun teladan langsung dari Nabi Muhammad SAW. Tujuanya agar umat manusia menjadi orang yang sehat dan kuat, baik jasmani maupun rohani. 

Dalam sebuah hadis disebutkan: “Seorang mukmin yang kuat (fisik, mental, jiwa, dan raga) lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan.” (HR Muslim).

Rasulullah juga menganjurkan untuk isolasi bagi yang sedang sakit dengan yang sehat agar penyakit yang dialaminya tidak menular kepada yang lain. Hal ini sebagaimana hadis: "Janganlah yang sakit dicampurbaurkan dengan yang sehat." (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). Dengan demikian, penyebaran wabah penyakit menular dapat dicegah dan diminimalisasi.

Dari sini dapat kita lihat bahwa perihal kesehatan saja Islam telah mengatur dengan gamblang bagaimana mengenai pencegahan dan penanganan pasca sakitnya. Sehingga bukan hal yang tidak mungkin problematika yang kerap dihadapi manusia bahkan dunia saat ini adalah Islam hadir sebagai solusinya dengan pemecahan yang hadir berdasarkan akidah Islam.

Sekali lagi pandemic ini memberikan sinyal pada kita bahwa kita manusia hanyalah butiran kecil dihadapan Allah swt, sebab satu-satunya Dzat tempat kita bergantung hanyalah kepada Allah ta’ala saja yakni dengan jalan kembali kepada aturan Sang Pemilik alam semesta ini. Kembali kepada aturan Islam secara kaffah. 

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri tersebut beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS: Al-A’raf [7]: 96).

Post a Comment

Previous Post Next Post