Menjaga Generasi dengan “ Internet Layak Anak” , Cukupkah?

Oleh : Siti Subaidah
(Pemerhati Lingkungan dan Generasi)

Internet merupakan salah satu penemuan terpenting dalam sejarah peradaban manusia. Dari internet inilah muncul berbagai macam penemuan baru yang semakin mempermudah aktivitas manusia dalam kesehariannya. Tak ayal, internet kini bagai kebutuhan pokok yang harus ada terutama bagi mereka yang hidup di daerah perkotaan. 

Namun sayang ibarat dua sisi mata uang, nyatanya keberadaan internet tak luput dari dampak negatif yang ditimbulkan. Akses internet yang kian mudah didapat menyebabkan siapa saja bisa menggunakannya, termasuk anak-anak dan remaja. Hal inipun menjadi perhatian bagi sejumlah instansi pemerintahan. Salah satunya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Mereka menilai internet di Indonesia belum layak anak karena masih ada iklan rokok yang mudah diakses dan dilihat anak-anak.

“Media yang masih mengiklankan produk rokok, belum bisa dikatakan sebagai media yang ramah anak. Di sisi lain, juga penting penguatan anak sebagai pengguna media diedukasi tentang akses informasi yang layak dikonsumsi”, kata Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Lenny N. Rosalin 
Adanya alasan iklan rokok sebagai indikator penentu sebuah media layak atau tidak bagi anak nampaknya tidak sepenuhnya tepat. Karena bahaya internet tak hanya dari iklan rokok saja tetapi juga dari konten-konten tertentu. Seperti konten yang mengandung kesyirikan hingga konten yang berbau pornografi. Hal ini jauh lebih besar dampaknya bagi perkembangan jiwa anak.

Adanya upaya pemerintah untuk mewujudkan “Internet Layak Anak” adalah sesuatu yang patut diapresiasi. Namun upaya ini pun hanya akan menjadi sebuah teori jika kita berkaca pada sistem yang diterapkan sekarang. Asas sekuler demokrasi yang dianut negara ini menjadikan agama yang harusnya menjadi pedoman hidup dikesampingkan. Standar halal dan haram tidak lagi dipakai. Kebebasan berekspresi dan bertingkah laku menjadi jargon bagi mereka untuk melakukan semaunya tanpa peduli dengan dampak yang ditimbulkan. Sampai kapan pun, pemasalahan ini tidak akan menemui titik penyelesaian selama sistem sekuler demokrasi ini masih dipakai di negara ini.

Menjauhkan aturan agama dari kehidupan merupakan sebuah kesalahan yang fatal. Mengapa? Karena aturan agama ada untuk menjadi rambu kehidupan agar manusia senantiasa berada di jalur yang benar. Jika rambu ini di hilangkan dan diganti hanya dengan kesadaran (taqwa) individual maka akan sama saja jadinya. Seberapa mampu seseorang untuk bisa senantiasa perpegang teguh pada agama di tengah gempuran pemikiran liberal yang ada saat ini. Maka satu-satunya jalan adalah menerapkan aturan agama ini kembali yakni aturan islam yang berasal dari Yang Maha Benar.

Islam merupakan satu-satunya sistem terbaik yang memiliki mekanisme komperhensif dalam menjaga generasi. Dengan dasar bahwa negara merupakan perisai umat maka segala hal yang dapat menyebabkan pada penjerumusan dan pengerusakan aqidah akan dihilangkan. Dalam hal internet misalnya, konten-konten yang tidak sejalan dengan syariat islam akan dihapus. Tidak hanya itu segala bentuk media baik itu visual, cetak dan digital akan di senantiasa diawasi agar tidak berjalan ke arah yang menyimpang. Aturan hukum yang tegaspun akan menyertai sehingga tidak akan celah untuk merusak pemikiran umat.

Negara pun bertanggung jawab menciptakan lingkungan kondusif yang semakin memantapkan keimanan. Dengan penerapan sistem pergaulan dalam islam maka generasi-generasi yang ada saat ini akan terbentengi dari pengaruh-pengaruh buruk dan senantiasa sibuk dengan ketaatan. Ada ungkapan bijak, “Jika seseorang tidak menyibukkan diri dalam kebenaran, pasti sibuk dalam kebatilan.” . Hal inilah yang harusnya dihindari.

Selain itu ketahanan keluarga juga sangat diperlukan. Kita ketahui bersama bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari lingkungan terkecil yakni keluarga. Dalam islam keluarga dalam hal ini peran orang tua adalah wajib memberikan pemahaman aqidah sejak dini bagi anaknya. Aqidah inilah yang akan menjadi bekal bagi anak untuk dapat menentukan sikap terhadap perkara-perkara yang akan ia temui kelak. Kepribadian islam pun akan muncul manakala seseorang sudah memiliki pemahaman dan tsaqafah islam dalam dirinya.

Inilah beberapa mekanisme yang ada pada islam. Mulai dari keluarga, lingkungan dan negara bersinergi menjaga generasi  dari segala kerusakan pemikiran dan moral. Maka mewujudkan “Internet layak anak” hanyalah sebuah perkara kecil karena islam menjaga generasi dari segala macam arah. Sehingga ketika ini terlaksana bukan hanya internet saja yg layak anak akan tetapi semua problematika remaja pun akan terselesaikan dengan sempurna. Wallahu a’lam bishawab
Previous Post Next Post