Kerinduan Akan Cahaya Islam

Oleh: Siti Maisaroh

“Dapatkah aku berhenti bicara tentangmu? bahasa tubuhku tak pernah kehabisan cara, untuk menggambarkan bayangmu.” Inilah syair tentang rindu. Sebagai seorang muslim, tentu kita memahami bahwa khilafah adalah ajaran Islam. Berbekal keimanan, kita sangat yakin bahwa khilafah adalah janji Allah yang akan kembali tegak dimuka bumi, dimana cahaya Islam akan kembali menerangi seluruh alam.

Firman suciNya yang abadi “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal soleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhoi-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar keadaan mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun degan Aku. Dan barangsiapa yang tetap kafir sesudah janji itu, maka mereka itulah orang-orang fasik.” (TQS An Nur: 55). Janji itu telah menepis keraguan dan keputus asaan. Menjadi harapan segar ditengah derasnya fitnah yang dibidikan pada pengemban dakwah.

Berbagai Ancaman untuk Pengemban Dakwah Khilafah
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dengan prasangka buruknya mengatakan, “..bila masih ada yang tidak sepaham dengan konsep bangsa ini apalagi yang masih memperjuangkan konsep khilafah, saya persilahkan dengan hormat untuk keluar dari Indonesia dan silahkan cari bangsa lain yang sejenis…” (beritagar Kamis, 03 Oktober 2019 https://beritagar.id/artikel/berita/menhan-persilakan-pejuang-khilafah-tinggalkan-indonesia). Setelah sebelumnya Menkopolhukam Wiranto juga memberi ancaman hukum (penjara) kepada eks Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) jika masih tetap menyebarkan ajaran khilafah di Indonesia. Hal itu karena ia menganggap bahwa khilafah mengancam Pancasila dan NKRI. (merahputih 20 Juli 2019  https://merahputih.com/post/read/wiranto-ancam-penjarakan-eks-hti-jika-tetap-sebar-ajaran-khilafah). Sungguh ucapan-ucapan yang tak pantas keluar dari lisan seorang Muslim yang sama-sama berstatus numpang tinggal di bumiNya Allah ini.

Entah telah berapa kali para penguasa dan pejabat negeri ini mencela khilafah. Khilafah selalu menjadi sasaran fitnah para pembencinya. Narasi berulang dengan pola yang sama. Khilafah dianggap ancaman bagi Pancasila dan NKRI.

Padahal, jika kita jujur, ancaman negeri ini bukanlah khilafah. Tetapi system Kapitalis-Liberalis- Sekularis lah yang merupakan imporan asing yang merusak tatanan sosial masyarakat negeri ini. Faktanya, jika Pancasila dianggap sudah final, lantas bagaimana Negara mengatasi perpecahan dan kerusuhan di Papua dengan kacamata Pancasila? Dimana peran Negara saat warna non Papua mengalami penjarahan hingga pembunuhan oleh perusuh Wamena? Juga bila NKRI disebut harga mati, mengapa aset-aset Negara begitu mudah dijual dihadapan kapitalis asing? membiarkan kekayaan alam Indonesia dikuasai koorporasi, apa itu yang dimaksud dengan NKRI harga mati? yang ada justru NKRI telah mati harga dihadapan para kapital penjajah asing. Sementara dalam Islam, tanah sejengkal pun tak akan dilepaskan oleh Negara.

Kerinduan
Namun dalam dada ada yang terus menggebu. Terus mendominasi pemikiran. Dalam kenangan ada berjuta kerinduan. Tinta sejarah tak dapat dihapuskan. Bahwa dahulu, selama 13 abad lamanya Islam pernah jaya. Kekuasaannya hampir menguasai 2/3 wilayah dunia. Meski didalamnya hidup warga multietnis dan beragam, faktanya belum pernah terjadi pembantaian sebagaimana yang kita saksikan saat ini. Juga belum pernah ada peradaban yang bertahan lebih dari 13 abad lamanya kecuali khilafah Islamiyah. Tak hanya teori, kejayaan Islam itu nyata, berdasarkan pengakuan Will Durant, kebesaran peradaban Islam juga tampak pada beberapa hal berikut:

a. Jaminan atas keamanan dunia
Dalam hal ini, Will Durant jelas mengatakan: Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan usaha keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang bagi siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam keluasan wilayah yang belum pernah tercatat lagi fenomena seperti itu setelah masa mereka. Kegigihan dan kerja keras mereka menjadikan pendidikan menyebar luas sehingga berbagai ilmu, sastra, falsafah dan seni mengalami kejayaan luar biasa; yang menjadikan Asia Barat sebagai bagian dunia yang paling maju peradabannya selama lima abad. (Will Durant – The Story of Civilization).

