Vaksinasi Kedua: Dandim 0319/Mentawai Mari Dukung Program Pemerintah
Czi Bagus Mardyanto
Czi Bagus Mardyanto
![]() |
Penyerahan bantuan untuk warga |
Pati, nusantaranews.net - Sudah sekitar 14 hari wilayah Kabupaten Pati khususnya di 6 kecamatan terendam banjir, walaupun saat ini sudah berangsur-angsur surut, namun dibeberapa wilayah masih cukup tinggi.
Sekian waktu terkepung banjir tentunya menyulitkan masyarakat yang terdampak banjir untuk beraktivitas unutuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dampak yang ditimbulkan akibat banjir tersebut juga sudah sangat terasa termasuk gejala gangguan kesehatan sudah banyak timbul.
Peduli dengan kondisi tersebut, Kodim 0718/Pati bersama relawan dari Markas bersama As-sunah, yayasan Akhlakul Karimah, yayasan Insan Cendekia Mulia Pati serta komunitas Pati mengaji mengadakan kegiatan bhakti sosial pengobatan secara gratis di balai Desa Ngastorejo Kecamatan Jakenan. Dalam kegiatan tersebut juga dibagikan 50 paket sembako dari alumni angkatan 96 SMPN 8 Pati. Kamis, (18/02/2021).
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Dandim 0718/Pati Letkol Czi Adi Ilham Zamani, SE, M.I.Pol didampingi oleh Ketua Persit KCK cabang XXXIX Dim Pati Ny. Iing Adi Ilham Zamani, Kasdim Pati Mayor Inf Much.Sholihin, S.Ag, M.Si, Forkopincam Jakenan, Kades Ngastorejo Poniman beserta perangkat desa.
Ditemui media, Dandim Pati menuturkan bahwa kegiatan bhakti sosial ini adalah berkat kerjasama antara Kodim Pati bersama relawan dari Markas bersama As-sunah, yayasan Akhlakul Karimah, yayasan Insan Cendekia Mulia Pati serta komunitas Pati mengaji yang dipelopori H. Purwanto dan didukung oleh Puskesmas Jakenan dan DKT (Dinas Kesehatan Tentara) Rumah sakit Marga Husada Pati.
“Kodim Pati bersama teman-teman relawan yang dipelopori oleh H. Purwanto melaksanakan pengobatan masal di Desa Ngastorejo. Kita ketahui bersama bahwa banjir telah terjadi hampir 14 hari tentunya berdampak terhadap kesehatan masyarakat,”Ujar Dandim.
Dandim berharap kegiatan bakti sosial ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat yang terdampak banjir. Dia juga menambahkan selain kegiatan pengobatan masal di Desa Ngastorejo Jakenan, kodim Pati juga memberikan bantuan 50 paket natura yang hari ini juga dibagikan di Desa Kosekan Kecamatan Gabus.
H. Purwanto ketua Yayasan Akhlakul Karimah mengatakan, hari ini kita sudah yang kedua kali mengadakan pengobatan gratis di Desa Ngastorejo.
" Kali ini dilanjutkan edukasi kepada anak-anak (Trauma Healing). Kita hari ini membawa dukungan obat berupa spray (obat semprot untuk gatal kulit) ada juga donasi berupa Alqur’an untuk mushola dan masjid,”kata Purwanto.
Kades Ngastorejo Poniman menambahkan bahwa ada sekitar 150 rumah yang terdampak banjir dan sekitar 140 hektar sawah yang hingga saat ini masih terendam banjir dengan ketinggian rata-rata 5 sampai 40 cm.
“Terimakasih atas kegiatan bhakti sosial berupa pengobatan serta bantuan lainnya dari Pak dandim pati bersama komunitas serta relawan, tentunya ini sangat dibutuhkan oleh nmasyarakat desa Ngastorejo,”kata Poniman.
Acara pengobatan masal pagi tadi diikuti oleh sebanyak 110 warga, dewasa maupun anak-anak dengan rata-rata mengeluhkan sakit pusing, sakit perut, ISPA, gatal-gatal pada kulit serta pemeriksaan tensi darah.
