Derita Muslim India, Umat Perlu Penjaga

Oleh : Nor’alimah, S.Pd 
(Pendidik dan Pemerhati Generasi)

Miris! Sejak Ahad 23 Februari 2020, umat Islam di India menjadi korban kebrutalan kalangan Hindu. Mereka mengalami penganiayaan fisik. Digebuk beramai-ramai menggunakan tongkat, batu, besi bahkan sejata api. 

Para pembantai berteriak-teriak, menganiaya kaum muslim yang sedang beribadah di dalam Masjid, hingga Masjid pun dibakar. Banyak muslim India yang mengalami luka-luka, darah muslim India tumpah.

Tragedi berdarah di New Delhi, India lantaran disahkan UU Kewarganegaraan yang praktiknya meminggirkan umat Muslim. UU ini mengatur dan memperbolehkan warga non Muslim asal Bangladesh, Pakistan, dan Afganistan yang masuk ke India secara ilegal untuk menjadi warga negaranya. Lebih dari 30 orang tewas dan menjadi sorotan belahan dunia lainnya (VivaNews, 29/02/2020).

Di tengah darah umat Islam India yang tumpah. Ternyata banyak penguasa negeri-negeri muslim yang tidak peduli. Walau sekedar memberikan kecaman terhadap perilaku yang tak berkeprimanusiaan. Meski ada pemimpin Muslim yang mengecam keras pembantaian umat Islam di India, yakni presiden Turki, Erdogan.

Namun, bentuk kepedulian yang serius tak sekedar mengecam, tetapi berupaya serius untuk menghentikan pembantain dan mengadili pelaku dengan hukuman yang tegas. Tragedi yang menimpa muslim India menambah derita panjang umat Islam. Masih tersimpan dalam benak kita bagaimana penderitaan yang terjadi pada muslim di Turkistan Timur (Xianjiang), Myanmar, Suriah dan Palestina yang tak kunjung selesai.

Kepada siapa umat Islam harus berharap? Apakah kepada organisasi internasional yang hanya akan berakhir dengan rekomendasi dalam kerangka diplomasi Barat. Ini menunjukkan sikap pembelaan terhadap sesama muslim sangat jauh.  

Kepada siapa umat Islam mencari pembelaaan? Kepada siapa umat mengadukan darah yang telah tumpah? Padahal satu jiwa seorang mukmin lebih baik (berharga) daripada dunia dan seisinya. Perlu ada kekuatan yang dapat menjaga umat Islam dari setiap penderitaan dan setiap tetes darah yang tumpah.  

Pada tanggal 3 Maret 1924 (bertepatan dengan 28 Rajab 1345 H) dunia guncang, malapetaka besar datang. Perdaban Islam yang gemilang telah hilang. Raksasa penjaga bersenjata Quran dan Sunnah telah musnah, yakni sistem pemerintahan Islam yang bernama Khilafah telah dihapus oleh Mustafa Kemal yang merupakan agen Inggris. 

Sejak saat itulah umat Islam terpecah belah dalam berbagai bangsa, disekat dengan rasa bangga terhadap bangsa dan tanah airnya. Sehingga jika ada permasalahan yang menimpa suatu negeri, seolah itu hanya menjadi urusan bagi negeri tersebut.

Sejak Khilafah diruntuhkan, umat Islam mengalami penderitaan yang tak terperi, tetes darah umat Islam terus tumpah tanpa ada pelindung dan pembela di berbagai belahan dunia. Umat semakin membutuhkan sebuah sistem yang mulia yakni Khilafah yang dipimpin oleh seorang Khalifah. 

Derita yang dialami saudara seiman kita, kaum muslim dari India, mengingatkan kita pada sabda Rasulullah ﷺ,

إنَّمَا الْإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya” (HR. Muslim)

Dengan kata lain Khalifah adalah penjaga umat sejati. Sebagaimana peristiwa yang pernah terjadi pada masa Khalifah Al Mu’tashim Billah. Menurut Ibn Khalikan dalam Wafyah al A’yan, juga Ibn al-Atsir dalam Al-Kamil fi at-Tarikh, saat berita penawanan seorang wanita di Kota Amuriyah (di Turki), ia berteriak dan meminta pertolongan. Hingga berita itu sampai ke telinga Khalifah Mu’tasim Billah, beliau segera bangkit menjawab seruan tersebut. 

Tak berpikir lama Khalifah segera mengerahkan pasukan dan memimpinya bersama puluhan ribu pasukan kaum muslim menuju Amuriyah. Seseorang meriwayatkan bahwa panjangnya barisan pasukan tidak putus dari gerbang istana khalifah di kota Baghdad hingga Amuriyah. terjadilah peperangan sengit, sekitar 30.000 pasukan Romawi dapat dikalahkan dan kaum muslimin menaklukan kota Amuriyah dan membebaskan wanita tersebut. Semoga Allah merahmati Al-Mu’tasim Billah. 

Bagaimana dengan kondisi umat Islam hari ini? Tak ada satu penjaga/pelindung bagi kaum muslim. Padahal telah nyata di depan mata kita, umat Islam dinistakan di berbagai belahan dunia. 
Dunia Islam memerlukan penjaga, yang dapat melindungi mereka dari penyiksaan dan ketidakadilan, seperti yang dilakukan Al-Mu’tasim Billah. 

Tangis dan jeritan muslim India hanya dapat diselesaikan dengan ditegakkannya instusi Khilafah yang menerapkan syariah Islam secara Kaffah. Sehingga tak cukup hanya sekedar mengecam dan berdoa saja. Mari berjuang bersungguh-sungguh untuk menegakkan Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah agar semesta menjadi berkah, umat Islam di seluruh dunia dapat mengembalikan izzah (kemuliaan)nya.  

Wallahu a'lam.

Post a Comment

Previous Post Next Post