Aceh Upayakan Pacuan Kuda Gayo Agenda Nasional

N3, Takengon - Gubernur Aceh, dr H Zaini Abdullah menyebut, lomba pacuan kuda tradisional Gayo sebagai aset budaya yang dapat meningkatkan pariwisata. Pemerintah Aceh akan mengupayakan ke Pemerintah Pusat agar olahraga rakyat yang menjadi ciri khas tanah Gayo itu masuk dalam kalender tetap pariwisata nasional.“Sehingga Gayo tidak hanya terkenal di dunia dengan Tarian Saman, tapi juga terkenal dengan pacuan kuda,” kata Gubernur, dalam pidato tertulis yang dibacakan Sekda Aceh, Drs Dermawan MM, dalam penutupan lomba pacuan kuda di lapangan Buntul Nege Blangsere, Kabupaten Gayo Lues.

Hadir dalam kesempatan itu, antara lain Bupati Gayo Lues, Ibnu Hasyim, Bupati Aceh Tengah Ir Nasharuddin, Kepala Bappeda Aceh Prof Abubakar A Karim dan Karo Humas Pemerintah Aceh HM Ali Alfata, jajaran Forkopimda dan sejumlah Kepala SKPK Gayo Lues.

Sekda Dermawan yang mengenakan celana jeans biru tampil penuh semangat. Ia mengatakan bahwa tradisi pacuan kuda merupakan aset budaya besar yang miliki Aceh. “lomba pacuan kuda adalah identitas lokal dan semua mesti bertanggungjawab untuk melestarikannya. Insya Allah, kami akan berikan dukungan secara khusus untuk pengembangan olahraga ini,” jelas Dermawan, disambut tepuk tangan meriah para undangan yang menyesaki tribun utama.

Mantan Kepala PKP2A IV LAN Aceh itu juga menekankan, semua elemen menjaga agar budaya ‘pacu kude’ tidak dirusak oleh perilaku yang melanggar hukum dan norma agama. Apalagi daerah Aceh telah menerapkan Syariat Islam. “Kita harus berprinsip bahwa lomba ini adalah bagian dari budaya, olahraga dan hiburan, bukan arena judi atau bertaruh,” pungkasnya.

Guyuran hujan, ternyata tidak menyulut semangat belasan ribu pengunjung untuk menyaksikan babak grand final event dua tahunan itu. Sebagian besar penonton bahkan rela ‘berhujan ria’ di luar pagar pembatas arena pacuan kuda. Seakan mengisyaratkan, guyuran hujan merupakan hal biasa bagi masyarakat di ‘negeri seribu bukit’ tersebut.

Lomba pacuan kuda dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-70 dan Peringatan 10 Tahun MoU Hensinki (Damai Aceh) yang berlangsung sejak 14 September 2015, berakhir dan ditutup oleh Sekda Aceh, Drs Dermawan MM, mewakili Gubernur. Hms
Previous Post Next Post