Tsunami PHK di Negara Kapitalis

Oleh : Kusmiati, S.Pd

Tsunami Pemutusan Hubungan Kerja  (PHK) sedang melanda dunia. Bukan hanya pada bidang Perbankkan melainkan pada bidang-bidang yang lainnya seperti pada bidang Otomotif. 

Seperti yang di lansir pada salah satu media, CNBC Indonesia - Kabar seputar tsunami PHK tak cuma melanda sektor perbankan dunia, pekan ini pemberitaan juga diramaikan oleh sejumlah perusahaan global ternama lainnya yang mengumumkan rencana pemangkasan pegawai mereka. 

Sejumlah perusahaan dari berbagai negara mengambil langkah dengan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada karyawannya guna melakukan efisiensi. Hal itu disebabkan karena melemahnya ekonomi dan ketidakpastian global.

Perusahan-perusahaan itu bukan hanya perbankan, tapi juga terjadi pada perusahaan otomotif, komputer hingga perusahaan perintis atau start up. (www.cnbcindonesia.com)

Bagi para pekerja, PHK adalah hal yang sangat menakutkan karena bisa memutuskan mata rantai dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Melemahnya ekonomi maupun ketidakpastian global yang mengakibatkan adanya Tsunami PHK di belahan dunia, tidak bisa dipisahkan dengan sistem ekonomi yang berlaku pada sebuah negara. 

Pada dasarnya negara-negara maju maupun berkembang pada saat ini menjadikan sistem ekonomi kapitalis sebagai asas sehingga semuanya akan bergantung kepada para kapitalis  atau pemilik modal. 

Seperti apa tabiat sistem ekonomi kapitalis? 

Sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah sistem ekonomi yang di dalamnya akan memberikan bantuan atau mengucurkan investasi terhadap negara yang memberikan keuntungan terhadapnya. Jika negara tersebut tidak lagi memberikan keuntungan maka investasi yang pada awalnya dikucurkan, sedikit demi sedikit akan di tarik kembali. 

Sehingga sistem ini sangatlah rusak karena asasnya hanyalah manfaat semata. Seperti dalam pepatah "Tidak ada makan siang gratis". Setiap invetasi yang dikucurkan pastilah ada kekayaan yang ingin dikeruk pada negara tersebut. 

Penerapan Sistem ekonomi kapitalis ini pun diakhir kehancurannya mengoncang negara kampiun demokrasi selevel AS. Sehingga bisa di pastikan negara adidaya itu sendiri tidak akan pernah mampu untuk mensejahterakan rakyatnya. 

Negara maju selevel AS Saja mampu digoncangkan oleh sistem ekonomi kapitalis ini. Lantas bagaimna dengan negara lemah? Tentulah negara lemah akan semakin terpuruk. 

Inilah dampaknya ketika diterapkan sistem ekonomi yang hanya berasaskan manfaat belaka. 
Ketika negara bahkan dunia masih mempertahankan sistem ekonomi kapitalis dapat di pastikan akan berujung kepada kehancuran dan kepedihan. 

Dunia membutuhkan sistem ekonomi yang shahih. 

Pada hakikatnya islam telah menawarkan solusi pada setiap permasalahan yang dihadapi oleh umat secara individu maupun negara secara umumnya. 

Dalam pandangan islam kesejahteraan rakyat adalah yang sangat penting. Laki-laki diwajibkan untuk mencari nafkah dalam hal memenuhi kebutuhannya. Tentunya dengan memperhatikan Aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah SWT seperti hal nya tetap memandang kehalalan atau keharaman dari pekerjaan tersebut. Dan ini tertanam kuat di dalam benak umat karena tujuan umat bekerja bukan hanya mendapatkan materi belaka melainkan lebih kepada mengharap Ridho Allah SWT. 

Didalam sistem ekonomi islam antara kepemilikan pribadi dan kepemikilan umum semuanya terdapat aturan di dalamnya.
Dalam hal kepemilikan umum( collective property) itu merupakan hak negara, karena negara adalah wakil ummat. 

Allah telah menjadikan kepemilikan umum ini sebagai otoritas negara dan dikelola oleh negara yang pada akhirnya akan kembali di distribusikan untuk keperluan umat. Negara tidak akan pernah membiarkan kepemilikan umum dikelola oleh swasta maupum secara individu seperti hal nya yang terjadi pada sistem ekonomi kapitalis. 

Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dari salah seorang Muhajirin yang mengatakan: Nabi Saw Bersabda: "Manusia sama-sama membutuhkan dalam tiga hal: Air, Padang Gembalaan dan Api."

Dari sinilah negara akan menjamin kesejahteraan umat dimana negara akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyediakan lapangan pekerjaan untuk umat sehingga umat bisa bekerja dengan baik. Tidak hanya itu saja, jika salah seorang dari masyarakat tidak bisa bekerja dan tidak ada lagi ahli warisnya, negara yang bertangung jawab atas kebutuhan hidupnya dengan menggunakan dana dari baitul mal. 

Dunia butuh penerapan sistem islam. 

Berbagai kemunduran  maupun kehancuran yang dialami oleh negara bahkan dunia, ini menandakan bahwa dunia butuh penerapan islam secara kaffah dalam bingkai negara yang akan mampu mensejahterakan umat. 

Wallahu'alam

Post a Comment

Previous Post Next Post