Tagak Gala

Nn, Pariaman -- Kegiatan Tagak Gala merupakan kegiatan penguatan adat dan budaya sekaligus pelestarian nilai-nilai budaya bangsa. Saat ini kita amat prihatin dengan kondisi dimana banyak Tagak Gala ini tidak dapat dilakukan oleh anak kemenakan dalam suku karena persoalan keuangan yang sulit. Menyikapi ini mungkin perlu diambil langkah-langkah agar Tagak Gala ini dapat dilakukan secara serentak oleh beberapa suku dalam satu alek nagari dengan simbol satu ekor kerbau saja, sehingga kepemimpinan penghulu dalam kaum dapat berjalan secara baik untuk kemajuan nagari itu sendiri.

Ini disampaikan Wakil Gubernur Muslim Kasim dalam acara Tagak Gala Suku Guci, Mothia Aziz Dt Nan Basa, Korong Kampuang Guci Nagari Lubuak Pandan dan Batagak Gadang, Melewakan Gala Rangkayo Rajo Tiansi kepada Zubaili Rajo Tianso Kota Marapak, nagari Koto Tinggi Kecamatan Enam Lingkung. Hadir dalam acara tersebut, Tokoh Masyarakat LetjenPurn. Syamsul Djalal, Buya Mhd. Bagindo Leter, Kabiro Humas Irwan,S.Sos,MM Dt Naando, Bupati Ali Mukni, serta beberapa Kepala SKPD dilingkungan Pemkan Padang Pariaman.

Muslim Kasim Dt Sinaro Basa lebih jauh menyampaikan, kita menyadari peran penghulu dalam meningkatkan pembangunan di nagari sangatlah penting, terutama dalam Kerapatan Adat Nagari ( KAN). Selain itu kegiatan Tagak Gala ini juga merupakan upaya menjaga sako dan pusako anak kemenakan dalam kaum di Nagari.

Dalam membangun harga diri dan martabat bangsa dalam masyarakat tidak terlepas dari bagimana kita mampu melestarikan adat dan budaya diera globalisasi saat ini. Tanpa itu masyarakat kita akan terlindas dan hilang kerancuan dan ketidak pastian pengaruh globalisasi ini.
Negara maju sekalipun, Jepang, Cina, India dan lain-lain sebagainya mereka terus memberikan perhatian yang penuh terhadap pelestarian budaya mereka. Saat ini kita mesti berperan dan berbuat lebih, dimana pertumbuhan ekonomi dunia telah mengarah kekuatan negara-negara di Asia- Asian Tenggara.

Jangan kita hanya sebagai pasar produksi mereka-mereka yang hebat, masyarakat kita mesti terus berpacu secepatnya, meningkatkan daya saing tanpa mengabaikan nilai-nilai adat dan budaya sendiri. Karena orang akan menghargai kita pada saat kita kukuh dalam kepribadian dan budaya sendiri, ujarnya.

Muslim Kasim juga menyampaikan, kita perlu juga belajar dengan tiga prinsip orang-orang China, pertama Kiyashun yakni orang cina itu takut kalah karena itu mereka terus berusaha sangat keras setiap waktu.

Kedua Khiyashi, takut mati, mereka bekerja keras, berstategis membangun diri dan usaha agar tidak pernah mati, mereka berpikir untuk usaha yang terus mampu bertahan tetap hidup. Ketiga Kirayushi takut lepas, karena itu setiap detik dan waktu mereka berupaya bertahan sekuat hati. Dengan prinsip-prinsip ini tentu kita dapat belajar untuk berkarya, berbuat, berinovasi lebih baik lagi, sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter budaya sendiri. Jadi kita masyarakat dan negara yang besar dan disegani negara lain dengan diawali dengan keyakinan akan karakters kepribadian adat budaya sendiri, ajakanya. Zardi
Previous Post Next Post