Dukungan Terhadap Ecobrick Masih Minim

Komunitas SMANJU (SMAN 7) Saat berada dirumah kreatif di Sukasari (photo : IST)
N3,Sarolangun, Solusi akar rumput sampah plastik yaitu dengan manfaatkannya untuk dijadikan sebuah karya . Ecobrik adalah sebuah metode meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik hingga benar-benar keras dan padat. Sedangkan tujuan ecobrick sendiri yakni untuk mengurangi sampah plastik, serta mendaur ulangnya.

Kepada media ini Mona Kabiyansa (37) Penggagas gerakan Ecobrick sarolangun  atau Sarolangun Ecobrick Movement saat berada dirumah Kreasi Daur ulang alamat Jln.makalam rt.06 rw.02 sukasari mengatakan,

“ Ecobrick adalah solusi untuk mengatasi polusi yang diakibatkan oleh limbah plastik bisa dijadikan sesuatu yang bermanfaat. Yang semula limbah bisa menjadi sebuah karya seni apabila diolah sedemikian rupa akan memiliki nilai jual “. Kata Mona Kabiyansa.

Mona juga menjelaskan, dirinya bersama komunitas Sarolangun Ecobrick Movement terus melakukan sosialisasi kesekolah –sekolah dan juga kantor – kantor  tentang memanfaatkan limbah plastik untuk dijadikan sebuah karya. Namun kegiatan sosialisasi tersebut belum sepenuhnya didukung oleh instansi atau dinas terkait akan tetapi justru yang ikut sebagai kader justeru berstatus ASN.

“ Untuk dinas terkait, supaya bisa ikut andil dalam mendukung atau mengsupport kegiatan ini. Kedepan, kami berharap masyarakat, komunitas, pemuda atau sekolah yang mau belajar bersama silahkan ikut bergabung dengan kami. Dan kita dengan senang hati untuk mengajarkan apa yang kita ketahui supaya tidak gagal faham tentang hubungan Ecobrick, plastik dan lingkungan “. Jelasnya.

Adapun Ecobrick yang telah dibuat oleh komunitas yang tergabung dalam SEM ditimbang dan didata serta dilabel di rumah kreatif Sarolangun Ecobrick Movement. Sedang komunitas yang telah tergabung itu diantaranya  Smanju Ecobrick Community (SMAN 7), Ecobricker Budak Sarolangun dan Kader bank sampah mekarsari yang tergabung dan belajar bersama di SEM (Sarolangun Ecobrick Movement).

Lebih lanjut, Mona menceritakan pengamannya disaat mula mendapatkan ide cemerlang seni ketrampilan ecobrick yang memanfaatkan limbah plastic tersebut.

“ Pengalaman  saya pertama  dalam mempelajari diteruskan memperdalam materi yang saya dapat dari seorang trainer ecobrick dunia yaitu trainer GEA (Global Ecobrick Alliance)bernama Reksi Suryanita (pacitan jawa timur). Disamping respon masyarakat positif  maka dari itu  pada tanggal 28 juli 2018. Saya membawanya ke kabupaten sarolangun “. Tandasnya. (nal)
Previous Post Next Post