Usai menghadiri kegiatan bhaksos pengobatan di Desa Ngastorejo, rombongan Dandim Pati melanjutkan kegiatan penyerahan bantuan sebanyak 50 paket natura di desa Kosekan kecamatan Gabus yang didistribusikan kerumah masyarakat menggunakan perahu karet (LCR) dukungan dari Danrem 073/Makutarama.(Snpt/m@s)
![]() |
Pondasi Kantor Kecamatan Longsor Timpa Warung Milik Warga |
![]() |
Hujan Deras Berakibat Tanah Longsor di Beberapa Tempat |
Wonosobo, nusantaranews.net - Hujan lebat yang terjadi di wilayah Wonosobo mulai siang hari hingga malam hari mengakibatkan beberapa tempat mengalami longsor. Seperti di Dusun Kalikuto Desa Candimulyo Kertek, tanah longsor menimpa rumah Amidi dengan korban luka ringan dan rumah rusak berat. Ditempat terpisah di jalan Sapuran – Magelang tepatnya di Dusun Siroto Desa Kagungan Kepil tanah longsor menutup separuh jalan dan di Dusun Cikal Desa Pecekelan Kecamatan Sapuran telah terjadi tanah longsor yang mengakibatkan akses jalan kampung tertutup. Rabu (17/2)
Mendapat laporan longsor tersebut Komandan Kodim 0707/Wonosobo Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat memeritahkan kepada Danramil agar memantau perkembangan wilayah yang terjadi. Berikan pertolongan pertama mengingat saat ini cuaca sudah gelap, hujan masih turun sehingga jika melakukan aktifitas bisa membahayakan.
“Kepada Danramil jajaran Kodim 0707/Wonosobo semua memantau wilayah masing – masing, hujan masih sering turun dengan intensitas tinggi sehingga peluang terjadi longsor di Wonosobo sangat tinggi. Kerahkan semua potensi yang ada diwilayah untuk mencegah atau meminimalkan terjadinya bencana. “ Ungkap Dandim
“Besok pagi jika cuaca sudah cerah segera laksanakan perbantuan terhadap wilayah yang terjadi bencana. Saat melaksanakan karya bakti jangan lupa tetap menerapkan protokol kesehatan, sehingga tidak menambah persoalan baru. Dan juga perhatikan faktor keamanan. Sebab bisa saja sewaktu waktu longsor susulan terjadi lagi.” Pungkas Letkol Czi Wiwid Wahyu Hidayat. (Pen0707/m@s)
![]() |
RAT Primkopad C.07 |
Pati, nusantaranews.net - Rapat Anggota Tahunan (RAT) Primer Koperasi Kartika C. 07 /Pati ke-51 dan tutup buku tahun 2020 dengan mengusung tema " Optimalkan SHU demi kesejahteraan anggota koperasi Kartika” hari ini digelar di Markas Kodim 0718/Pati. Selasa, (16/02/2021).
Dalam kegiatan RAT tersebut diberlakukan protokol kesehatan ketat dengan mengambil tempat di garasi Kodim Pati mengingat kondisi masih pandemi sehingga kegiatan dilaksanakan diruang terbuka dengan menghadirkan perwakilan anggota Koperasi Primer C.07/Pati.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut adalah Staf Ahli Pangdam IV/Diponegoro bidang operasi militer perang Kolonel Kav Purwadi,S.Sos, Dandim 0718/Pati Letkol Czi Adi Ilham Zamani, S.E, M.I.Pol, Kasdim 0718/Pati Mayor Inf Much Sholihin, S.Ag, M.Si, Pembina Puskopad Dam IV/Dip Mayor Caj Sri Wahyuni, Kaprimkopad C07/Pati Kapten Inf Sudirman beserta pengurus, pengawas koperasi Lettu Inf Suwoyo dan Ketua Persit Cabang XXXIX Dim 0718/Pati.
Dalam sambutannya, Staf ahli Pangdam IV/Diponegoro bidang operasi militer perang Kolonel Kav Purwadi,S.Sos mengatakan, Primkopad membawahi Kodim dan Satdisjan sehingga mempunyai anggota dengan jumlah besar dan modal yang cukup banyak sehingga memiliki potensi besar untuk berkembang.
