Mewaspadai Upaya Penghapusan Ajaran Islam

Oleh : Tatiana Riardiyati Sophia

Wacana Kemenag untuk menghapus materi Khilafah, perang dan jihad dari buku pelajaran madrasah sebentar lagi akan terwujud.Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama Fachrul Razi di Hotel Bidakara, Jakarta (10/12/19), bahwa materi Khilafah akan digeser kedalam materi sejarah Islam, bukan lagi ranah Fiqih, agar tidak menimbulkan kerancuan pada murid madrasah. "Hal ini bukan untuk meminimalisir penyebaran radikalisme, tapi agar para murid tidak salah memaknai Khilafah", demikian ujarnya.

Pernyataan itu sejalan dengan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah (KSKK) Kemenag, Ahmad Umar yang menyatakan "setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi akan dihilangkan. "Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (7/12). Materi Khilafah dan jihad akan dinarasikan dengan konteks yang berbeda. Hanya berupa sejarah masa lalu bahwa dulu Rasulullah pernah berperang dan dahulu pernah berdiri kekhilafahan. Tetapi materi yang diajarkan tetap mengedepankan penguatan karakter dengan ideologi Pancasila dan Islam wasathiyah.

Sesungguhnya ada apa dengan Khilafah, jihad dan perang? Bukankah ketiganya merupakan ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an dan  As-Sunnah? Mengapa ajaran tersebut di kriminalisasi dan di monsterisasi? Mengapa pula ketiga hal tersebut dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme?

Islam adalah agama yang sempurna. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan mulai dari ekonomi, pergaulan, pendidikan hingga politik. Islam bukan hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, tapi juga mengatur hubungan dengan sesama manusia dan dirinya sendiri. Semua aturan hidup yang sempurna itu terdapat dalam Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Saw. Rasulullah telah mencontohkan segala hal, mulai urusan sholat hingga urusan mengurus umat pada waktu berdirinya negara Islam pertama kali di Madinah.

Islam juga adalah sebuah ideologi, di mana tata cara penerapannya telah diatur sedemikian sempurna oleh Allah SWT. Karena Allah yang menciptakan makhluk-Nya, maka Dia-lah yang paling tahu bagaimana makhluk-Nya seharusnya menjalani hidup di muka bumi yaitu dengan menjalankan seluruh syari'at-Nya agar membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

Islam, jika diterapkan secara sempurna di berbagai aspek kehidupan akan membawa kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian dan keamanan bagi seluruh manusia, baik Muslim maupun non Muslim. Islam, sebagai ideologi akan menyatukan seluruh umat Islam di seluruh dunia dan mendorong mereka untuk menerapkan Islam secara sempurna (kaaffah). Di sisi lain, di dunia saat ini juga berkembang yang namanya ideologi Kapitalisme dan Sosialisme. Ideologi ini masing-masing ingin menyebar dan berkembang, sebagai ideologi mayoritas penduduk bumi untuk mengatur kehidupan manusia dengan mencari pengaruh dan sebanyak banyaknya pengikut. Transfer pemikiran merupakan jalan bagi sebuah ideologi untuk berkembang. Saat ini, dunia menganggap ideologi  yang dapat memakmurkan dan menyejahterakan adalah kapitalisme. Ideologi  ini lahir dari aqidah sekulerisme yang memisahkan urusan agama dari kehidupan. Dari sekulerisme juga melahirkan liberalisme. Di mana agama hanya boleh dipakai di ranah ibadah saja, sementara urusan kehidupan  diatur oleh aturan manusia yang bebas. Ideologi ini banyak berkembang di negara-negara Barat. Dan Barat  melakukan berbagai cara untuk mengembangkan ideologi ini, mulai dari ekspansi penjajahan hingga yang paling halus yaitu transfer pemikiran.

Sementara itu, sejarah telah mencatat kegemilangan Islam pada masa lalu. Kemakmuran, keadilan, kesejahteraan, keamanan dan kedamaian dirasakan hingga 13 abad serta melingkupi sepertiga wilayah bumi. Betapa orang-orang non Muslim yang disebut ahlul dzimmah diperlakukan sama seperti Muslim lainnya di berbagai hal, seperti pendidikan, kesehatan dan keamanan. Para ahli sejarah barat yang jujur menyatakan bahwa belum pernah ada peradaban yang melampaui seperti peradaban yang dibawa oleh Islam, bahkan setelah peradaban Islam runtuh.

