Review Mafia Minyak Aniaya Wartawan

Peristiwa bermula, sepulang jalan-jalan dari Bungus, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Kamis (2/1), wartawan MB FIGUR, melihat dari kejauhan sebuah mobil tangki pertamina dari arah Bungus Teluk Kabung belok kiri memasuki lokasi berpagar seng. Bersamaan dengan itu, telpon Yuamran bordering. Ketika berbicara melalui HP, suara yang entah berada dimana, mengatakan, bahwa disamping rumah makan Restu ibu, ada mobil tanki kecing (Curi BBM).

Tanpa pikir panjang, tiga Wartawan FIGUR datangi tempat dimaksud. Ketiganya sedikit terkejut, selain melihat mobil tanki berwarna putih merah, yang sedang mengeluarkan isinya berupa cairan (Diduga BBM) kedalam jerigen, tempat tersebut juga dekat dari mapolsek Lubuk Begalung yang jaraknya berkisar 100 m dari  mobil tanki dimaksud.

Ketika nanar telah sirna dari wajah ketiga wartawan FIGUR melihat pemandangan aneh itu, tanpa ba bi bu, handicame dikeluarkan dari sarungnya. Belum lagi kamera terpasang, puluhan orang menyerbu. Ada yang menggunakan balok, dan melempar dengan batu. Merasa tidak aman, wartawan dimaksud berusaha menghindar dari TKP.

Dua dari orang yang bermaksud mengambil gambar, berhasil meloloskan diri dari kepungan setelah mendapat bogem mentah. Namun sebaliknya, Bucherman berhasil dihajar walau sebelumnya dia telah berusaha menghindar dari Tempat Kejadian Perkara (TKP) menunju rumah makan Budi Baik. Di depan rumah makan itulah, lelaki hampir berusia setengah baya itu jadi bulan-bulanan.   

Bermaksud menyelamatkan rekannya, Bucherman, jadi bulan-bulanan pengeroyok. Satu lawan sekitar 30 orang. Walau jurnalis MB FIGUR tersebut mempunyai sedikit kemampuan menghadapi serbuan, namun tak ayal, dia babak belur dihajar sekawanan yang diduga mafia BBM. Punggung, mata dan batok kepala bonyok dan memar kena benda tumpul. Samping alis kiri sobek kena sabetan pisau. Selain dari kondisi yang demikian, Hand Phon Blak Brry (HPBB) lenyap disambar pengeroyok.

Dalam situasi menegangkan itu, ada pengendara sepeda motor yang peduli dengan kejadian itu. Dua orang yang mengaku anggota Polri Resort Kota Padang melerai penganiayaan itu dengan meletuskan senjata api keudara. Merasa mendapat pertolongan, Bucherman, menghidar dari amukan dan langsung menuju Mapolsek Lubeg.

Ironisnya, sesampai di Mapolsek Lubeg, laporannya tidak ditanggapi polisi setempat karena di SPK hanya ada dua orang anggota pada saat itu. Pada akhirnya, adanya telpon masuk kesalah seorang angota polisi yang berada di Mapolsek tersebut untuk segera menangani laporan penganiayaan itu. Dengan bergegas, anggota polsek yang menerima telpon dari seseorang segera menerima laporan Bucherman.

Sementara Brigadir Hendra Syaputra, menerima laporan Bucherman, datang seorang laki-laki yang mengaku wartawan Wira Pos dengan menunjukan KTA Pers Wira Pos yang lebih dikenal dengan panggilan Metek. Sebelum penerimaan laporan selesai, Hendra pergi meninggalkan Bucherman.

Sepeninggal Hendra, Bucherman pergi kekantin di temani IPTU Armen yang didampingi wartawan Wira Pos dengan panggilan Metek dan salah seorang temannya yang diduga bernama Nofi. Dalam kantin, metek jadi juru bicara mengatakan kalau Nofi menantu Man Lamang. Tujuan pembicaraan, adakan upaya damai. Karena orang yang diduga bernama Nofi menantu dari Man Lamang. Siapa Man Lamang?.