“Dibutuhkan kepedulian anggota agar memanfaatkan koperasi untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya sehingga koperasi bisa mendapatkan laba yang nantinya akan kembali juga kepada anggota koperasi,”lanjutnya.
Kolonel Purwadi berharap ada fungsi bidang pendidikan sehingga bisa dimanfaatkan untuk pelatihan kepada seluruh anggota karena kepengurusan koperasi suatu saat akan berganti sehingga diharapkan anggota semua mampu dan siap apabila nanti terpilih sebagai pengurus.
Sementara itu Dandim 0718/Pati Letkol Czi Adi Ilham Zamani sebagai pembina Primkopad C07 menyampaikan bahwa anggota koperasi sebanyak 650 orang merupakan jumlah yang besar dan berpotensi untuk pengembangan koperasi.
“Penilaian saya, koperasi sudah berjalan dengan baik, hal ini terbukti karena target laba untuk tahun ini sudah terpenuhi. Tentunya ini dapat dimaksimalkan lagi karena mengingat keuntungan yang terbesar adalah berasal dari Usipa dan Sembako serta barang lainnya, namun saat ini masih kurang sehingga perlu kepedulian seluruh anggota,”ujar Dandim.
Dandim juga mengusulkan kepada seluruh anggota agar berbelanja tiap bulan untuk kebutuhan rumah tangga dengan menggunakan voucer yang nantinya dapat ditukar dengan sejumlah barang dikoperasi sehingga ada keuntungan masuk melalui penjualan barang.
“Karena bila anggota belanja diluar maka yang menikmati untung orang luar, tapi bila belanja dikoperasi sendiri maka untungnya bisa kembali lagi kepada anggota.”sambungnya.
Diakhir acara RAT dilakukan undian sejumlah doorprize yang diperuntukkan bagi anggota serta dilanjutkan acara pemilihan ketua koperasi yaitu Kapten Inf Suyani yang berhasil terpilih dan akan memimpin Primer Koperasi Kartika C. 07 /Pati pada masa bakti tahun 2021 -2023.(Snpt/m@s).
Oleh: Mulyaningsih
(Pemerhati Masalah Anak, Remaja, dan Keluarga)
Hari berganti hari, Februari kini telah menyapa kita. Berbagai kejadian mewarnai negeri ini dan silih berganti kebijakan menjadi suatu hal yang pasti terjadi. Termasuk pada permasalahan yang hilir mudik mewarnai negeri ini.
Seperti yang baru-baru ini menjadi sorotan publik adalah terkait dengan dinar dan dirham. Pekan ini Bareskim Mabes Polri resmi menahan Zaim Saidi (Pendiri Pasar Muamalah) di Depok, Jawa Barat. Zaim menjadi tersangka setelah pemberitaan terkait koin dinar dan dirham yang menjadi alat traksaksi pembayara di pasar. (cnnindonesia.com, 07/02/2021)
Zaim ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan berdasarkan ketentuan pasal 9 UU No 1 tahun 1946 tentang peraturan Pidana dan/atau pasal Pasal 33 UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.
Di sisi lain, PP Muhammadiyah mempertanyakan proses hukum terhadap aktivitas Pasar Muamalah yang menggunakan dinar dan dirham dalam bertransaksi. Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi (KH Anwar Abbas) membandingkan hal tersebut dengan banyaknya penggunaan uang asing termasuk dolar, dalam transaksi wisatawan asing di Bali. Menurutnya, jika transaksi menggunakan uang asing berlangsung masif di Indonesia, maka kebutuhan rupiah tentu akan menurun. Sehingga bisa-bisa nilai tukar rupiah akan menurun dan tidak baik bagi perekonomian nasional. (kumparan.com, 05/02/2021)
Terkait hal ini, Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan transaksi menggunakan koin dinar dan dirham di Pasar Muamalah tersebut melanggar aturan sistem keuangan Indonesia. Menurut Ma’ruf, penggunaan mata uang Rupiah sudah diatur dan menjadi alat transaksi yang sah dalam sistem keuangan Indonesia. Karena itu, pemakaian dinar dan dirham untuk alat transaksi dianggap tak sesuai aturan.
