Wagub Sumbar Dampingi Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan

N3, Sumbar ~ Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit mendampingi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, MAP dalam acara Seminar  Seminar Nasional Pendidikan (Semdik) FKIP Universitas Bung Hatta di Hotel Mercure Padang 24/09/2016 tentang Profesi Guru dan Tantangan Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pada kesempatan ini Mendikbud menjadi keynote speaker yang dipandu oleh rektor UBH Nicky Lutviarman.

Ini merupakan kunjungan pertama Mendikbut ke Sumatera Barat. Acara ini dihadiri oleh Sekjen Kemendikbut RI, Kadis Pendikbud Sumatera Barat Burhasman, Pimpinan Muhammadyah Sumatera Barat Sofwan Karim, para guru dan mahasiswa calon guru.

Mendikbut Muhadjir Effendy mengatakan, "Presiden memberikan 3 fokus kepada saya sebagai menteri, yakni pada pendidikan vokasi, kartu indonesia pintar, revolusi mental, yang terfokus pada isu disparitas dan kesenjangan.

Kesenjangan dibidang pendidikan terbagi 3, yakni kesenjangan struktural yakni ketidaksanggupan untuk sekolah, kesenjangan cultural yakni budaya menganggap sekolah tidak penting, dan kesenjangan spasial karena tempat yang jauh dan terpencil.

"Kartu Indonesia Pintar inilah cara kita membantu agar masyarakat miskin/ kurang mampu untuk dapat bersekolah", ucap Mendikbud.

Selain itu, Pemerintah sedang fokus pada pendidikan vokasi atau keterampilan. Dimana saat ini, struktur tenaga kerja di Indonesia seperti piramida tegak, dengan tenaga kerja yang tidak memiliki keterampilan sangat banyak.

Oleh sebab itu pemerintah mendorong pendidikan vokasi agar pendidikan terampil dapat meningkat, sehingga dapat meningkatkan daya saing. Faktor lemahnya daya saing disebabkan karna tidak ada pendidikan berkarakter, oleh sebab itu revolusi mental merupakan cara membentuk karakter bangsa.

Pendidikan berkarakter difokuskan di sd, smp, sma, smk. Fullday school bukan sekolah setaiap hari, tapi pentingnyan pendidikan karakter pada pendidikan dasar sd dan smp. Oleh karena itu, guru menjadi kunci penting dalam membangun karakter bangsa. Penting membuat guru menjadi sebuah profesi yang profesional.

Secara tunjangan untuk profesi guru sudah 80 triliun untuk 2 jutaan guru, namun aspek profesionalisme masih belum, Problemnya untuk mengembangkan pendidikan vokasi adalah terbatasnya guru, dan tidak ada LPT yang mata kuliahnya mencetak guru vokasi yang terampil, seperti guru dibidang kelautan/kemaritiman.

"Kita butuh 29 rb guru smk, namun guru tidak ada, dan LPTk juga tidak ada menfasilitasi", ucap Muhadjir Effendy.

Nantinya kita akan ada program upgrade guru, dimana kepada guru adaptif dibekali ilmu dan sekolah lagi keahlian minor yang produktif, seperti guru fisika disekolahkan lagi dalam bidang kelautan/kemaritiman, lalu merekrut pengalaman dari pelaut dengan diberi sertifikat, dan menjadikan lulusan murni ilmu kelautan misalnya untuk dijadikan guru.

"Butuh kebijakan, waktu yang cukup panjang, dan biaya yang cukup banyak untuk menjadikan guru profesional, dan jika guru telah profesional maka masalah pendidikan dapat dikatakan 50% telah teratasi, sehingga dapat menghasilkan generasi bangsa yang berkarakter baik", ucap Mendikbut Muhadjir Effendy. Aldo
Previous Post Next Post