Secara alamiah setiap pengikut satu ideologi pasti ingin melestarikan ideologi yang dianutnya. Demikian pula dengan ideologi kapitalisme yang di usung oleh negara-negara barat. Mereka, karena kedengkiannya tidak rela jika ideologi Islam bangkit kembali, yang berarti akan runtuhnya ideologi kapitalisme mereka. Berbagai cara yang dilakukan mereka untuk melemahkan umat Islam mulai dari pedangkalan aqidah,memecah belah persatuan umat Islam, dilemahkan ekonominya, dijauhkan dari ajarannya serta dimatikan ruh politik dan jihadnya.
(Sumber: Ustadz Roni Abdul Fattah)

Islam dilabeli dengan terorisme dan radikalisme. Ajaran Islam yaitu Khilafah dimonsterisasi, dianggap sebagai biang perpecahan dan sumber intoleransi. Jihad dengan makna yang sesungguhnya digambarkan sebagai perang yang membuat kehancuran, dan kerusakan. Padahal jihad adalah perang melawan orang-orang kafir harbi, yang memusuhi Islam dan memerangi umat Islam dan tidak mau tunduk pada aturan Islam. Jihad sendiri punya berbagai aturan, diantaranya tidak boleh membunuh anak-anak, perempuan dan orang tua, tidak boleh membunuh hewan dan merusak tumbuhan serta bangunan. Apakah layak jika hal yang semacam ini harus dinarasikan jahat untuk menakut-nakuti umat? Yang lebih miris adalah orang Islam yang menjalankan Islam nya dengan sempurna dicap radikal, dsb.

Upaya Barat untuk menghancurkan Islam yaitu dengan menggunakan antek-anteknya yang berasal dari dalam tubuh umat Islam sendiri. Karena mereka sadar tidak bisa menghancurkan umat Islam secara frontal apalagi di Indonesia.
Maka saat ini mereka mulai menggerus pemahaman Islam yang benar dari generasi muda dengan mulai mengotak-atik materi pelajaran agama di sekolah terutama madrasah. Karena saat ini sekolah, pesantren, kampus bahkan PAUD dianggap sebagai tempat yang cocok untuk mengajarkan/menyebarkan paham radikalisme.

Ini adalah sebuah tindakan yang teramat jahat. Bahkan saat ini berbagai tuduhan yang mereka lontarkan terhadap Islam diantaranya jika Khilafah tegak akan membawa kerusakan, tidak cocok diterapkan di masa sekarang dsb. Padahal saat ini yang sedang bercokol adalah bukan Islam tapi demokrasi dan sistem pemerintahan lainnya di dunia. Tentu saja tuduhan tersebut adalah tuduhan yang keji. Karena faktanya, apakah dengan sistem yang berlaku di dunia saat ini, umat manusia menjadi beradab? Apakah sistem saat ini  menjamin keamanan dan kesejahteraan? Jawabannya : Tentu TIDAK. Sekalipun di negara yang di klaim sebagai negara maju.

Maka, satu-satunya jalan adalah kembali pada Islam. Kembali pada aturan-aturan yang ditetapkan Allah Rabbul 'Alamiin, Sang Pencipta langit, bumi dan segala isinya. Dan kembalinya kejayaan Islam berikut peradabannya adalah janji Allah SWT melalui bisyarah Rasulullah Saw yang wajib kita imani dan perjuangkan. Sebagaimana disebutkan dalam surah an-Nur ayat 55, Allah SWT berfirman yang artinya : 
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa..."

Dan makar orang-orang kafir akan hancur sebagaimana disebutkan dalam surah Ali-Imran ayat 54, Allah SWT berfirman yang artinya :
"Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya."

Maka sekarang dimanakah posisi kita? Sebagai pejuang ataukah penonton?
WalLahu a'lam bi ash shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post