Kombes Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, Zaim Saidi menjalankan Pasar Muamalah untuk komunitas masyarakat yang ingin berdagang dengan aturan yang mengikuti tradisi pasar di zaman Nabi. (kumparan.com, 04/02/2021).
Fakta di atas bagai dua sisi mata uang. Di sisi yang lain pemerintah berupaya menggaungkan syariat islam lewat Gerakan Nasional Wakaf Uang (GNWU) dan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES). Namun, di sisi yang lain justru pemerintah dengan tegasnya menolak syariat Islam. Padahal sejatinya hal tersebut hanya bagian kecil saja. Sebut saja pada kasus dinar dirham, kriminalisasai para ulama, represif terhadap ASN, dan kasus jilbab di SMK N 2 Padang.
Semua yang dilakukan sebagai bentuk upaya untuk menghilangkah sisi syar’i yang melekat erat pada Islam. Telah nyata bahwa rezim kian gencar untuk melakukan berbagai macam upaya untuk mengeluarkan berbagai kebijakan anti-Islam. Dan tentunya kembali lagi, mengkriminalisasi pada istilah syar’i. Ataukah juga ingin membendung keberadaan atau posisi umat yang sekarang kian dekat dengan aturan Islam, walaupun jika ditakar masih dalam sisi individu semata. Di sisi lain apakah juga rezim ingin membuat definisi sendiri terkait dengan syar’i itu sendiri? Sehingga menggiring umat untuk terus menuju pada pengertian sesuai atau merujuk pada versi rezim.
Allah Swt. berfirman, “Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS An-Nisaa: 59)
Makna syar’i yang sesuai tentunya berasal dari sumber yang benar, bukan berasal dari akal manusia semata. Sumbernya jelas yaitu berasal dari Al-Quran dan Sunah serta dalil-dalil syariat (Al-Quran, Sunah, Ijmak Sahabat, dan Qiyas). Sehingga tidak terlontar definisi tanpa ada sumber secara pasti. Tentunya kita semua mengerti bahwa dalam sistem sekarang ini (sekuler) semua hal boleh dilakukan alias ‘bebas’ dan tak ada istilah halal serta haram. Tolak ukur yang ada dalam benak mereka adalah sisi manfaat (maslahat) saja. Utamanya dari kaca mata ekonomi, yaitu mendatangkan tambahan ‘income’ bagi mereka. Sebagaimana saat sebelumnya, dana haji telah digunakan secara pasti untuk proses pembangunan negeri. Dan saat ini kembali melirik dengan tajam pada sisi wakaf umat yang dinilai begitu banyak kisarannya. Sehingga antusias untuk mengelolanya dengan baik.
Sedih memang, jika kita melihat hal tersebut. Namun, apa yang kemudian bisa kita lakukan? Tentunya tetap berada pada koridor yang sesuai dengan syar’i dan senantiasa menyampaikan kebenaran. Maka insyaAllah lambat laun umat akan sadar dan paham akan makna sesungguhnya tanpa peduli lagi terhadap definisi dari penguasa yang sedang berkuasa.
Berbagai istilah yang sering kita dengar nampaknya menjadi deretan kata yang dianggap tak sesuai atau selalu di framing jahat. Seperti istilah khilafah, jihad, poligami, jilbab, dan khimar di posisikan sebagai deret kata pesakitan yang keberadaannya mengancam dari HAM (Hak Asasi Manusia).
Begitulah gambaran nyata rezim saat ini, ibarat dua sisi mata uang yang saling bertentangan. Ssatu sisi melirik pada Islam, namun pada sisi sebaliknya bersikeras bahkan menentang dengan segenap jiwa raga terkait dengan hal tersebut. Padahal sejatinya Islam adalah jawaban atas seluruh persoalan kehidupan manusia. Sebagaimana pernah diterapkan selama 1300 tahun lamanya.
Walhasil, sekarang makin membuka mata kita bahwa rezim saat ini benar-benar telah anti-Islam.
Innalillahi, Astagfirullah. [ ]