Kepiawaian Dedy Ihsan, Hantarkan Bank Nagari Raup Laba Tertinggi Pada Lima Tahun Terakhir


N3, Padang - Selaku satu-satunya Bank Kebanggaan Provinsi Sumateta Barat, geliat PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumbar atau dikenal dengan Bank Nagari selama tahun 2018 menunjukkan kinerja yang relatif baik. Meski disaat kondisi perekonomian Sumbar melambat dan kinerja perbankan Sumbar menurun dari tahun 2017, namun laba bersih Bank Nagari masib tercatat Rp 344,32 miliar atau tumbuh 14,35 persen dari tahun 2017.

Dan pada tahun 2018, pertumbuhan laba terjadi peningkatan yang signifikan, dimana pada tahun tersebut, Bank Nagari berhasil meraup laba tertinggi dalam lima tahun terakhir. Peningkatan laba ini disebabkan peningkatan pendapatan bunga Rp 143,68 miliar. Sementara beban bunga berhasil ditekan hingga minus Rp44,53 miliar dari tahun 2017. Ini menunjukkan bank telah mampu mengoptimalkan penghimpunan dana murah sebagai dampak dari pengembangan produk dan layanan digital banking,” kata Direktur Utama Bank Nagari, Dedy Ihsan didampingi Pemimpin Divisi Sekretaris Perusahaan, Yasrizal Idrus, kepada wartawan.
Ia mengatakan jika dibanding dengan pencapaian industri perbankan, pertumbuhan aset, kredit dan dana pihak ketiga, Bank Nagari mampu tercapai di atas pertumbuhan perbankan Sumbar. “Masing-masingnya tumbuh 8,5 persen, 8,29 persen dan 11,17 persen. Sementara perbankan Sumbar tumbuh masing-masing 5,12 persen, 1,66 persen dan 6,12 persen,” ungkapnya.

Dedy juga menyebutkan sampai akhir Desember 2018, total aset secara keseluruhan Rp 23,19 triliun atau 34,27 persen merupakan share terhadap aset perbankan Sumbar. Total kredit mencapai Rp 17,58 triliun atau 31,11 persen merupakan share kredit terhadap perbankan Sumbar. “Dan, dana pihak ketiga mencapai Rp 18,18 triliun atau 43,31 persen merupakan share terhadap dana pihak ketiga perbankan Sumbar,” sebut Dedy.

Perbaikan kinerja aset, kredit, dana pihak ketiga dan laba tahun 2018, sebut Dedy, berpengaruh positif terhadap rasio keuangan bank yang juga mengalami perbaikan jika dibanding tahun sebelumnya. Seperti rasio ROE meningkat dari 13,89 persen menjadi 14,34 persen; ROA naik dari 1,86 persen menjadi 2,03 persen.

Kemudian, CAR naik dari 19,97 persen menjadi 20,50 persen; Nim naik dari 6,53 persen menjadi 7,17 persen. Dan, loan to deposit ratio (LDR) masih berada dalam rentang sehat yaitu 96,68 persen. “Dari sisi kualitas kredit, Bank Nagari mampu menekan kredit bermasalah yang tercermin dari NPL turun dari 3,01 persen menjadi 2,95 persen pada tahun 2018,” sebutnya.

Dari sisi efisiensi, Dedy menyebutkan selama tahun 2018, Bank Nagari telah berupaya untuk selalu mengoptimalkan efisiensi di setiap proses bisnis. “Tercermin dari penurunan BOPO dari 83,39 persen pada tahun 2017 menjadi 82,33 persen pada tahun 2018,” ucap Dedy.

Tak kalah pentingnya, penilaian tingkat kesehatan bank periode 31 Desember 2018 berada pada peringkat komposit 2. Peringkat komposit ini mencerminkan kondisi bank secara umum yang sehat sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya. Apabila terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan.

“Penilaian dimaksud tercermin dari peringkat faktor-faktor penilaian profil risiko berada pada peringkat low to moderate (2), Good Corporate Governance berada pada peringkat 2, rentabilitas peringkat 3 dan permodalan juga berada pada peringkat 2,” tutur Dedy.

Ditambahkan Yasrizal Idrus, layanan Bank Nagari semakin berkembang, berinovasi serta beralih ke layanan digital. Seperti mobile banking, Nagari Cash Management, Nagari Money, Nagari Portal Payment. Kemudian, ATM Bank Nagari dengan kartu cluster, ATM co branding, SMS Banking.
“e-Samsat Sumbar, Western Union, BPDnet Online, Safe Deposit Box, layanan atm mobil, kas mobil dan produk layanan lainnya yang menjadi komitmen untuk selalu berkembang,” ucap Yasrizal. (*)
Previous Post Next Post