Perspektif Islam Mengenai Memori dan Meningkatkan Daya Ingat hafalan Al-Qur’an

By : Dinda Asmarni

Manusia memiliki memori dengan kemampuan dan kapasitas yang sangat besar, memori yang berfungsi sangat penting bagi manusia. Sebagian besar menggunakan fakta dari memori atau inggatan, dengan  menghubungkan konsep waktu masa sekarang dengan masa lalu. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai khaliffah dibumi, oleh sebab itu Allah memberi bekal kepada kita  berbagai bentuk panca indra dan kemampuan untuk berpikir. Pada hakikatnya berpikir sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi dan pengalaman. Islam telah menjelaskan secara rinci dan operasional mengenai pemahaman dan pengetahuan pada proses  sistem kerja memori (akal) dan penegasan  pengetahuan dan keterampilan.

 Dalam ajaran islam kita dianjurkan untuk mengingat tempat dimana  kita kembali yaitu alam akhirat. Ada kisah yang mejelaskan mengingat kematian ketika Aisyah RA berkata:” wahai Rasullullah SAW, Rasulullah menjawab:” orang yang mengingat kematian sehari semalam dua puluh kali” maksud dari kisah tersebut menjelaskan keutamaan mengingat kematian sehingga menyebabkan kita renggang dari tipu daya dan menuntut persiapan untuk ke akhirat. Ingatan terhadap kematian melembutkan hati kita dan melunturkan ambisi-ambisi keduniwian sehingga membuat hati tenang bertemu dengan kematian. 
Bagaimana Kajian teori mengenai struktur otak dan memori
Otak sebagai salah satu yang sangat berpengaruh karena merupakan pusat dari semua alat tubuh, bagian dari syaraf terletak didalam rongga tengkorak yang dibungkus selaput otak yang kuat. Otak yang menentukan makhluk bergerak, memerintah indera, menentukan  persepsi, mengatur pola komunikasi, menentukan jumlah informasi dan menyeleksinya
Otak memiliki sistem syaraf yang rumit yang terdiri dari jutaan sel syaraf diperkirakan 12 sampai 200 juta sel untuk mengerakan kemapuan otak dalam bidang intelektual dan inggatan berfikir.
Dalam studi psikologi suatu pengantar perspektif islam, Abdul Rahman dan Muhbib(2004) menjelaskan bahwa manusia memiliki pusat daya pikir yang terletak pada korteks asosiasi, yang memiliki 3 tonjolan:
1. Tonjolan panetal, menerima informasi dari indera perasa dan penglihatan bentuk ruang, dan juga pengamat untuk kejadian khusus.
2. Tonjolan temporal, sebagai pusat pendengaran dan sebagai penyimpan memori yang permanen.
3. Tonjolan depan, mengatur kemampuan merencanakan sesuatu dan membayangkan masa depan.

Menurut teori lateralisasi (teori tentang organ otak) bahwa bagian terpenting dalam susunan fisiologi otak adalah cerebral cortex yang terbagi dua bulatan kiri dan kanan. Hampir 95% dari klasifikasi jenis pekerjaan manusia berdasarkan atas dua belahan cerebral cortex.  Belahan kiri memberi fungsi respon kemampuan verbal seperti menghafal, mengingat, sedangkan belahan kanan membri kemapuan visual.otak dapat menerjemahkan pesan-pesan yang direkam oleh indera diluar otak, pesan dapat disimpan dan dikeluarkan bila saat dibutuhkan.
Islam memberikan penekanan pada signitifikasi fungsi kognitif dan sensori (indera) sebagai alat penting untuk belajar. Proses berpikir melalui kognitif dalam sistem memori sensori baik memori jangka panjang maupun memori  jangka pendek berperan aktif menentukan keberhasilan maupun kegagalan seseorang meraih pengetahuan. Manusia diberi potensi yang bersifat jasmaniyah untuk belajar dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kemaslahatan manusia. Potensi-potensi itu dalam organ fisiopsikis manusia berfungsi sebagai alat penting untuk melakuakan berpikir berupa, indera pengelihatan fungsinya untuk menerima informasi visual, indera pendengaran fungsinya untuk menerima informasi verbal, akal potensi kejiwaan manusia yang merupakan sistem psikis yang kompleks untuk menyerap, mengelola, menyimpan dan memproduksi kembali item-item informasi dan pengetahaun (kognitif) 
Alat-alat yang bersifat fisio-psikis dalam hubunganya dengan kegiatan belajar merupakan sub item yang satu sama lain. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Nahl:78 yang artinya  ” dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam kedaan tidak mengetahui apa-apa, dan dia memberikan kamu pendengaran,  peneglihatan dan af’idah(daya nalar) agar kamu bersyukur”.maksud dari daya nalar ayat tersebut yaitu  potensi atau kemampuan berpikir logis (akal). Akal yang merupakan adanya kaitan di dalam  jantung (qalbu). Dengan demikian arti qalbu yang realitis akal atau sistem memori yang tepatnya didalam otak bukan didalam jantung atau hati manusia. Sehingga dalam pandangan perspektif islam mengenai memori, akal  berkaitan dengan belajar untuk  beribadah mengerjakan perintah dan larangan dari Allah. 
Dilansir dari liputanislam.com oleh farid  dalam kajian islam mengenai memilih memori yang di publikasikan pada Agustus 2019 mengemukakan memori manusia adalah ruagan yang punya kapasitas terbatas, tidak mungkin kita memasukan semua memori yang ada kedalam benak kita. Cara paling efektif di saat kita ingin menolak masuknya memori buruk adalah dengan memenuhi benak kita dengan memori yang baik,” sesungguhnya kebaikan-kebaikan itu akan melenyap berbagai keburukan” (Hud:14). Jadi semuanya sangat bergantung kepada kita, jenis memori apa yang kita izinkan untuk masuk dan menetap lama didalam benak kita.
Cara meningkatkan hafalan al-quran dalam perspektif islam
Al-Quran adalah kitab suci umat islam yang diyakini sebagai wahyu dari Allah kepada nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril sebagai petunjuk umat manusia. Al-Quran diturunkan dalam bentuk bahasa arab yang terdiri dari 30 juz,114 surat dan 6000 lebih ayat. Berbeda dengan kitab suci dari agama lain yang tidak dihafalkan oleh pengikutnya, Al-Quran banyak dihafalkan oleh umat islam. Dikutip dari kompasiana.com, (11/03/2018) Indonesia merupakan negara dengan jumlah umat islam terbesar hampir seluruh dunia. Rata-rata masyarakat Indonesia menganut agama islam, meskipun ada beberapa beragama no-islam seperti kristen, katholik, budha, dan hindu. Islam adalah agama yang sangat rahmatalllil’alamin, yaitu agama yang sangat dirahmati dan merupakan agama yang membawa ketenangan dan kesejukan bagi pemeluknya. Indonesia sering dijumpai yang menghafal al-quran di persantren yang khusus mendidik muridnya untuk menghafal al-quran. Di gaza terdapat setengah juta penghafal al-quran tidak sedikit anak-anak usia enam tahun sudah hafal Al-Quran karena anak kecil mudah menghafal dari pada orang dewasa dikarenakan pada waktu kecil otak mengalami perkembangan yang signifikan sehingga memudahkan untuk menyimapan informasi yang masuk, perkembangan otak mencapai kesempurnaan pada usia kanak-kanak. Ada beberapa cara untuk meningkatkan hafalan Al-Quran sebagai berikut: 

