NEGARA ABAI, MASYARAKAT LALAI, COVID -19 SEMAKIN MENJADI

Oleh; Miratul Hasanah 
(pengamat kebijakan publik )

             New Normal-life ,seakan indah didengar oleh telinga, tapi ternyata pahit di depan mata. Betapa tidak, dengan kebijakan kurva landai saja belum terwujud, bahkan cenderung mengalami peningkatan jumlah yang terinfeksi covid-19, sekarang pemerintah kembali mencanangkan program New Normal-life (hidup normal) untuk menstabilkan kembali kondisi perekonomian maupun kondisi pendidikan di Indonesia. Sepintas kebijakan tersebut terasa sangat menyejukkan hati masyarakat yang sudah klenger dengan social distancing yang menjadikan masyarakat luas harus isolasi mandiri dirumah dan tidak bisa melakukan aktivitas ekonomi ataupun sekolah seperti biasa. Dan pastinya semua berharap bahwa kondisi  ini bisa segera normal kembali.
  
Akan tetapi,yang perlu dikritisi adalah ketika kebijakan tersebut tidak dibarengi oleh keseriusan pemerintah melakukan pencegahan virus agar tidak semakin menyebar.Maka ketika program New Normal-life diberlakukan seharusnya juga dibarengi kesiapan internal yakni selain PSBB yang diberlakukan untuk masyarakat luas, pemerintah juga harus berani menghentikan imigran TKA dari china yang hingga hari ini terus berdatangan dan seakan tanpa pengawasan sama sekali dari pihak rezim. Seperti yang dilansir dari Jakarta, INDONEWS.ID-- sebanyak 500 .tenaga kerja asing dari china akan tiba di Konawe, Sulawesi Tenggara, sekitar juni atau juli mendatang.Saat ini perusahaan yang menaungi pekerja itu,PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel(OSS) sedang menyelesaikan proses perizinannya.Dan bahkan keberadaan mereka mendapat jaminan keamanan dari penguasa, karena sudah mendapatkan persetujuan dari mentri perhubungan yaitu LBP.Padahal dari sanalah virus covid -19 itu berasal.Kalau sudah seperti itu kehidupan normal kembali akan tambah sulit terwujud, ibarat pepatah bagaikan punuk merindukan bulan.

Sikap pesimis juga datang dari  Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra yang mengkritik persiapan pemerintah menjalankan kehidupan new normal.menurut dia belum saatnya,karena temuan kasus baru terus meningkat  dari hari ke hari. Hermawan juga mengatakan, puncak pandemi belum dilewati, bahkan cenderung naik. Akibatnya ,prediksi - prediksi  yang mengatakan puncak pandemi pada awal Juni akan mundur hingga akhir Juni atau awal Juli(Merdeka. com) .

Tidak hanya itu, disinyalir bahwa kebijakan new normal tersebut hanyalah merupakan sikap membebek pada kebijakan luar negri yang saat ini memulai untuk menormalkan kembali kondisi yang sempat karut marut.Keputusan tersebut juga merupakan bukti lepas tangan pemerintah terhadap kelanjutan nasib rakyat yang saat ini tambah terjepit akibat wabah pandemi. Keberpihakan  rezim juga bertambah nyata kepada para korporasi dengan dibukanya mall-mall, akan tetapi tetap menutup akses rumah ibadah seperti masjid, larangan sholat jumat,  sholat idhul fitri dan sebagainya. 

Sebenarnya kalau dilihat dari aspek SDA, negri kita ini sangat kaya akan sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Maka dari itu,  jikalau memang ada keseriusan dari pihak pemerintah, tentu virus pandemi ini bisa dicegah sejak dini, dan pemulihan ekonomi akan bisa segera terwujud tanpa harus membebek pada setiap kebijakan yang diambil oleh dunia internasional. Hal tersebut bisa ditempuh dengan cara mengerahkan seluruh potensi kekayaan negara untuk dipergunakan membantu memenuhi kebutuhan masyarakat yang sedang lockdown dan berusaha untuk tetap memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat yang terkena dampak wabah.Dan bukan malah melanjutkan proyek pemindahan ibukota. 

Lalu sebenarnya bagaimana cara Islam memandang terkait hal diatas? 
Allah SWT berfirman; 
وما خلقت الجن و اﻻ نس اﻻ ليعبد ون
Artinya; "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku". (Qs.Adz-dzarriyat; 56)
Secara fitrah manusia mempunyai kelemahan dalam membuat aturan yang bersifat berubah-ubah..Maka dari itu, manusia senantiasa membutuhkan aturan yang bersifat baku dalam rangka untuk mengatur kehidupan mereka. Maka Islam sebagai agama sekaligus sebuah ideologi hadir sebagai pemecah masalah kehidupan manusia ,termasuk bagaimana cara mengatasi terjadinya wabah serta menormalkan kembali keadaan seperti semula.Dalam pandangan Islam kehidupan yang normal kembali hanya akan bisa direalisasikan dengan sempurna ketika umat ini mau kembali menerapkan syariah - Nya, bukan dengan meniru apapun kebijakan yang berasal dari luar Islam yang berakibat kepada rusaknya tatanan kehidupan karena ini berarti berpaling dari aturan-Nya yang justru membawa negri ini pada kesengsaraan dan kenestapaan.Hal ini juga telah dibuktikan oleh rakyat Aceh yang terkenal dengan sebutan"serambi Mekkah"  dan telah mendapatkan apresiasi dari pemerintah karena bisa menekan angka  penyebaran covid -19, bukan dengan menerapkan lockdown, tetapi dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.Dibalik semua itu, tabiat rakyat Aceh lekat dengan penerapan syariah Islam walaupun belum sempurna.Sebab, hanya dengan wasilah mendekatkan diri kepada Allah SWT, bumi akan mengeluarkan keberkahannya, serta mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Demikianlah, sesungguhnya ketika negri ini ingin kembali hidup normal, maka tidak jalan lain kecuali dengan menerapkan syariah Islam secara kaffah. Maka new Normal-life bukan lagi menjadi sebuah impian semata, akan tetapi akan menjadi "Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur "dengan izin Allah SWT. 
WaAllahu a'lam bi ash-showwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post