SALAM PANCASILA: REZIM INI TIM SUKSES PROYEK GLOBAL MODERASI ISLAM



Oleh: Junari, S.I.Kom

Beredar kabar yang menyebut bahwa Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi yang mengusulkan mengganti Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh diganti dengan Salam Pancasila. Wawancara tersebut dilakukan sebelum Kepala BPIP melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPR RI, pada 18 Februari 2020. Hal ini dijelaskan oleh Direktorat Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP dalam siaran persnya, Sabtu (22/2/2020).

BPIP memahami isu ini berangkat dari petikan wawancara program Blak-blakan detikcom dengan Kepala BPIP Yudian Wahyudi, awalnya, Yudian menjawab pertanyaan presenter Blak-blakan detikcom Sudrajat perihal salam assalamualaikum di hadapan publik. Yudian mengatakan, assalamualaikum diucapkan secara total sejak era reformasi tanpa pandang agama. Kini, salam justru dilengkapi supaya genap dengan nuansa lima atau enam agama. Menurut Yudian, ini justru menjadi masalah baru. Yudian kemudian sepakat dengan ide salam Pancasila.
"Sekarang kita ambil contoh, ada hadist kalau anda sedang berjalan dan ada orang duduk, maka ucapkan salam. Itu kan maksudnya adaptasi sosial. Itu di jaman agraris. Sekarang jaman industri dengan teknologi digital. Sekarang mau balap pakai mobil, salamnya pakai apa? Pakai lampu atau klakson. Kita menemukan kesepakatan-kesepakatan bahwa tanda ini adalah salam. Jadi kalau sekarang kita ingin mempermudah, seperti dilakukan Daud Jusuf, maka untuk di public service, cukup dengan kesepakatan nasional, misalnya Salam Pancasila. Itu yang diperlukan hari-hari ini. Daripada ribut-ribut itu para Ulama, kalau kamu ngomong Shalom berarti kamu jadi orang Kristen," kata Yudian.

Selanjutnya, Yudian kembali mendapat pertanyaan terkait dengan Salam Pancasila. Apakah beliau sependapat dengan Salam Pancasila tersebut. Kemudian, ia menjelaskan salam Assalamua’alaikum maksudnya mohon izin permohonan kepada seseorang dan kalimat agar semangat. "Iya, Salam Pancasila. Salam itu kan maksudnya mohon izin atau permohonan kepada seseorang sekaligus mendoakan agar kita selamat. Itulah makna salam.

Kapitalisme mengubah penyampaian yang mengandung doa di dalam mengucapkannya yaitu salam, dengan mengalihkan keimanan umat islam agar jauh dari keterikatannya dengan agamanya, tanda menghargai agama yang beragam di negeri ini bukan dengan cara mengorbankan agama islam dalam mengucapkan, bila ingin mengucapkan salam disesuaikan pada tempatnya.

Jika pernyataan Kepala BPIP Yudian Wahyudi hanya di gunakan secara blak-blakan tetang salam, maka tidak seharusnya ia praktekan walaupun bukan di tempat rapat, karena sikapnya seorang pemimpin akan menjadi contoh atau perilaku, ini menunjukan lemahnya anggapan, dan akhir akhirnya menjadi dipraktekan oleh masyarakat, rezim menunjukan bahwa umat islam menjadi sumber masalah keragaman maka dengan cara yang ditempuh rezim untuk mengatasi akan selalu menunjukan umat agar meninggalkan ajaran agamanya, justru cara ini menyulitkan sikap penolakan pablik karena makin menguatkan dugaan umat bahwa rezim ini mengidapsi islam fobia.

Hal ini menunjukan makin banyaknya bukti bahwa Rezim mempertentangkan ketaatan muslim dengan loyalitas bernegara dengan berbagai cara lewat dari ucapan ucapan para ketua atau pemimpin di rezim ini sedangkan kebebasan dalam menganut agama islam di kikis hingga bagian dari agama di buat oleh rezim tidaklah digunakan, atau lebih kearah mengkafirkan diri sendiri.

Banyak hal menunjukan ketidak berpihakan rezim terhadap islam bukan hanya salam tetapi juga banyak sudut yang menyulitkan islam untuk melakukan ibadahnya seperti adanya kata toleransi terhadap agama, dan lainnya, tetapi berbeda jika islam menerapkan agamanya di rezim yang mengandung sekuler radikal, islam di batasi ekspresinya dalam hal salam pun di dalam islam yang menjadi wajib di kikis hingga akan menghilangkan bagiannya, ini menunjukan lemahnya ideology yang di emban oleh rezim saat ini.

Umat seharusnya menyadari ini adalah bagian dari upaya sistematis menjauhkan muslim dari keterikatan agama dan menganti identitas islam dengan identitas liberal, perlahan rezim ini menunjukan tidak mengiginkan islam  melihat  yang mayoritas berleluasa menerapkan agamanya di negeri ini sedangkan yang mayoritas di intemidasi gerakannya sampai penyampaian salam pun seakan ingin merubahnya.

Telah aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah aku cukupkan nikmat ku bagimu dan telah aku ridhoi islam sebagai agamamu (TQS AL-Ma’idah [5]:3)

Di dalam hadist di atas islam agama yang sempurna yang di ridhoi oleh Allah SWT sebagai agama yang sempurna tentu akan melahirkan rahmat bagi seluruh alam dan penghuni isi dunia termasuk manusia, agar menerapkan peraturan dan perintah Allah dalam melakukan keputusan, peraturan atau tindakan untuk di berlakukan di dalam bernegara. Begitu pula jika menginginkan kemakmuran di dalam sebuah Negara dengan merubah rezim kapitalis menuju Islam Kaffah, maka akan sempurna keimanan seseorang apabila Negara yang langsung menanganinya dengan penerapan peraturan dengan seadil adilnya tentu dengan aturan islam. Waalahu’alam


Post a Comment

Previous Post Next Post