Pemko Serius, Pendidikan Gratis Bukan "Lips Service"

N3, Padang ~ Masih banyak warga yang belum memahami tentang program pendidikan gratis. Program tersebut merupakan aspirasi masyarakat yang sudah disahkan DPRD dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2014-2019. Dengan adanya program ini warga kurang mampu sangat terbantu dalam pembiayaan sekolah anak-anak mereka.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Padang Habibul Fuadi membantah pandangan sejumlah pihak yang menyebut program ini cuma lips service, karena Pemerintah Kota Padang serius meluncurkan program tersebut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan menjangkau lebih luas anak usia sekolah dapat menikmati pendidikan.
"Konsekwensi dari program ini Pemerintah Kota Padang mengangggarkan sejumlah Rp. 115 miliar serta dana Bantuan Operasional Sekolah sebesar Rp.800 ribu bagi SD dan Rp. 1 juta untuk SMP. Dengan anggaran tersebut SPP dan uang pembangunan tidak lagi dipungut dari siswa," ujar Habibul Fuadi di kantornya, Senin (7/12).
Habibul menegaskan, pihak sekolah tidak dibenarkan lagi membebani orang tua siswa dengan pungutan-pungutan yang ditentukan dari pihak sekolah. Kecuali, yang sifatnya menyangkut kebutuhan keseharian anak yang memang sudah menjadi tanggung jawab orang tua. "Jika ditemukan sekolah yang melakukan pungutan dengan jumlah yang ditentukan, ini disinyalir sebagai pungutan liar. Jika terbukti, kepala sekolah bersangkutan akan diberhentikan," tegasnya.
Masyarakat perlu memahami, lanjut Kadisdik Kota Padang, program pendidikan gratis ini sebagai upaya Pemerintah Kota Padang untuk meringankan beban orang tua. Saat ini baru bisa diberlakukan pada sekolah-sekolah negeri di lingkup Dinas Pendidikan Kota Padang. Secara bertahap juga akan diupayakan bagi sekolah-sekolah swasta dan madrasah.
"Alhamdulillah, pendidikan gratis sudah dinikmati masyarakat terutama, warga yang kurang mampu. Mereka tidak lagi memikirkan bayaran bulanan dan uang pembangunan yang biasanya terasa sangat memberatkan," imbuhnya.
Apa yang disampaikan Kadis Pendidikan ini memang terbukti, sejumlah warga yang diminta pendapatnya tentang pendidikan gratis ini mengaku sangat merasa terbantu.
Seperti diungkapkan Zuraida (47) warga Kelurahan Dadok Tunggul Hitam, Kecamatan Koto Tangah. Wanita yang sehari-hari sebagai ibu rumah tangga dan suaminya buruh ini mengaku merasa sangat diringankan. Dia memiliki anak yang sekolah di SMKN 3 Padang dan SD 29 Dadok, meskipun dengan penghasilan rendah masih bisa menyekolahkan anaknya.
"Bagi kami yang rakyat kecil, sangat merasa diringankan dengan gratisnya uang SPP dan uang pembangunan ini. Uang yang harusnya kami bayarkan tersebut bisa untuk memenuhi kebutuhan lainnya," kata Zuraida.
Begitu juga, Kasini (62), warga miskin di Kelurahan Gunung Pangilun Kecamatan Padang Utara yang harus menyekolahkan seorang cucunya di SMA. "Kalau saja pendidikan di Padang tidak gratis, saya tidak mungkin menyekolahkan cucu saya karena saya sudah tidak mampu berusaha lagi. Untung ada pamannya yang membantu," ucapnya.**
Previous Post Next Post