Empati Kunci Karakter Masyarakat Indonesia Hadapi Pandemi

By : Aulia Sholichah Iman Nurchotimah, M.Pd
(Dosen Pendidikan Kewarganegaraan Institut Teknologi Telkom Purwokerto)
*Kandidat Doktoral PKn Universitas Pendidikan Indonesia*

Indonesia panik menghadapi pandemi covid 19, tidak bisa dipungkiri memang berbagai pihak mengalami kepanikan menghadapi virus baru yang berdampak pada keadaan baru yang sangat sulit untuk diterima oleh masyarakat luas. Bukan hanya kepanikan yang terjadi, kegagapan juga tidak terhindarkan terlihat jelas di awal pandemi ini terdeteksi masuk Indonesia. Ada pihak-pihak yang mengekspresikan kegagapan dengan berbelanja bahan pokok secara berlebihan, yang berdampak pada sebagian lainya yang sulit mendapatkan bahan pokok penopang kehidupan. Bahkan ada yang bergegas untuk mudik lebih awal atau mencari jalan tikus untuk menghindari larangan mudik menjelang hari raya. Sangat terlihat jelas kepanikan warga negara Indonesia. 

Tidak bisa diabaikan begitu saja, banyak pihak yang memiliki rasa keperdulian tinggi berbondong-bondong menggalang dana untuk membantu sesama. Dari publik figur, pengusaha, hingga ke berbagai pihak yang ramai-ramai saling membantu sesama. Negara Indonesia negara besar dengan kekayaan alam yang luar biasa, namun jelas hal tersebut bukan jaminan untuk dapat menopang kehidupan seluruh warga Indonesia yang terdampak pandemi covid 19. Hal ini jelas terlihat dari berbagai bantuan dari pemerintah seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai), bantuan sembako dan bantuan lainya yang sangat membantu masyarakat, namun yang terjadi di lapangan belum semua warga menerima bantuan karena kuota terbatas sehingga beberapa warga yang membutuhkan belum mendapatkan bantuan. Ini waktunya semua warga negara Indonesia bersatu untuk saling membantu. 

Bukan hanya aspek ekonomi saja yang terdampak pandemi covid 19, rupanya semua aspek terdampak, dari kesehatan, pendidikan, kebudayaan, pariwisata dan berbagai aspek lainnya. Hal ini terlihat jelas dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait pandemi covid 19. Dikeluarkanya kebijakan pemerintah bukan berarti langsung dapat menyelesaikan seluruh permasalahan dampak pandemi covid 19 ini, apalagi jika masyarakat tidak mematuhi apa yang menjadi aturan pemerintah, terkait aktivitas di luar rumah, protokoler kesehatan dan merasa bahwa dirinya sehat dan tidak memperdulikan orang lain yang mungkin bisa tertular virus tersebut apalagi bagi pihak yang rentan seperti lansia. 

Diperlukan berbagai upaya untuk menghadapi pandemi covid 19. Bukan hanya melalui kebijakan pemerintah namun semua pihak harus bersatu melawan pandemi covid 19 ini. Termasuk warga negara Indonesia. Warga nergara harapan bangsa Indonesia adalah smart citizen dan good citizen . Warga negara yang tahu hak dan kewajibanya sebagai warga negara dan menjalankanya. Smart citizen, warga negara yang memiliki kecerdasan untuk bertingkah laku sebagai warga negara, termasuk dalam pandemi covid 19 ini. Warga negara yang taat aturan bahkan berpartisipasi ikut serta membantu dalam penanganan covid 19 sesuai dengan kemampuannya. Warga negara yang baik, memiliki rasa empati sangat dibutuhkan di dalam situasi pandemi covid 19. 

Bangsa Indonesia mengharapkan seorang warga negara yang berkarakter melalui pengembangan karakter bangsa, terlihat jelas dalam Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 yang menjabarkan karekter sebagai nilai-nilai yang unik-baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Tentu saja menuju karekter bangsa yang bermartabat harus didahului dengan karakter warga negaranya. Karakter bangsa tidak datang begitu saja, namun harus terus diupayakan untuk dibangun untuk menjadi lebih baik. 

Sikap warga negara Indonesia dapat menjadi kunci dalam menghadapi pandemi covid 19. Kebijakan sebaik apapun yang dikeluarkan oleh pemerintah namun dengan sikap warga negara yang egois dan memikirkan diri sendiri, tampaknya akan sulit menemukan ujung yang baik dalam pendemi covid 19 ini. Permasalahan ini bukan hanya masalah pemerintah tetapi masalah seluruh warga negara Indonesia bahkan warga global. Seluruh warga bertanggung jawab untuk ikut serta mengatasi pandemi covid 19.

Empati adalah salah satu nilai yang sangat penting dalam menghadapi pandemi covid 19. Lazarus (1991) menjabarkan empati sebagai kemampuan dalam berbagi perasaan dengan orang lain, hal ini dilakukan dengan cara menempatkan kondisi psikologis sesuai dengan keadaan orang yang dihadapi, kunci dari empati sangat berkaitan erat dengan compassion, yaitu kecenderungan untuk menolong orang lain yang menderita. Jadi empati tidak hanya sekedar ikut merasa bersedih dengan kemalangan yang terjadi pada orang lain namun juga timbul perilaku menolong. Empati menjadi karakter kunci dalam menghadapi pandemi covid 19 yang akan menumbuhkan perilaku baik lainya. Warga negara Indonesia yang memiliki empati tidak akan melakukan hal-hal yang akan berdampak pada penderitaan atau membahayakan orang lain. Bahkan jika itu hanya berdiam di rumah agar tidak terkena virus covid 19 yang akan membahayakan orang lain jika menularkanya, menolong sesama yang membutuhkan karena terdampak covid 19, dan baik individu atau melalui komunitas dapat melakukan banyak hak untuk membantu sesama. Kemudian pastinya mematuhi aturan pemerintah yang bertujuan untuk kebaikan bersama. Warga negara Indonesia yang memiliki empati akan bersatu untuk menghadapi covid 19 agar bangsa Indonesia segera dapat mengatasi pandemi ini. Jadi empati sangat penting untuk dimiliki oleh masyarakat sebagai warga negara Indonesia maupun warga negara global. 

Post a Comment

Previous Post Next Post