Satu Petani Satu Sapi (2)

Prof Dr. Irwan Prayitno
 

TERNYATA ide kecil tersebut mendapat apresiasi dari Dirjen Peternakan Kementerian Pertanian RI drh. Prabowo Respatiyo MM. PhD. yang sengaja hadir pada acara peluncuran program tersebut. Dengan bersemangat dirjen mengatakan ide program tersebut sangat luar biasa, orsinil dan satu-satunya di Indonesia.
Beliau sangat yakin program tersebut akan bermanfaat bagi masyarakat karena memiliki empat unsur yaitu profitable, simple, advertable dan duplicable. Profitable berarti menguntungkan, simple dalam arti program tersebut sederhana dan mudah dilaksanakan, duplicable dalam arti bisa diduplikasi sehingga bisa ditiru untuk diterapkan di tempat lain.

Dirjen mengatakan program tersebut tidak hanya akan menambah penghasilan petani, tetapi juga akan menjadi amal ibadah bagi petugas pelaksana program tersebut. Beliau berjanji akan mendukung dan membantu agar program tersebut terus berlanjut.

Ide program satu petani satu sapi muncul dari kenyataan bahwa 60,7 persen penduduk Sumatera Barat adalah petani. Namun sayangnya rata-rata pendapatan mereka per tahun masih rendah dan belum sejahtera. Penyebabnya adalah rata-rata petani kita hanya memiliki lahan 0,3 hektar lahan per KK.  Fakta ini menyebabkan jam kerja petani tidak optimal dan sudah tentu pendapatan yang diperoleh tidak juga maksimal.
Padahal kearifan tradisional masyarakat Minang telah lama menganut konsep padi masak jaguang maupiah, taranak bakambang biak, ikan mambangkik pulo. Dalam konsep modern yang belakangan kian populer konsep tersebut dikenal dengan istilah integrated farming (pertanian terpadu).

Dalam konsep pertanian terpadu, petani tidak hanya memiliki satu jenis usaha seperti sawah saja misalnya, tetapi juga dikombinasikan dengan ternak sapi, ikan atau kebun. Dengan demikian diperoleh nilai tambah untuk meningkatkan kesejahteran petani.

Post a Comment

Previous Post Next Post