Belum juga selesai upaya metek mengajak damai Bucherman, Iptu Armen mendapat telpon dari seseorang yang mengatakan, jangan berdamai. Buat laporan lebih lanjut. Mendapat perintah dari orang diseberang telepon, laporan dilanjutkan dan Brigadir Hendra Syahputra menerima laporan itu dengan nomor : LP/06/K/I/2014/Lubeg. Seusai melapor, korban diantar oleh salah seorang anggota Polsek untuk di Visum pada RS Bayangkara di jalan Jati. Siapa penelepon itu?. Mungkin anggota TNI?.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak, seusai visum, Bucherman merasa pening kepala dan muntah muntah. Tanpa pikir panjang, dia dilarikan kerumah sakit dr  Reksodiwiryo (RS Tentara). Menjelang tengah malam, Tujuh orang wartawan FIGUR menuju Polsek Lubeg, mengantarkan hasil Visum. Seusai menyerahkan berkas,  kembali ke RST.

Belum juga lima menit sampai di ruangan Vip B.3, dimana Bucherman tergeletak ditempat tidur dengan wajah lebam membiru, pintu diketuk dari luar kamar. Ketika daun pintu dibuka, tampak dua orang berdiri didepan pintu. Saat ditanya siapa namanya, dia menjawab, Andi. Keteranganya lebih lanjut, dia pemilik pangkalan dimana mobil tanki warna putih merah sedang mengeluarkan isinya kedalam jerigen.

Adapun teman satunya, diam membisu. Pria berperawakan sedikit gempal, kulit putih berkacamata memakai topi dan bercelana pendek, yang diduga bernama Nofi adalah seorang angota Polisi Sektor Lubeg berpangkat Brigadir dengan nama lengkap Nofi Candra. Ada kepentingan apa keduanya mendatangi RST bermaksud menemui Bucherman?.

Dua hari sudah, Wartawan MB FIGUR itu tergeletak di tempat tidur. Kondisi semakin membaik. Tapi, proses hukum belum juga berjalan. Hingga saat ini, satu minggu sudah penganiayaan terhadap wartawan FIGUR terjadi, proses hukum belum juga tampak berjalan. Para pelaku masih berkeliaran melakukan aktifitas sehari-hari yaitu mencuri BBM ditempat yang sama. Ada apa dengan Polsek Lubeg?.

Masih dalam keadaan sakit, Bucherman dan teman-teman dari MB FIGUR, Minggu (5/1) mendatangi Polsek Lubeg untuk segera diperiksa berkas perkaranya. Dalam perjalanan ke Polsek Lubeg, tampak mobil berwarna putih merah bertuliskan Pertamina melakukan kegiatan yang diduga menyalin isinya dari mobil tanki ke Jerigen dengan membuka tutup Tanki bagian atas.

Setiba di Polsek Lubeg, Bucherman juga memberitahukan bahwa ada mobil tanki yang sedang menyalin minyak dari tanki ke jerigen dengan membuka tutup tanki bagian atas. Namun pemberitahuan itu, tidak ditangapi oleh anggota Polisi Sektor Lubeg yang diberi tahu.

Selain itu, pemeriksaan terhadap Bucherman tidak dilakukan dengan segera. Anggota Polsek Lubeg bagai memainkan bola terhadap Korban penganiayaan. Karena tidak ada anggota yang mau memeriksa perkara Bucherman. Pada akhirnya, Emik, adik Bucherman menelepon Kanit Polsek Lubeg, Jaswir bahwa kami sudah di Polsek dan tidak ada yang mau memeriksa Bu7cherman sebagai korban penganiayaan.

Beberapa saat kemudian, salah seorang ppenyidik menerim a Bucherman dan memeriksanya. Penyidik tersebut mengatakan, bukan tidak mau memeriksa Bucherman tapi berkasnya belum diterima termasuk Visum dari Rumah Sakit Bayangkara. Jadi, pemeriksaan terhadap Bucherman pada Minggu (5/1) tanpa ada bukti Visum Rumah Sakit.Andree


Previous Post Next Post