b. Menyatukan umat manusia
Dalam hal ini, Will Durant terang mengakui: Agama Islam telah menguasai hati ratusan bangsa di negeri-negeri yang terbentang mulai dari Cina, Indonesia, India hingga Persia, Syam, Jazirah Arab, Mesir bahkan hingga Maroko dan Spanyol. Islam pun telah memiliki cita-cita mereka, menguasai akhlaknya, membentuk kehidupan¬nya, dan membangkitkan harapan di tengah-tengah mereka, yang meringankan urusan kehidupan maupun kesusahan mereka. Islam telah mewujudkan kejayaan dan kemuliaan bagi mereka sehingga jumlah orang yang memeluknya dan berpegang teguh padanya pada saat ini [1926] sekitar 350 juta jiwa. Agama Islam telah menyatukan mereka dan melunakkan hatinya walaupun ada perbedaan pendapat maupun latar belakang politik diantara mereka. (Will Durant – The Story of Civilization).

c. Menciptakan kemajuan ekonomi

Dalam hal ini, Will Durant pun jujur bertutur: Pada masa pemerintahan Abdurrahman III diperoleh pendapatan sebesar 12,045,000 dinar emas. Diduga kuat bahwa jumlah tersebut melebihi pendapatan pemerintahan negeri-negeri Masehi Latin jika digabungkan. Sumber pendapatan yang besar tersebut bukan berasal dari pajak yang tinggi, melainkan salah satu pengaruh dari pemerintahan yang baik serta kemajuan pertanian, industri, dan pesatnya aktivitas perdagangan (Will Durant – The Story of Civilization).

d. Menjamin kesehatan masyarakat
Dalam hal ini, Will Durant secara jelas juga menegaskan: Islam telah menjamin seluruh dunia dalam menyiapkan berbagai rumah sakit yang layak sekaligus memenuhi keperluannya. Contohnya adalah al-Bimarustan yang dibangun oleh Nuruddin di Damaskus tahun 1160, telah bertahan selama tiga abad dalam merawat orang-orang sakit tanpa bayaran dan menyediakan obat-obatan gratis. Para sejarahwan berkata bahwa cahayanya tetap bersinar tidak pernah padam selama 267 tahun (Will Durant – The Story of Civilization).

Dan masih banyak lagi bukti sejarah yang lainnya. Semua kenangan itu menciptakan kerinduan mendalam akan kembalinya kehidupan Islam dalam naungan khilafah. Namun, kerinduan terhadap semua itu harus kita perjuangkan. Menghadapi dan melawan segala bentuk rintangan. Sampai Allah menunaikan janjiNya.  Allah SWT berfirman, artinya, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." (QS. Al Ankabut: 69)
Makna dari firman Allah SWT, "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhoan) Kami”, adalah, “Siapa saja yang berjihad melawan orang (tentara) kafir untuk mencari keridhoan Kami”. Al-Suddiy berkata, "Ayat ini turun sebelum diturunkannya ayat-ayat mengenai kewajiban perang". Ibnu 'Athiyyah berkata, "Ayat ini turun sebelum perang 'Arafiy”. Makna jihad disini adalah jihad secara umum dijalan Allah untuk mendapatkan keridhoanNya.

Abu Sulaiman al-Daraniy, "Jihad dalam ayat ini tidak hanya memerangi orang-orang kafir saja, akan tetapi juga mencakup; menolong agama, menghancurkan ahli bathil, dan mengalahkan orang-orang dzalim. Jihad di sini juga bermakna, melakukan aktivitas amar ma'ruf dan nahi 'anil munkar; salah satunya adalah bersungguh-sungguh didalam taat kepada Allah”.
Waallahu ‘alamu bishowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post