Fenomena Mualaf di Tengah Masyarakat

Oleh: Oom Rohmawati 
(Member Akademis Menulis Kreatif) 

Ketika mendengar seseorang masuk Islam, sebagai seorang muslim yang beriman tentu akan merasa bahagia dengan kabar berita tersebut . Ada dua keberuntungan bagi saudara baru kita ini, yaitu Allah SWT menulis semua kebaikan yang pernah  dilakukan dan dihapus semua keburukan yang pernah dilakukannya: "Kemudian ada qishas (balasan yang baik) kebaikan dibalas 700 kali lipat sedangkan satu keburukan dibalas satu keburukan, kecuali Allah mengampuninya" (HR. Nasai)._ 

Seperti halnya seorang presenter terkenal Dedy Corbuzier, pembawa acara salah satu stasiun televisi. Kini sedang ramai diperbincangkan terkait keputusannya untuk berpindah keyakinan dari asalnya beragama Katolik sekarang memeluk agama Islam. 

Dengan disaksikan banyak orang beliau mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai syarat menjadi Mualaf pada hari jumaat 21 Juni 2019. Yang dibimbing oleh seorang pemuka agama Gus Miftah. 

Suatu hal yang menggembirakan, ketika  seseorang  tertarik pada Islam dan memutuskan untuk  menjadi Mualaf. Namun tentu saja akan banyak tantangan yang akan dihadapi, seperti dari keluarga yang mungkin belum siap menerima keputusan pindahnya keyakinan salah satu anggota keluarganya. Tak sedikit yang mendapatkan perlakuan kejam, kehidupan ekonomi menjadi sulit bahkan pengusiran untuk meniunggalkan rumah.

Kenyataan ini menunjukkan sangat perlu perlindungan dari negara agar keislamannya kuat dan bisa tetap istiqomah. Perhatian dan dukungan dari  Negara tidak hanya sebatas memberikan zakat, tetapi banyak faktor yang mesti mendukung agar para mualaf istiqomah dalam keislamannya. 

Namun saat ini, sistem demokrasi yang menjadi landasan negeri ini, mualaf dianggap bukan tanggung jawab pemerintah.  Akibatnya, tak sedikit para Mualaf yang menjadi labil di dalam mempertahankan keislamannya. Kalaupun ada pembinaan yang dilakukan oleh lembaga-lembaga sosial keagamaan seperti mualaf center, lembaga tersebut  jangkauan dan dukungan dana  terbatas. 

Sebab menjadi seorang mualaf bukan hanya sekedar  awalnya tidak shalat menjadi shalat. Akan tetapi  banyak sekali yang dibutuhkan untuk membina para mualaf atau orang-orang yang masuk Islam ini, agar kuat keislamannya. Dalam sistem Islam mereka diberikan pendidikan dasar Islam seperti penguatan tentang aqidah, tata cara shalat, bimbingan membaca al-quran dengan kontinyu dan kajian Islam lainnya untuk menunjang keislamannya. 

Selain Al-Quran buku-buku dan peralatan ibadah lainnya dibutuhkan juga kajian intensif agar mereka dapat belajar efektif mengkaji Islam secara benar dan dapat diskusi secara langsung. Karena dalam Islam , ini merupakan tugas seorang pemimpin juga negara dalam melindungi agama (Islam) dari ancaman pemurtadan, intimidasi dan penistaan.

Jika seseorang masuk  Islam sebagai mualaf akan mendapatkan perhatian, pembinaan dan bimbingan. Sehingga dapat menjalankan keislamannya secara istiqomah dengan baik dan benar sesuai Al-Quran dan as-Sunnah. Maka hanya sistem Islamlah yang mampu menjaga para mualaf mendapatkan haknya, yaitu negara Khilafah yang di pimpin oleh seorang khalifah. 
Wallahua'lam bish-shawab []

Previous Post Next Post