Pertama : dengan cara ikhlas, ikhlas merupakan motivasi yang tinggi dalam islam untuk aktualisasi diri menjadi seorang muslim yang ikhlas dalam mengerjakan segala sesuatu kebaikan yang dilakukan.

Kedua : Didalam menghafal disarankan untuk memakai satu mushaf al-quran untuk memudahkan memorisasikan secara visual 

Ke tiga : Sebelum menghafal al-quran harus  memperbaiki tanda bacaan al-quran. Apabila tidak dilakukan maka jika terjadi kesalahan dalam menghafal maka memori akan sulit diubah dengan memori baru. Informasi yang telah dimasuki long term memory  akan sulit digantikan dengan yang baru. Sehingga belajar tahsin atau memperbaiki bacaan sangat dianjurkan sebelum menghafal al-quran.

Keempat : pemilihan waktu yang tepat untuk menghafal atau mengulang hafalan al-quran.

Kelima : pemilihan tempat karena mempengaruhi susana hati untuk lebih berkonsentrasi.

Keenam: membaca dengan melagukan atau tartil dapat menambah hafalan karena manusia lebih mudah menghafal sesuatu yang mempunyai pola seperti suara dari pada monoton, itu tergantung dengan masing-masing orang dalam cara meningkatkan hafalan

Ketujuh : Setelah bacaan diperbaiki menghafal al-quran dapat dilakuakn dengan menyambungkan antara ayat yang satu dengan yang lainnya.

Kedelapan ; Mengulang-ulang hafalan akan memindahkan dari sensory memory menuju short term memory. Apabila terus menerus akan pindah menjadi long term memory. Menghafal secara rutin  Dengan demikian hafalan terjaga lebih lama.

Ke sembilan : Menghafal secara perlahan karena kualitas hafalan lebih didahulukan daripada kualitas ayat yang dihafalkan. Menghafal secara cepat berisiko tercampurnya hafalan. Manusia makhluk yang mendistorsi informasi maka menghafal secara cepa dapat mengacaukan kebenaran bacaan dapat juga disebut dengan interferensi

Kesepuluh : Dalam menghafal al-quran perlu seorang guru untuk menyetorkan bacaan karena  memudahkan dalam proses penghafalan al-quran.

Kesebelas : Hafalan semakin sempurna apabila bisa diamalkan setiap makna hafalan, makna dapat mejadi trigger apabila seseorang melupakan hafalanaya, teknik ini dalam psikologi kognitif disebut dengan elaborasi. Kata-kata sendiri tidak mewakili makna apapun, manusialah yang memberi makna. Seseorang yang akan mengahafal al-quran juga harus mempunyai motivasi yang kuat untuk memudahkan untuk mengingat informasi.  
Daya hafalan Al-Quran  dapat mengunakan berbagai teknik diiringi dengan motivasi yang kuat untuk menghafalkannya karena untuk menjaga konsistensi hafalan. motifasi yang dimaksud disini adalah ikhlas untuk mengerjakan kebaikan dengan mengingat segala apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Dan sebagai  seorang muslim dalam ajaran islam dianjurkan mengingat tempat kita kembali yaitu akhirat, Bertemu dengan kematian maka hendaklah kita mengingat tentang kematian,  sehingga kita  selalu memperbarui ingatan atau memori agar tidak tinggal diam,  Karena memori bukan sesuatu yang statis tetapi memori bersifat aktif selalu terkait hati dan pikiran dan realitas kehidupan.

Post a Comment

Previous Post Next Post